Si 1 Tahun: Mudah Takut

 

Si kecil tiba-tiba ketakutan karena sesuatu yang baru ia lihat dan alami.
Seperti misalnya bunyi hair dryer yang sedang Anda pakai mengeringkan rambut membuat si kecil menjerit, “Ayaaaaaaah....!” sambil mendekap kuat ayahnya. Ia sangat ketakutan. Begitu juga ketika Anda mengajaknya jalan-jalan ke taman bermain baru yang belum dikenalnya, si kecil tampak takut. Padahal taman bermain biasanya menjadi tempat favorit si 1 tahun. Ada apa sebenarnya dengan si 1 tahun?

Respons bahaya. Si 1 tahun biasanya takut suara keras atau nyaring, barang asing, orang asing, atau situasi yang tidak familiar. Tidak apa-apa. Anda tidak perlu resah dengan keadaan ini. Memang si kecil terkesan mudah sekali takut, tetapi ketakutan ini masih dalam batas wajar, dan bukan pertanda ia bakal menjadi penakut.

Sebenarnya rasa takutnya merupakan respons anak dari sesuatu yang dianggapnya berbahaya. Si 1 tahun hanya masih belum terbiasa dan masih harus belajar mengenal hal-hal baru. Anak butuh waktu beberapa saat untuk mengenal sesuatu yang dianggapnya baru atau asing itu. Sesudah mengenali maka secara berangsur hilanglah rasa takutnya.

Tunjukkan dan kenalkan. Ajaklah si kecil ke sumber rasa takutnya, kemudian jelaskan apa sebenarnya sumber rasa takutnya. Misalnya Anda bisa mengatakan, “Ini namanya pengering rambut, gunanya untuk mengeringkan rambut basah. Nah, suara tadi itu dari pengering rambut ini, jadi nggak perlu takut sama ini.”

Kemudian Anda ajak si 1 tahun ikut menyentuh sumber takutnya, dengan begitu anak  belajar mengenal sesuatu yang baru itu dari sensasi sentuhan pada kulitnya. Si kecil juga bisa mengembangkan kesadarannya pada segala sesuatu di lingkungan sekitar. Dengan menunjukkan dan mengenalkan anak pada barang-barang, suara-suara, orang, atau ruangan yang baru, dapat mengurangi takutnya.

Jangan jadikan senjata. Tak jarang orang tua menggunakan sumber rasa takut anak sebagai sarana menakut-nakuti anak agar patuh. Ada baiknya jika ketakutan anak terhadap sesuatu tidak disalah gunakan sebagai senjata. Cara ini malah mendorong anak membentuk pemikiran yang buruk pada yang ia takuti. Si kecil akan merasa takut terus dan tidak pernah belajar untuk membiasakan diri dan berani pada sesuatu yang baru ia kenal.

 



Artikel Rekomendasi