Yuk, Kenalan Dengan Diri Sendiri!

 

Mungkin Anda sering melihat balita Anda tersenyum senang ketika melihat bayangan dirinya di cermin. Ketika usianya masih di bawah 18 bulan, refleksi diri dalam cermin  itu tidak ia kenali sebagai dirinya sendiri. Ia masih mengira bayangan di cermin adalah orang lain.

Di usia nya yang dalam transisi dari bayi ke balita, ia pun belum bisa mengenali dirinya sendiri. Disinilah bantuan Anda diperlukan untuk membantunya belajar mengenali dirinya sendiri. Ini dia berbagai cara membantu anak mengenal diri dan bagian dari keluarganya:

1. Mengenalkan nama dirinya
Kenalkan ia pada identitas dirinya lewat nama. Sering lah menyebut nama nya agar ia bisa membedakan dirinya dengan anak lain. Anda mungkin punya panggilan khusus untuk anak Anda, seperti “Sayangnya Bunda”, “Adik”, “Kakak” atau panggilan lain. Namun, sedini mungkin, anak perlu mendengar namanya disebut. Bantu ia bisa mengucapkan namanya sendiri. Dengan demikian, ia akan paham bahwa dirinya punya sebuah panggilan yang membedakannya dengan orang lain. Ketika ia bertemu dengan sesama balita, ia juga akan paham, bahwa teman-temannya punya nama masing-masing.

2. Bermain dengan cermin
Perkenalkan balita Anda akan wajahnya yang cantik atau ganteng dengan menunjuk bayangannya di cermin. Sentuh bagian-bagian dari wajahnya sambil Anda sebutkan namanya, misalnya, “Dimana hidungnya Putri?” atau “Coba pegang mulut Bagas!” Bermain dengan cermin dapat membantu nya untuk belajar fokus serta menjelajahi hal yang indah yang dapat ia lakukan. Perkembangan sosial dan emosionalnya pun ikut terlatih saat berinteraksi dengan Anda. Ia akan belajar bahwa wajah ramah dan lucu yang selama ini ia lihat tak lain adalah dirinya sendiri.

3. Manfaatkan fotonya
Anda pasti punya banyak koleksi foto anak Anda, bahkan dari pertama kali ia tiba di dunia. Gunakan foto-foto balita Anda dalam berbagai gaya sambil Anda ceritakan, “Ini waktu Bagas lagi asyik main air sambil mandi!” atau “Waktu itu Putri menangis kencang ketika Ayah mau pergi bekerja.” Perlihatkan juga padanya foto-foto lain, misalnya ketika ia tidur, bermain, tertawa riang, makan dan momen seru lainnya yang pernah ia lewati. Semakin sering ia melihat wajahnya dan mendengar cerita Anda, semakin cepat ia belajar mengenal dirinya sendiri.

4. Bermain peran
Untuk mengisi waktu bersama anak, ajak ia bermain peran. Lengkapi kotak main nya dengan barang-barang seperti gaun, mahkota, boneka hewan, boneka bayi, aksesori, mainan gadget, alat musik, alat bangun rumah, masak-masakan, bahkan kardus besar untuk bermain rumah-rumahan. Biarkan ia mengeksplorasi mainannya dan ikutlah bermain. Biarkan ia berpura-pura menjadi chef, menjadi guru, atau menjadi apa saja. Namun pastikan, Anda menjelaskan pada anak bahwa peran yang ia mainkan bukanlah dirinya. Anda bisa memberi penjelasan sambil mengajaknya berbicara ketika bermain, seperti “Boneka bayinya sakit, periksa dulu, yuk, nanti Putri kalau sudah besar bisa lho jadi dokter dan bisa periksa bayi seperti ini!”   

5. Eksplorasi tubuh
Kenalkan anak Anda pada anggota tubuhnya ketika mandi atau bermain. Anak suka melakukan hal ini. Ajak ia bermain dengan mengikuti gerakan Anda dan menyentuh bagian tubuh sesuai yang Anda ucapkan. Jangan lupa juga menjelaskan fungsi dari bagian tubuh tertentu, misalnya mata. Jika ia menutup matanya, ia tidak akan bisa melihat apa-apa, atau ketika ia menutup mulutnya, ia tidak akan bisa memasukkan makanan kesukaanya.  

6. Bantu dengan lagu
Bantu anak mengenal dirinya lewat nyanyian. Banyak lagu-lagu anak sederhana yang liriknya bertujuan mengasah kemampuan mengenal diri sendiri. Misalnya, lagu “Dua Mata Saya” yang mengajarkan nya untuk mengenal anggota tubuh miliknya serta fungsinya. Tak hanya itu, Anda juga bisa menyuguhi dirinya dengan lagu-lagu yang menggambarkan tentang binatang, agar ia memahami apa yang membedakan dirinya dengan makhluk hidup lain. Perbanyak koleksi lagu-lagu anak untuk diperdengarkan pada balita Anda.

7. Bercerita
Anda juga bisa bercerita segala hal mengenai dirinya, misalnya tentang pengalaman yang pernah ia alami, “Waktu itu Bagas pernah ke kebun binatang sama Ayah dan Bunda, Bagas senang sekali lihat Jerapah.” Atau Anda bisa berinteraksi melalui pertanyaan yang melatih memori anak, misalnya ”Siapa yang tadi pintar habisin makanannya?” Jika ia ingat dan mengangkat tangannya, berikan pujian lewat kecupan manis sebagai hadiah untuk prestasinya itu. Anda juga bisa membacakan buku cerita tentang kehidupan sehari-hari seorang anak, sambil menghubungkannya dengan keseharian anak Anda.


 



Artikel Rekomendasi