Kecelakaan di Sekolah

 



Saat balita Anda masuk sekolah, senang rasanya melihat tawa bahagia dan keseruan cerita yang ia alami. Tetapi, pengalaman di sekolah tentu tak semuanya menyenangkan. Terkadang ia pulang dengan membawa "oleh-oleh" lebam atau bekas cakaran. Lalu, apa saja kecelakaan yang bisa terjadi pada anak di sekolah?

Fasilitas sekolah tak memadai
Tidak semua perlengkapan dan mainan anak di sekolah dapat Anda periksa satu persatu. Kadang ada benda-benda yang berbahaya,  namun luput dari penglihatan Anda dan pihak sekolah. Misalnya ayunan atau tangga perosotan yang pecah.

Anak bisa terluka, berat bahkan ringan saat menggunakannya. Untuk menghindarinya,  minta  kepastian dari pihak sekolah untuk selalu mengecek bahwa fasilitas bermain terjamin keamanannya. Anda juga bisa membuktikannya dengan melihat dan meneliti langsung fasilitas  tersebut secara berkala. Selain itu, selalu minta anak untuk berhati-hati  dan tidak berebut  saat menggunakan dengan teman-temannya. Cara itu,  dapat mengurangi anak terbentur mainan atau benda-benda yang dapat membahayakannya.



Makanan kurang sehat

Ada beberapa playgroup atau taman kanak-kanak yang menyediakan menu makanan setiap hari untuk para siswanya. Pilihan menu dan kebersihannya tentu melewati proses seleksi yang cukup ketat.  Namun  tidak  dipungkiri,  sekolah bisa saja lalai dalam menyajikan makanan, misalnya sayuran kurang segar, daging yang dimasak belum terlalu matang atau kebersihan penyajiannya kurang terjaga.

Dengan kondisi perut yang masih sensitif, anak bisa mengalami diare, muntaber atau  keracunan makanan seusai menyantapnya. Untuk menghindarinya, bekali balita dengan makanan yang Anda siapkan dari rumah. Supaya anak lebih senang menyantap bekal Anda,  buat tampilan bekal menarik dengan memberikan variasi makanan yang berbeda setiap harinya.



Tertular penyakit
Belajar dalam satu kelas yang sama dalam waktu yang cukup lama,  tentu membuat interaksi balita dengan teman-temannya sangat dekat. Saat berpegangan tangan atau berbagi makanan, anak tidak hanya berbagi kebahagiaan,  tapi juga berbagi penyakit.

Selain itu, ketika satu anak sakit, penyakit tersebut dapat langsung menyebar teman yang  yang lainnya. Makanya, anak dapat terserang cacar air, tipes, demam berdarah,  campak hingga Flu Singapura (Hand Foot and Mouth disease).

Untuk pencegahannya, jaga kesehatan anak dengan menerapkan pola hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan rajin mencuci tangan. Jangan lupa untuk memberikan imunisasi tepat waktu untuk melindunginya dari virus berbahaya yang ada di lingkungan.




Jatuh atau cidera
Ketika anak asyik bermain,  dia bisa menabrak temannya hingga dia terjatuh atau saat membantu teman mengambil kotak pensil di atas rak, dia tertimpa buku-buku di atasnya. Kejadian tersebut seringkali dialami anak dan sukses membuat mereka menangis dan mengalami cidera.

Jika hal ini terjadi,  mungkin akan membuat anak enggan mengulangi kegiatannya tersebut, padahal bermain dan membantu teman adalah kegiatan yang positif. Untuk mencegahnya, Anda bisa minta balita berhati-hati saat bermain di sekolah. Hanya saja,  jika dia jatuh dan tidak menimbulkan luka serius, cukup memberikan penjelasan mengapa ia terjatuh dan lain kali perlu berhati-hati. Para guru di sekolah tentu juga akan sigap membantu.




Pelecehan seksual
Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak, termasuk di sekolah,  adalah sebuah sinyal bahwa Anda harus lebih waspada. Apalagi anak yang mengalami pelecehan seksual mengalami mimpi  buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain  dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan berdampak pada kesehatan.

Saat dewasa,  anak akan mengalami fobia pada hubungan seks atau bisa juga setelah menjadi dewasa, ia akan mengikuti apa yang dilakukan kepadanya semasa kecilnya. Untuk mencegahnya, Anda perlu melatihnya sejak dini tentang fungsi dan nama dari setiap organ tubuh termasuk organ vitalnya dan tidak ada yang boleh memegang selain dirinya. Tanamkan rasa malu  dan latih ia untuk tidak membuka baju di tempat terbuka, juga tidak buang air kecil selain di kamar mandi. Budayakan juga sikap terbuka dan rutin berbagi cerita, sehingga tidak ada rahasia di antara Anda berdua.




Berantem dengan teman
Tidak diajak bermain, berebut mainan atau perhatian ibu guru seringkali jadi alasan yang memicu rasa iri dan kesal dalam diri balita Anda. Ujung-ujungnya dia dan temannya jadi saling menjambak, menyubit hingga memukul. Jika hal ini sudah terjadi, tak jarang luka seperti lebam dan cakaran memenuhi tubuh anak. Itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan luka psikologisnya.

Balita mungkin akan enggan berteman atau malah jadi menutup diri. Untuk menghindarinya, latih anak Anda untuk berbagi dan berempati dengan orang lain, sehingga ketika dipertemukan dengan lingkungan yang lebih luas ia  akan mudah beradaptasi dan memahami keadaan temannya. Sikap tersebut akan mengurangi kemungkinan terjadinya perkelahian di sekolahnya.

 


Topic

#P3KAnak



Artikel Rekomendasi