Negoisasi Dengan Anak

 

Bernegosiasi dengan anak proses yang sangat menantang. Orangtua perlu belajar mengendalikan emosi dan rasa frustasi akibat anak yang ‘membantah’. Jika emosi meningkat, akan sulit bernegosiasi dengan anak. Poin berikut ini bisa membantu Anda sebelum menghadapi anak yang suka membantah.  
  • Berikan penjelasan dan alasan mengapa Anda memintanya melakukan sesuatu, misalnya jika ia tidak menggosok gigi, nanti giginya akan rusak dan ompong. Tunjuk satu orang di sekitar Anda sebagai contoh anak yang malas menggosok gigi.
  • Buatlah kesepakatan dengan anak dan hindari berargumentasi. Kalimat perintah sebaiknya dibuat agar anak meng’iya’kan, misalnya jika Anda memintanya makan sayur, tawarkan ia pilihan, mau makan brokoli atau sayur bayam dibandingkan Anda langsung memerintahnya makan sayur.
  • Ingatlah bahwa negosiasi bukan soal menyerah melainkan Anda sedang melakukan proses tawar-menawar. Inti bernegosiasi bukan soal menang atau kalah. Jika Anda ingin anak berhenti nonton TV dan ia menolak, tanyakan berapa lama lagi ia ingin nonton TV. Jika waktu yang ia tawarkan terlalu lama, tawarkan toleransi waktu, sampai Anda berdua sepak. Jika anak belum kenal waktu, gunakan jarum jam sebagai alat bantu.   
  • Andalah pembuat keputusan. Negosiasi tidak harus selalu menghasilkan konsensus bersama. Keputusan akhir harus Anda buat setelah Anda mencoba bernegosiasi dan tawar menawar dengan anak.  
  • Jika bantahan anak membuat Anda stress dan frustasi, usahakan untuk tetap tenang. Pergilah ke ruangan lain untuk menenangkan diri, tarik nafas dalam-dalam dan tetaplah berpikir positif. Menghadapi bantahan anak dengan emosional malah memperkeruh keadaan.
  • Berilah hadiah jika ia mengerjakan apa yang Anda minta. Tak harus berupa benda, bisa dengan stiker atau menempelkan bintang di kamarnya setiap kali ia patuh. Pada akhir minggu atau akhir bulan, jika ia berhasil mengumpulkan banyak bintang, ajak ke restoran favorit, jalan-jalan ke kebun binatang atau berenang.   
  • Sertakan kata ‘tolongsetiap mengeluarkan kata perintah. Dan akhiri dengan ‘terima kasih’. Itu akan membuat anak merasa dihargai dan menumbuhkan rasa bangga.
  • Bentuk kebiasaan tertib aturan di rumah. Buat kesepakatan peraturan bersama di rumah, misalnya hanya boleh nonton TV di sore hari setelah mandi, hanya boleh main ipad setiap weekend. Jika sudah terbiasa, akan memudahkan Anda bernegosiasi dengan anak.  
  • Konsisten dan jadilah teladan. Anda dan pasangan harus konsisten dan ikut serta dalam peraturan yang dibuat. Jadilah teladan! 
Begini menjawabnya…
  • “Kalau kamu tidak mau mandi, ya sudah nanti kamu bau. Bunda tidak mau dekat sama anak bau.”
  • “Kamu boleh tidak lapar, tapi Bunda dan Ayah lapar dan kita akan makan bersama di restoran itu.”
  • “Kamu pilih matikan TV sekarang dan pergi tidur atau kamu tidak boleh main ke rumah temanmu di hari minggu.”
  • “Baiklah. Jadi kamu mau makan apa ? Hari ini kamu boleh makan yang kamu suka, tapi besok kamu harus makan sayur yah.”
  • “Tolong bereskan mainanmu, jika tidak nanti ada tikus yang akan menggerogoti mainanmu sampai rusak. Nanti kamu tidak punya mainan lagi.” (me)



 



Artikel Rekomendasi