Waspadai Efek Negatif TV

 

Berita di TV yang tidak sesuai dengan perkembangan anak seperti perang dan kekerasan dapat membuat anak merasa tidak aman. Lebih-lebih jika orang-orang yang dekat dengannya menampilkan reaksi cemas.

"Ma, nanti kalau rumah kita dibom bagaimana?", tanya Riri, si 4 tahun. Rupanya, berita tentang perang di TV, ditambah kedatangan teman Anda yang bercerita tentang sepupunya yang terkena bom Hotel JW Marriot tahun lalu, terserap pikiran anak Anda.

Pertanyaan itu belum seberapa dibanding beberapa hari setelahnya, ketika anak Anda kembali bertanya, "Ma, Riri enggak mau mama-papa mati. Nanti Riri sama siapa?", tanyanya sambil menangis terisak-isak

Andil TV dan lingkungan. Program-program TV dan lingkungan memang memberi andil dalam perkembangan anak. Berita tentang perang yang dilihatnya di TV berulang kali membekas dalam ingatannya. Apalagi jika ada saudara atau orang yang dekat dengannya terlibat dalam perang tertentu.

Namun, reaksi si 4 tahun terhadap masalah ini berbeda-beda. Umumnya, anak bisa jadi akan biasa-biasa saja bila sekadar melihat atau mendengar pembicaraan orang. Namun, jika orang tua atau pun orang-orang yang dekat dengannya menampilkan reaksi cemas, anak akan merasakan hal yang sama. Reaksi anak, memang, sangat bergantung pada reaksi orang tua.

Meski dampaknya berbeda pada setiap anak, satu hal yang dapat Anda lakukan adalah mengatur konsumsi berita TV anak-anak Anda. Berita yang berulang-ulang dapat meningkatkan stres anak, juga membingungkannya, sehingga ia berpikir perang yang sama terjadi lagi dan lagi.

Bantu anak. Mengingat reaksi anak tak bisa dilepaskan dari reaksi orang tua dan orang lain di sekitarnya yang dekat dengannya, Anda perlu memperhatikan reaksi Anda.

Bey Clayton, pekerja sosial untuk Palang Merah Amerika mengatakan, "Anak-anak hampir tidak punya kontrol dalam hidupnya, sehingga dapat menjadi menakutkan bagi mereka jika melihat orang tua mereka tidak memiliki kontrol." Clayton mengingatkan agar orang tua memperhatikan emosi anak-anaknya. Orang tua perlu mengontrol diri sendiri saat merasa sedih.

Cara lain yang dianjurkan Clayton adalah tetap melakukan rutinitas. Sikap Anda yang terlalu khawatir jika ada kiriman barang datang, karena takut berisi bom, dapat ditangkap anak. Menghindari pergi ke tempat-tempat umum karena khawatir bom, juga dapat dirasakan anak Anda.

Kekhawatiran si 4 tahun ini tak lepas dari perasaan tidak aman. Untuk itu, berilah jawaban yang menenangkan jika ia bertanya. Misalnya, untuk pertanyaan,"Apa yang dialami orang yang meninggal?" Bila ia bertanya dalam konteks ketakutan setelah melihat dan mendengar berita atau cerita perang, Anda dapat meyakinkannya bahwa ia akan baik-baik saja. Ia tidak perlu terlalu khawatir mengingat banyak orang dewasa, yaitu tentara, yang bertugas untuk menjaga anak-anak dan orang-sipil.

Batasi pula cerita-cerita seram yang dapat didengarnya. Dengan bantuan Anda, ketakutan anak dapat segera hilang. Seperti kata Flemming Graae , Direktur Pelayanan Psikiatri Anak dan Remaja di New York Presbyterian Hospital di White Plains, New York, “Dengan dukungan yang baik, umumnya anak akan baik-baik saja

 



Artikel Rekomendasi