Pencernaan
bayi baru lahir masih belum sempurna layaknya bayi yang telah berusia beberapa bulan. Untuk menyesuaikan kondisi tersebut, bayi butuh
kolostrum, ASI pertama yang dikonsumsi berupa konsentrat yang sarat akan gizi, protein dan vitamin A namun rendah karbohidrat, lemak, serta rendah kandungan potasium.
Konsumsi kolostrum pada bayi baru lahir berguna untuk membersihkan sisa metabolisme bayi selama bayi masih berada dalam kandungan. Kolostrum pada ASI memberikan efek laksatif sehingga bayi mengeluarkan meconium. Meconium adalah sisa hasil metabolisme bayi selama di dalam rahim yang dikeluarkan melaui anus bayi. Meconium bersifat hampir steril karena pada saat dalam rahim, bayi hanya mengkonsumsi air ketuban dan sari-sari makanan yang diperoleh dari ibu. Proses pembersihan dengan mengkonsumsi ASI ber-kolostrum juga berguna untuk mengurangi kelebihan bilirubin yang -biasanya- menyebabkan bayi “kuning” setelah dilahirkan. Kelebihan bilirubin itu terjadi karena belum sempurnanya mekanisme pengaturan jumlah sel darah merah pada tubuh bayi.
Di dalam kolostrum terdapat juga zat
antibodi yang disebut immunoglobulin. Proses pembentukan antibodi pada bayi dimulai dari sistem pencernaannya. Salah satu komponen dari immunoglobulin yaitu IgA diserap oleh jaringan epitel pada usus lalu usus tersebut menghasilkan lapisan lendir. Lapisan lendir pada usus berfungsi melindungi usus pada saat mencerna makanan. Selain terdapat antibodi, di dalam kolostrum terdapat faktor-faktor pertumbuhan yang berfungsi untuk menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan manusia dari bayi hingga dewasa.
Kolostrum dihasilkan beberapa hari menjelang proses persalinan (dan bahkan pada masa kehamilan juga) dan terdapat dalam ASI hanya selama beberapa hari setelah persalinan. Pada saat kehamilan, kolostrum dapat keluar, dan berwarna kekuningan, namun mendekati persalinan biasanya kolostrum berubah menjadi tidak berwarna.
Nah, sudah tahu manfaat ASI terutama kolostrum untuk hari-hari pertamanya. Selamat menyusui Bunda!