Stop Menakut-nakuti Balita!

 

Rasa takut yang dialami anak, nyata dan serius baginya.

“Bundaaa… Ada monster!” jerit balita. Wah, itu kan cuma ondel-ondel, kok dia ketakutan setengah mati, ya? Tenang bunda, normal kok bagi batita untuk merasa takut. Ketakutan adalah kondisi alamiah yang membantu anak menghadapi pengalaman baru, juga merupakan insting melindungi diri dari bahaya. Tapi, tentu saja orangtua harus bisa memahami ketakutan anak dan mengatasinya.

Stop Menakut-nakuti Balita! ”Jangan main di lantai atas. Gelap, banyak hantu!;" “Ayo makan, kalau tidak nanti digigit kecoa!” Masih sering menakut-nakuti anak agar menaati aturan?  Wah, sebaiknya jangan, karena yang Anda lakukan justru menumbuhkan rasa takut anak pada hal-hal yang seharusnya tidak perlu ditakuti. Agar anak menaati aturan Anda, beri penjelasan rasional alasan aturan Anda. Misalnya, tidak boleh bermain lantai atas karena tidak ada yang mengawasi. Atau, harus menghabiskan makan karena makanan penting untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
    
Jadi Phobia. Di usia 2-3 tahun anak memang mudah takut, namun sebagian besar rasa takut akan teratasi seiring kesadarannya dan ketika dia belajar bahwa ketakutannya itu tidak beralasan. Bila rasa takut pada sesuatu itu berkelanjutan, berulang dan tidak bisa ditenangkan, bisa jadi anak menderita phobia. Harus segera dilawan dan diatasi, karena semakin lama Anda bertahan untuk tidak menghadapinya (atau membiarkannya), akan semakin sulit mengatasi phobia anak kelak. Cari tahu hal apa yang menyebabkan dia phobia, agar bisa menemukan cara tepat untuk mengatasinya.



 



Artikel Rekomendasi