Pertumbuhan dan peningkatan aktivitas bayi membuatnya perlu tambahan zat gizi yang berasal dari makanan lain selain ASI. Tiba saatnya bayi mendapatkan makanan tambahan yang dikenal dengan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Ya, di usia 6-7 bulan ini
ASI masih merupakan makanan utamanya; masih memenuhi sebagian besar kebutuhan
nutrisi bayi.
Apa saja sih, tambahan zat gizi tersebut? Tanpa mengabaikan zat gizi lain, saat ini bayi perlu tambahan zat gizi berupa kalori, zat besi (Fe), zat seng (Zn) dan vitamin A.
- Kalori dibutuhkan bayi untuk mendukung proses tumbuh kembangnya. Sumber kalori bagi bayi saat ini umumnya berupa aneka bahan makanan sumber karbohidrat, misalnya beras, kentang, jagung, atau tepung beras siap pakai yang sudah difortifikasi (diperkaya) dengan zat besi.
- Zat besi berperan dalam pembentukan haemoglobin (Hb), yakni zat pembawa oksigen dalam darah. Mineral ini penting untuk mencegah bayi mengalami anemia. Perlu diketahui, cadangan zat besi yang dibawa bayi sejak lahir mulai menyusut pada saat usianya menginjak 6 bulan.
- Zat seng juga dibutuhkan bayi untuk membantu proses pertumbuhannya, antara lain membantu pembentukan sel, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu penyembuhan luka.
- Vitamin A, selain penting untuk kesehatan mata, juga berperan dalam membantu pertumbuhan tulang dan sel, pembentukan protein, serta mencegah terjadinya infeksi.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah makanan yang kita berikan kepada bayi sudah mencukupi kebutuhannya atau belum adalah dengan mengamati tanda dan gejala fisik bayi. Bila dia tampak puas, tidur nyenyak dan aktivitasnya baik, lincah serta gembira, maka dapat dikatakan pemberian makan padanya cukup. Apalagi, bila pertumbuhannya baik, penampilannya segar, tidak pucat dan tidak ada gangguan kesehatan.
Cara lainnya, lihat hasil
pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas bayi. Bandingkan hasil pengukuran ini dengan kurva pertumbuhan yang baku, misalnya yang ada di dalam buku kesehatan anak atau
Kartu Menuju Sehat (KMS). Bila ada penyimpangan dari kedua cara penilaian tersebut, carilah penyebabnya. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter anak Anda, agar dapat dilakukan tindakan yang tepat. Apakah hal ini sudah Bunda lakukan?