Ngobrol, yuk!

 

Setelah bayi lahir, ajak dia bicara. Banyak bicara dengan bayi akan meningkatkan kecerdasan dan memperbanyak perbendaharaan katanya. Bahkan, stimulasi ini baik diberikan sejak bayi dalam kandungan sebagai awal terjalinnya proses kelekatan (bonding) antara Anda dan bayi Anda.
Walau awalnya Anda seperti bicara sendiri. Lambat laun, bayi Anda memberi respons seperti yang Anda harapkan. Hindari penggunaan 'bahasa bayi' agar dia bisa mengembangkan kemampuan bicara dan berbahasa yang baik.

Mandi Segar
Kegiatan rutin, seperti mandi, dapat menjadi ajang berbicara dengan si kecil. Siapkan dahulu semua perlengkapan mandinya. Ceritakan apa yang sedang Anda lakukan, misalnya, “Bunda sedang mengisi air hangat ke dalam bak mandimu untuk membersihkan badanmu.” Upayakan melakukan kontak mata dengannya setiap Anda mengajaknya bicara.

Ngobrol Tentang Muka  
Lakukan kontak mata dengan bayi Anda dan tanyakan, “Di mana dagu?” Mungkin, dia akan menjawab  dengan senyuman, mendekut (cooing) yaitu suara lembut yang bunyinya seperti “aaahh” atau “uuuhh”, atau meraban (babbling) yaitu suara tak beraturan secara berulang; misalnya, “mmm”, “ppp”, “ttt” atau “ddd”.  Tiru suara apa pun yang dibuat bayi, lalu berseru, “Ini dia dagumu!” sambil menggelitik dagunya. Ulangi dengan hidung, perut atau jari kaki. Gunakan suara yang dramatis, dan ekspresi yang  bervariasi. Walau bayi belum mengerti kata-kata Anda, ia mendapat pelajaran cara bertanya dan menjawab atau berdialog.  Aktivitas komunikasi ini  juga membantunya mengekpresikan emosinya.   

Nelepon dulu, ah...
Ajarkan anak cara menggunakan telepon mainannya. Anda dapat mengajaknya bicara atau mengucap kata, “Halo. Kita makan, yuk!” Biarkan si kecil meniru gaya menelepon dan kata-kata yang Anda ucapkan. Selain mengasah kemampuannya berbicara dan berbahasa, si kecil mendapat kesempatan  mengekplorasi benda yang menarik hati dan mengembangkan imajinasinya.

 



Artikel Rekomendasi