Tips Hindari Racun Makanan

 

Jadilah ‘polisi dapur’ yang melindungi balita dari  keracunan makanan. Karena keracunan makanan juga bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan olahan rumah alias dari dapur Anda sendiri!

1. Pilih tempat belanja. Ini langkah awal Anda. Pilih lokasi membeli daging, ikan, ayam, sayur, dan buah  yang dapat dipertanggungjawabkan kebersihan dan kesegarannya. Saat memilih lokasi tersebut, pertimbangkan juga waktu belanja Anda. Bila Anda ingin membeli daging mentah, cari lokasinya dekat rumah dan beli terakhir sehingga bisa langsung Anda bawa pulang. Dengan demikian bahan makanan mentah itu tetap terjaga kesegarannya. Jangan lupa memisahkan tas belanja untuk makanan mentah tadi dengan makanan lain, apalagi produk nonmakanan. Anda tidak mau jika membeli ikan terkontaminasi –termasuk aroma– deterjen, bukan?  

2. Perhatikan suhu lemari es. Untuk mencegah bakteri di dalam makanan yang disimpan tidak berkembang biak. Pastikan kulkas bagian bawah (refrigerator) bersuhu 5 ºCelcius dan bagian atas (freezer) minus 18 ºCelcius, Juga, perhatikan hal-hal berikut saat akan menyimpan bahan makanan.
  • Jangan menyimpan buah-buahan yang kotor dan kulitnya sudah rusak. Sebab, bakteri pembusuk akan mudah masuk dan mengontaminasi buah-buahan tersebut. Sayuran dan buah-buahan dapat ditempatkan di laci paling bawah, agar tidak cepat busuk.
  • Cuci telur hingga bersih sebelum dimasukkan ke dalam kulkas, simpan di tempat khusus yang sudah tersedia.
  • Setelah dibersihkan, ikan dan daging mentah disimpan jauh dari makanan lain. Misalnya, di laci atas refrigerator. Daging mentah bisa dibekukan (dalam freezer) maksimal 4 bulan, namun harus dipisah dari makanan siap konsumsi.
3. Kemasan baik/utuh. Tepat! Mata Anda sebaiknya memang langsung tertuju pada expired date atau tanggal kadarluasa setiap akan membeli produk makanan atau minuman. Namun, kejelian Anda masih dibutuhkan untuk melihat apakah kemasan makanan atau minuman itu masih baik atau tidak. Pilih kemasan kaleng atau kardus yang tidak cacat/penyok atau robek, masih tertutup rapat, dan kaleng tidak menggelembung.
 
4. Utamakan keamanan anak. Bunda sayang anak adalah bunda yang teliti pada setiap hal yang akan diberikan kepada anaknya. Pastikan makanan dan minuman anak aman untuk pencernaannya dan tepat untuk mendukung pertumbuhannya. Apalagi, bagi si kecil yang alergi pada makanan dan minuman tertentu. Salah makan berarti makanan atau minuman itu menjadi ‘racun’ bagi tubuhnya.

5. Cek kualitas makanan/minuman. Perhatikan warna, rasa dan bau dari setiap makanan yang akan Anda berikan pada si kecil. Selain untuk kebaikan anak, kebiasaan ini juga untuk menumbuhkan kepekaan Anda terhadap makanan atau minuman yang sudah tidak layak dikonsumsi. Jadi, cek dulu apakah makanan dan minuman tersebut berjamur, berlendir, bau, atau asam. Perubahan tersebut merupakan alarm bahwa makanan atau minuman itu sudah terkontaminasi. Jangan segan membuangnya!
 
6. No makanan mentah. Hindari balita mengonsumsi bahan pangan apapun yang tidak diproses hingga matang, termasuk setengah matang. Misalnya, telur mentah, daging/ikan/ayam setengah matang, kerang mentah, dan dressing salad atau mayones segar. Meski makanan tersebut memiliki nilai gizi yang baik untuk tubuh, namun bila dikonsumsi dalam bentuk mentah malah bisa menjadi salah satu penyebab keracunan makanan. Apalagi jika mengingat bakteri salmonela banyak dijumpai pada telur dan ayam.  

7. Jangan ciptakan racun baru. Percaya! Anda adalah bunda yang bisa diacungi jempol dalam bidang memasak. Banyak masakan kreatif diciptakan oleh tangan Anda sendiri. Namun, sudahkah Anda pertimbangkan kandungan dari setiap bahan makanan yang Anda gunakan saat menciptakan resep baru itu? Pastikan padu padan antar-kandungan di dalamnya tidak menimbulkan efek tertentu pada si kecil. Misalnya, menambahkan buah durian ke dalam masakan seperti saat Anda menambahkan buah nanas dalam pesmol ikan. Durian memiliki kadar alkohol yang tinggi, kurang baik untuk pencernaan anak.

8. Jauhkan binatang peliharaan. Sebagian anak menganggap binatang peliharaannya lucu. Mengelus, memeluk, mencium dan mengajaknya bermain menjadi aktivitas favoritnya. Anda pun mungkin mengizinkan si kecil dan binatang peliharaannya berada di samping Anda saat Anda sedang memasak. Jangan lakukan ini lagi ya, Bunda! Jauhkan binatang peliharaan dari dapur atau tempat mengolah makanan dan ruang makan atau tempat menyajikan makanan. Karena, tidak menapik kemungkinan, kuman dan virus tersebut bisa berpindah dengan mudah ke makanan.

Baca:
Jaga Kebersihan Perangkat Masak dan Makan


 



Artikel Rekomendasi