Teman Balita Kasar

 

Anda pasti jengkel bila balita dipukul, didorong atau dicubit temannya. Bisa jadi  sebenarnya saat si teman berperilaku agresif, ia tidak punya intensi untuk melukai anak Anda. Ia baru bisa merasakan bahwa kepemilikannya sedang terancam bahaya, dan biasanya bentuk kemarahan adalah dengan instrumental fisik, seperti pukul atau dorong. Karena ia belum bisa mengukur kekuatannya, ia tidak sadar bahwa kelakuannya itu menyakiti orang lain.

Lakukan ini:
  • Ajak anak untuk belajar bilang, “Aku sakit kalau dipukul. Aku tidak suka.” ketika temannya melakukan ‘kekerasan’. Anak perlu belajar untuk bersikap asertif.  Adakan sesi khusus untuk ngobrol dengan anak, terlebih bila Anda melihat ia diam saja saat dikasari oleh teman. “Bunda tadi lihat kamu dipukul, sakit tidak? Bunda ingin bantu kamu, tapi Bunda kira kamu tidak butuh bantuan, kamu tidak bilang ke Bunda” adalah contoh ajakan Anda untuk membiarkan anak mengungkapkan perasaannya.
  • Beri contoh cara mengungkapkan emosi  misalnya ketika mainannya diambil paksa, katakan “Jangan ambil mainanku!” bukan dengan memukul. Atau bila sedang bermain gulat –anak usia ini, terutama anak laki-laki sedang hobi bermain gulat atau yang berhubungan dengan kekuatan– bermain pura-pura saja. Ketika ini sudah tertanam pada anak, bisa jadi ia malah ‘mengajari’ temannya cara ini.
Baca juga:
Pilih Teman Untuk Balita

Foto/Dok.Ayahbunda

 



Artikel Rekomendasi