Tidak Mempertahankan Hak Milik

 

Tanya:
Anak saya, 2,5 tahun, selalu menangis saat bermain, karena mainannya direbut temannya. Dia hanya bisa mengadu dan meminta saya mengambil mainan tersebut. Terkadang saya tidak enak dengan orang tua temannya. Nanti saya dikira pelit, tidak membolehkan mainan anak saya dipinjam anaknya. Apa yang harus saya lakukan?

Jawab:
Perkembangan kognitif anak yang egosentris dan berkembangnya sense of self dapat terlihat dari anggapan seperti, “Ini punyaku!”, “Aku bisa!”, “Aku mau!” dan sebagainya. Dari segi perkembangan emosi, pada usia anak Anda juga sudah berkembang rasa iri. Oleh karena itu, bermain justru bermanfaat untuk mengajarkan aturan, mengontrol emosi, dan mengajarkan tentang hak milik (mana yang boleh mana yang tidak boleh), serta mengembangkan perilaku pro sosial, seperti tolong-menolong, belajar berempati, dan sebagainya. 

Melihat keadaan anak yang selalu menangis bila mainannya diambil temannya, sebetulnya menunjukkan anak kurang berani mengekspresikan dirinya, dan mungkin biasa semua urusannya dibantu dan dilindungi oleh ibu Kalau anak mengadu pada ibu, ada baiknya ibu tidak cepat-cepat membantunya, tapi doronglah ia agar berani menyatakan itu mainannya. Ajarkan pada anak, bahwa mainan ini miliknya. Bila ada orang lain yang mengambil, ia bisa mengatakan bahwa itu miliknya, tanpa menangis. Demikian juga bila ia ingin meminjam mainan temannya, mintalah ijin. 

Bila anak bertengkar, itu adalah hal yang lumrah. Bahkan, setiap anak dapat belajar dari pengalamannya, dan mengetahui bagaimana akibat dari pertengkarannya. Kita sebagai orang tua dapat memberikan pengertian tentang siapa yang salah dan benar. Lalu, kita bicarakan dengan orang tua teman anak yang mengambil mainannya secara baik-baik. Saya rasa setiap orang tua dengan anak seusia ini dapat memakluminya.

 



Artikel Rekomendasi