Solusi Anak yang Gemar Bergerak Liar

 

Lari, lompat, meluncur dan bergulat adalah hobinya. Jangan khawatir, ada banyak cara menjauhkannya dari kecelakaan fatal.

Hampir sebagian besar orang tua bingung dan gusar melihat aktivitas anak dua tahunnya yang seakan tak kenal lelah. Beberapa menit berlari, beberapa menit memanjat, tak lama kemudian ia ada di atas matras berguling-guling. Sekadar panggilan alam atau dorongan diri yang tak terkendali?

Dimulai dari otak. Anak mengalami tumbuh-kembang otak paling pesat sejak dalam kandungan hingga tiga tahun pertama kehidupannya. Salah satu organ yang terbentuk sempurna adalah sistem vestibular yang bertugas sebagai organ keseimbangan.

Meski telah terbentuk sempurna namun, dalam hal fungsi, perlu banyak latihan. Menurut para ahli saraf, latihan yang dibutuhkan anak adalah permainan yang sarat aktivitas motorik yang menurut orang dewasa bersifat liar.

Yang termasuk dalam aktivitas motorik liar adalah kegiatan berlari, melompat, meluncur, bergulat (misalnya dengan ayah), berputar-putar, berayun, berjungkat-jungkit dan beberapa lagi yang lainnya. Mengapa dimulai di usia dua tahun? Di usia ini anak lebih aktif berkehendak, dan melakukan gerakan dengan tujuan tertentu.

Selain itu, tentu saja, secara fisik anak lebih matang dibanding ketika bayi. Artinya, sebagian besar dorongan untuk liar bergerak merupakan naluri alamiah anak.

Bagaimana jika anak cedera? Tenang saja! Kecelakaan membuat anak semakin menyadari keterbatasan fisik, sehingga ia lebih pandai mengendalikan gerakan energi yang harus dikeluarkan.

 



Artikel Rekomendasi