Si 2 Tahun: Takut Badut

 

Badut hampir selalu ada di pesta ulang tahun. Tapi sayang beberapa anak justru takut badut. Mengapa beberapa anak balita takut sosok berwajah lucu dan seharusnya menghibur ini? Bagaimana menyikapi tangis histeris anak saat melihat badut di suatu tempat umum?
 
Kesan pertama. Biasanya ketakutan khas si batita berkaitan dengan hal-hal asing atau tidak familiar. Nah, badut yang sering ada di pesta-pesta ulang tahun atau taman rekreasi sering kali mengejutkan anak-anak batita. Kesan pertama yang mengejutkan dan tak dapat diduga inilah disimpan dalam ingatannya, sebagai sesuatu yang negatif. 
 
Tidak biasa. Bagi balita yang tubuhnya jauh lebih kecil daripada badut yang biasanya diperankan orang dewasa, kehadiran sosok dengan kostum aneh dan dandanan tak biasa, seperti badut, boneka raksasa bahkan sinterklas, membawa sebuah kesan tersendiri. Kesan menakutkan, tak bisa ditebak, dan asing menjadi beberapa faktor pencetus rasa takut anak terhadap badut. 

Pencetus tangis. Di samping itu perilaku si tokoh badut itu sendiri seringkali juga menjadi pencetus tangisan anak-anak. Sebagaimana diakui oleh seorang pelatih badut Amerika yang telah malang melintang sebagai badut dan pelatih selama puluhan tahun, “Jeritan tangis balita biasanya terjadi tak lama setelah badut berseru “Surprise!!”. Padahal mungkin awalnya, si kecil Anda sedang termangu diam karena heran melihat dandanannya yang tidak biasa”. 
 
Selalu ada rasa takut. Memang sulit juga membuat anak bebas dari rasa takut terhadap apa pun. Dalam hidupnya pasti saja ada satu atau dua hal yang akan membuatnya menahan nafas dan memejamkan mata karena rasa ngeri dan takut. Tetapi apabila yang membuatnya takut adalah sesuatu yang bisa muncul di tempat umum sewaktu-waktu, seperti misalnya badut, maka ada baiknya Anda membantu si kecil mengelola rasa takutnya.
 
Bekerjasama. Meskipun si 2 tahun dengan segala kemampuan dan keberaniannya sudah lebih berani mengeksplorasi lingkungan yang lebih luas, namun ia masih saja butuh jaminan bahwa Anda akan ada selalu di dekatnya. Rasa takut yang lebih umum seperti ini dapat diatasi dengan meyakinkannya bahwa Anda atau orang yang mengasuhnya pasti akan datang untuk mengatasi rasa takutnya.
 
Khas batita. Dalam urusan takut badut, memang masalah jadi lebih kompleks. Pertama, karena badut biasanya hadir karena memang disewa oleh seseorang atau sebuah usaha tempat rekreasi, sehingga tentu Anda tak bisa sekonyong-konyong memintanya pergi dari anak Anda. Kedua, bisa jadi rasa takut badut bukan semata dicetuskan oleh konstum atau perilaku si badut, melainkan semata imajinasi si 2,5 tahun yang demikian berkembang.
 
Beri pengantar pada batita. Apabila Anda mengetahui si kecil takut badut, sebelum pergi ke tempat yang kemungkinan besar menyewa badut, seperti pesta ulang tahun, taman rekreasi, event besar seperti fair atau festival, beri penjelasan tentang kemungkinan hadirnya tokoh ini. Beri gambaran bahwa ia tak perlu takut karena Anda akan selalu ada di dekatnya. Beritahu juga bahwa yang memerankan tokoh ini adalah orang dewasa biasa seperti Anda berdua.

Ada jeda. Apabila yang Anda hadiri adalah sebuah acara ulang tahun, mintalah izin pada tuan rumah dan si badut untuk memberi jeda waktu sedikit lebih banyak agar si kecil “mengenal” tokoh ini dari jauh dulu. Setelah ia tenang dan sudah memiliki trust biarkan ia berkenalan dengan si badut. Atau, sebelumnya mintalah si badut tak mendekat selama si kecil mulai terlibat dalam kegiatan pesta, sampai akhirnya si kecil merasa familiar dengan suasana dan orang-orang di pesta tersebut. Beberapa cara ini menghindarkan anak dari rasa takut berlebihan atau fobia, bahkan dapat “menyembuhkan” rasa takutnya.
 

 



Artikel Rekomendasi