Makanan Padat Pertama Perlu Tahapan

 

Makan adalah "pelajaran" baru bagi bayi yang mulai mengenal makanan padat. Dan ternyata, banyak keterampilan yang harus ia kuasai.

Memasuki usia enam bulan, susu bukan lagi satu-satunya makanan bagi bayi Anda. Tapi, tunggu dulu. Anda tidak bisa langsung memberikan makanan padanya. Sebab, pelajaran makan bayi haruslah berlangsung secara bertahap.

Kapan ia siap makan? Kemampuan bayi untuk makan makanan padat memang tidak sama. Sekalipun demikian, para ahli sepakat, umumnya kesiapan bayi untuk makan makanan padat pertamanya berkisar antara usia 6-8 bulan.

Meski begitu, jangan mentang-mentang usia si kecil sudah 6 bulan, lalu Anda langsung bersemangat menjejalinya dengan seabrek makanan padat, hanya karena khawatir ia ketinggalan dari teman-teman seusianya! Umumnya, otot mulut bayi belum dapat mengunyah dan menelan makanan padat sampai usia 4-6 bulan. Maka, jangan heran kalau lidah si 6 bulan Anda malah mendorong makanan ke luar mulut mungilnya. Lihat-lihat dulu kemampuannya. Bila tidak, bisa-bisa urusan makan ini malah jadi runyam! Kalau sudah begini, apa yang bisa Anda lakukan?

Yang pasti, ketika memperkenalkan makanan padat, sistem pencernaan bayi harus benar-benar matang. Pokoknya, sudah siap tempur untuk memproses berbagai jenis makanan baru yang masuk. Kalaupun Anda terlalu dini memperkenalkan makanan padat, bayi Anda malah lebih mudah terkena reaksi alergi. Jadi, tenang-tenang saja dulu.

Jangan buru-buru. Harus diakui, bukan hal yang mudah jika anak Anda susah banget belajar mengunyah dan menelan makanan. Sekalipun kepentok di sana-sini, jangan lantas ambil jalan pintas dengan cara memberikan makanan padat melalui botol.

Tahukah Anda, cara pemberian makanan seperti ini nggak aman-aman amat! Malahan, ini dapat meningkatkan risiko anak tersedak. Kok, begitu? Ketika Anda memberi makanan melalui botol (biasanya lubang dot akan diperbesar), makanan tadi akan langsung ditelannya. Jika ia belum pintar-pintar mengontrolnya, bukan tak mungkin ia langsung tersedak.

Bahkan, tak jarang, cara pemberian makanan ini justru menjadi salah satu penyebab anak terlalu banyak makan. Ia jadi cepat sekali menelan makanannya. Saking cepatnya, sekalipun perutnya sudah kenyang, sinyal yang bertugas memberitahu kalau dia sudah kenyang ;tidak sempat sampai ke otak. Akibatnya, dia minta tambah terus dan terus. Wah, jadi repot lagi.

Selain itu, pemberian makanan lewat botol tidak akan mengajari bayi menggunakan rahangnya untuk mengunyah. Padahal, proses belajar mengunyah, dan juga menelan, kelak penting untuk kemampuan bicara dan pertumbuhan gigi.

 



Artikel Rekomendasi