Tips Mengajak Anak Ke Dokter

 

Dulu, Anda tinggal membawa bayi Anda ketika ingin memenuhi jadwal imunisasi di dokter. Cara ini tidak lagi berhasil dilakukan pada si 1-2 tahun. Berbohong putih pun kerap dilakukan orangtua, demi berhasil ajak anak ke dokter, baik dalam keadaan sakit maupun sekedar periksa kesehatan rutin.

Menurut Dr. Genn O’Keeffe dari Pediatricsnow.com, anak pada usia ini sering merasa tertekan oleh kunjungan dokter, bukan karena antisipasi dari rasa sakit, tetapi karena mudah takut dengan lingkungan yang baru. Berbohong sebenarnya bukan cara jitu, dan tentu membuat Anda kesulitan membuat kebohongan-kebohongan. Kuncinya, ciptakan situasi dan kondisi yang nyaman agar anak juga ikut nyaman, sehingga mau pergi dan berinteraksi dengan dokter.

Be there on time!
Buru-buru datang lebih awal agar dapat nomor antrian pertama. Nyatanya, Anda mendapat nomor lima dan menghabiskan waktu di ruang tunggu dokter. Menunggu juga menjadi kegiatan membosankan untuk balita.

Tapi, hindari pula datang terlambat, sehingga membuat anak terburu-buru mendapat tindakan dari dokter. Hal ini tentu saja mengejutkan dirinya. Meski masih anak-anak, ia butuh mempersiapkan diri ‘bertemu’ dengan dokter.  Membuat janji terlebih dahulu melalui telepon atau menyerahkan tugas mengantri pada orang lain terlebih dahulu menjadi pilihan terbaik untuk menghindari rasa bosan.

Biarkan dia bermain di rumah, di mobil atau di tempat bermain anak yang disediakan atau dekat dengan lokasi rumah sakit.

Bawakan bekal
Tak perlu ragu membawa camilan favorit anak yang selalu berhasil membuat balita Anda diam dan nyaman. Anda hanya perlu pastikan camilan tersebut adalah makanan yang tidak memiliki dampak negatif terhadap penyakitnya. Jika anak sedang sakit flu, permen tentu bukan bekal yang tepat, sebaiknya bawakan ia sate buah. Bekal tak hanya berupa makanan saja, Anda bisa bawakan anak mainan atau barang kesayangannya. Kehadiran ‘kawan’ sejatinya ini dapat membuat si kecil merasa lebih nyaman, layaknya di rumah.

Berteman dengan dokter
‘Seragam’ dokter berbeda dengan orang-orang biasanya menjadi salah satu alasan anak tidak kenal dan tidak nyaman. Ajak balita Anda untuk mengenal sosok dokter lebih dekat lewat film, buku cerita dan menjalin hubungan yang akrab dengan dokter. Jalin obrolan seru antara Anda, dokter dan anak.

Ajak dokter untuk wefie juga boleh lho, agar anak lebih mudah mengingat melalui foto. Biasanya dokter spesialis anak punya ‘kelebihan’ khusus menarik perhatian anak-anak, jadi Anda tak perlu takut di cap sok dekat. Bila diijinkan dokter, beri kesempatan anak Anda memegang peralatan yang digunakan dokter, seperti stetoskop. Anda bisa lakukan hal serupa dengan staf rumah sakit. Makin banyak wajah yang dikenal, anak makin nyaman ada di rumah sakit. Tidak sarankan untuk mengajak anak pada saat anggota keluarga Anda sakit, karena banyak bakteri dan virus yang ‘berkeliaran’ di rumah sakit, anak bisa tertular.

Dokter langganan
Berhubungan dengan satu dokter saja –misalnya satu dokter anak atau satu dokter gigi- membuat anak menjadi terbiasa dan lebih mengenal wajah yang sudah familiar. Ia tidak perlu sering-sering membiasakan diri mengenal dokter yang baru.

Lagipula, jika Anda sering mengganti dokter, Anda harus menceritakan riwayat kesehatan anak sejak awal lagi dan akan butuh waktu lebih lama untuk memahami penyakitnya sekarang. Satu lagi manfaat punya dokter langganan, hanya dengan bertanya melalui pesan di telepon atau colek dokter di media sosial, Anda langsung dapat jawaban.

Jujur
Katakan yang sebenarnya pada anak tentang alasan ia harus pergi ke rumah sakit dan apa saja yang akan ia alami di ruang praktik dokter nanti, termasuk bila harus disuntik. Lakukan satu hari sebelum anak diajak pergi ke dokter.

Penjelasan seperti ini akan menyiapkan mental balita Anda untuk menghadapi apa yang akan dialaminya. Meskipun anak usia 1-2 tahun belum paham betul, Anda bisa mengenalkan dengan bermain dokter-dokteran atau bermain peran sebagai dokter. Anda pura-pura menjadi dokter dan dia menjadi pasien. Makin seru jika dirinya punya peralatan bermain dokter, sehingga ia makin mengenal peralatan kedokteran lebih dekat.

Alihkan perhatian
Ajak anak ngobrol, bernyanyi, bermain tebak-tebakan selama proses tindakan dokter merupakan cara ampun untuk mengalihkan perhatian anak dari rasa takut. Anda bisa bekerja sama dengan dokter, pada bagian mana anak butuh pengalihan perhatian ‘tingkat tinggi’ –disuntik-. Rasa sakit sudah pasti akan dirasakannya, tapi sedikit tersamarkan jika ia tidak mengetahui dari awal karena otot-otot tubuhnya tetap relaks. Lalu, berikan pelukan. Pelukan dipercaya dapat menghilangkan rasa sakit apapun

Bagaimana dengan obat anti nyeri?

Pemberian obat anti nyeri tidak bisa sembarangan diberikan pada anak-anak. Dokter pun tidak semudah itu memberikannya, bahkan jenis obat seperti paracetamol untuk dikonsumsi sebelum anak disuntik. Dokter lebih memilih teknik khusus, yaitu mengoleskan Xylocaine -obat anestesi berbentuk salep- pada bagian yang akan disuntik. Kini, ada temuan baru berdasarkan penelitian oleh University of Toronto, beberapa tetes larutan gula (sukrosa) bisa mengurangi bayi menangis saat disuntik.

 



Artikel Rekomendasi