Gangguan Wajah Bayi

 



Masalah kulit, terutama pada wajah, tak hanya terjadi pada orang dewasa. Bayi pun dapat mengalaminya karena anatomi kulit bayi yang sangat berbeda dengan orang dewasa, bayi merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap gangguan kulit. Pada tahun pertama, seorang bayi akan sangat rentan terhadap gangguan karena lapisan kulit mereka belum sempurna.

Pasalnya dibutuhkan waktu hingga satu tahun bagi epidermis kulit untuk berkembang dengan cepat dan berfungsi secara efektif.
Berikut 6 masalah yang umum terjadi pada kulit wajah bayi beserta penanganannya:

1. Jerawat Bayi
Acne neonatorun atau yang sering disebut dengan jerawat bayi umumnya dialami oleh sekitar 20% bayi baru. Biasanya muncul pada 2 hingga 4 minggu setelah bayi lahir.

Penyebab Berubahnya hormon yang ada pada tubuh bayi hingga berpengaruh pada kerja kelenjar minyak dalam kulit bayi. Yang menjadi penyebab utama adalah hormon andrenal androgen yang masuk melalui plasenta sebelum kelahiran bayi atau melalui ASI.

Hormon yang diperkenalkan pada tubuh bayi akan mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh bayi, sehingga menstimulasi kelenjar minyak yang akhirnya memicu timbulnya jerawat pada bayi. Selain faktor hormonal, jerawat dipicu oleh obat-obatan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui atau bayi itu sendiri. Contoh dari obat-obatan tersebut antara lain adalah steroid baik oral ataupun topikal, anti depresan dan obat kontrasepsi.

Cara mengobati Pada dasarnya jerawat bayi tidak harus diobati, jerawat bayi hanya memerlukan waktu kurang lebih 12 bulan hingga jerawat hilang sndirinya. Kecuali jika terlihat ada tanda-tanda kondisi jerawat yang tidak seperti biasanya, Anda sebaiknya mengkonsultasikannya kepada dokter anak.



2. Tanda Lahir
•    Hemangioma
Bentuknya kemerah-merahan, datar atau menonjol dan berpotensi menghalangi pendengaran, penglihatan atau pernapasan bayi. Disebut juga strawberry mark.

Penyebab Pertumbuhan sel yang berlebih, yang melapisi pembuluh darah. Tanda ini  mungkin terlihat saat bayi baru lahir atau ketika anak berusia beberapa minggu sampai beberapa bulan. Hemangioma terjadi lima kali lebih banyak pada bayi perempuan dibanding dengan bayi laki-laki. Sebagian besar nyaris tidak terlihat, namun ada pula yang ukurannya cukup besar. Tanda lahir ini cenderung tumbuh, terkadang berkembang pesat dalam satu tahun pertama, kemudian menciut dan warnanya memudar. Sekitar 10% bayi mendapatkan tanda lahir hemangioma ini dalam rentang usia 1 tahun, sekitar 90% di antaranya hilang pada usia 10 tahun. Sebagian meninggalkan bekas berupa kulit kendur, kemerah-merahan atau kelebihan jaringan yang tidak dapat hilang hingga dewasa.

Cara mengobati Minum obat, terapi laser, operasi, atau melakukan kombinasi dari ketiga metode ini.

•    Salmon Patches, Gigitan Bangau dan Ciuman Bidadari
Sekitar 70% kelahiran bayi kaukasia memiliki tanda kecil di kulit, berwarna kemerah-merahan dengan pinggiran yang tidak beraturan. Tanda lahir jenis ini akan berubah warna menjadi putih bila ditekan  dengan lembut. Dikenal juga dengan sebutan salmon patches, biasanya muncul di belakang leher (stork bites atau gigitan bangau), atau di bagian kening atau di kelopak mata (angel kisses atau ciuman bidadari).

Cara mengobati: Tak ada penanganan khusus, karena angel  kisses biasanya akan hilang dengan sendirinya saat bayi menginjak usia 18 bulan. Berbeda dengan stork bites, yang dapat menetap hingga anak berusia dewasa.

•    Port-Wine Stains

Ciri-cirinya berwarna merah muda, atau merah  pada permulaannya kemudian menjadi lebih jelas dan secara perlahan warnanya berubah menjadi lebih gelap. Biasanya tanda ini tidak hilang, seringkali justru berkembang membentuk tonjolan kasar di permukaan kulit.
Jika tanda lahir ini berlokasi di dahi atau sekitar mata, ada kemungkinan berkaitan dengan gangguan mata yaitu glaukoma. Sehingga buah hati Anda memiliki tanda lahir seperti ini, perlu juga dikonsultasikan dengan dokter spesialis mata anak.

Cara mengobati: Terapi laser dapat mengurangi atau menghapus kerusakan warna kulit. Upaya penyembuhan cenderung memberikan hasil terbaik bila dilakukan dalam rentang usia satu tahun pertama.

•    Café-au-lait Spots
Tanda lahir jenis ini dinamai dengan istilah Prancis yang berarti “kopi susu”. Istilah ini menggambarkan coraknya yang menyolok dan berwarna coklat gelap. Tanda ini bisa muncul di seluruh tubuh –termasuk wajah- dengan ukuran yang bervariasi. Sekitar 10% bayi memiliki tanda lahir ini. Kerusakan warna kulit yang ditimbulkannya bersifat permanen. Pada awal kelahiran, warnanya masih samar dan berubah menjadi lebih gelap seiring bertambahnya usia bayi.
Anak yang memiliki lebih dari tiga tanda lahir ini perlu diperiksa secara seksama untuk mengetahui apakah si anak mengalami kelainan genetik, seperti neurofibro-matosis-1. Sekitar 3.000 orang di seluruh dunia memiliki penyakit keturunan ini yang menyebabkan munculnya gangguan saraf, kelainan mata, dan cacat tulang.

Cara mengobati: Terapi laser.



3. Ruam Susu
Ruam susu atau dermatitis atopik ini berbentuk bintik-bintik merah di pipi bayi. Istilah ruam susu muncul karena ruam terlokalisasi di pipi bayi yang sering terkena sisa ASI. Padahal, ruam susu bukan disebabkan oleh ASI.

Penyebab Bayi yang memiliki riwayat alergi. Ruam juga bisa timbul pada bayi yang mendapat ASI sesudah ibunya mengonsumsi makanan pemicu alergi, seperti telur, udang, atau kacang-kacangan. Selain itu, ruam susu juga bisa dicetus oleh polusi udara, suhu panas, dan tungau atau kuman-kuman kecil yang berada di udara atau benda-benda di dalam rumah seperti bantal dan selimut bayi.

Cara mengatasi Hindari pencetusnya. Ketika bayi terkena ruam, hindari memandikannya dengan air hangat sebab air hangat dapat membuat kulit lebih kering dan semakin gatal. Oleskan pelembab pada kulit pipi yang beruam juga baik untuk menjaga agar kulit tidak kering dan gatal. Jika ruam meluas, apalagi disertai demam, kulit basah dan bayi rewel, bawalah bayi ke dokter.

4. Rambut Halus pada Wajah
Selain rambut yang tumbuh di kepala, ada juga rambut yang tumbuh di sekujur tubuh bayi. Dalam bahasa medis rambut-rambut halus ini dikenal dengan nama lanugo. Lanugo tumbuh di sekujur tubuh bayi kecuali bibir, telapak tangan dan kaki, serta jari-jari, kuku dan daerah sekitar kelamin. Rambut halus ini mulai tumbuh sejak janin berusia 5 bulan dalam kandungan. Pada umumnya, rambut halus akan rontok dengan sendirinya saat janin berusia 8 bulan dalam kandungan. Tak heran kalau bayi-bayi yang terlahir prematur biasanya masih "membawa" lanugo dalam jumlah banyak pada waktu dilahirkan. Meski demikian, tentu saja keadaan ini tidak berlaku bagi semua bayi prematur. Bayi yang lahir cukup bulan pun mungkin saja tubuhnya masih "diselimuti" lanugo saat dilahirkan.

Cara mengatasi Tidak perlu, karena lanugo akan rontok sendiri setelah seminggu dilahirkan. Pada beberapa bayi, lanugo baru akan rontok setelah memasuki usia 5 minggu.



5. Tahi Lalat
Lebih dari 2% bayi  baru terlahir dengan tahi lalat kecil berwarna coklat sampai hitam. Kalangan dokter menyebutnya dengan istilah “pigmented nevi”. Tahi lalat dikatakan besar bila diameternya lebih dari 2 inchi ketika bayi baru lahir. Namun hal ini jarang terjadi, hanya berkisar 1:100.000 per kelahiran bayi. Tahi lalat bisa muncul di seluruh bagian tubuh bayi, termasuk wajah.

Penyebab Karena indikasi penumpukan pigmen yang sudah tertahan di bawah kulit sejak janin di dalam kandungan dan bisa muncul ke permukaan kulit ketika sel dalam kulit tumbuh secara berkelompok dan bukan menyebar ke seluruh kulit. Tahi lalat dapat muncul sendiri atau berkelompok dan bisa muncul di semua bagian tubuh. Warnanya seperti kulit, cokelat atau hitam yang bisa memudar saat dewasa dan mungkin hilang seiring waktu.

Cara mengatasi Tak perlu penanganan khusus karena sebagian besar tahi lalat tidak berbahaya. Hanya sekitar 4% tahi lalat berukuran besar yang akan  berubah menjadi kanker dalam jangka panjang. Tindakan operasi memiliki sejumlah prosedur yang harus dilewati terlebih dulu, termasuk rencana menyiapkan tranplantasi kulit untuk menutupi bekas tahi lalat yang diangkat.

6. Kulit Kering
Sebagian besar bayi yang baru lahir memiliki kulit yang tampak kering dan mengelupas, termasuk pada bagian wajah. Masalah kulit kering pada bayi ini biasanya muncul di mingu pertama kelahirannya.

Penyebab Karena kelenjar keringat belum sepenuhnya berkembang, kulit bayi sangat sensitif terhadap suhu dingin dan panas. Meskipun kelenjar sebasea sudah terbentuk di kulit, tetapi mereka belum menghasilkan minyak yang cukup. Akibatnya, kulit bayi cenderung mudah kering. Kulit bayi juga rentan terhadap infeksi karena sistem perlindungan terhadap mikroorganisme belum sepenuhnya terbentuk. Oleh karena itu, perawatan yang baik terhadap kulit bayi yang sensitif sangatlah penting pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

Cara mengatasi Dalam empat bulan pertama, Anda sebaiknya tidak memandikan bayi setiap hari. Dianjurkan untuk memandikan bayi seminggu sekali, terutama pada satu hingga dua bulan pertama kehidupannya. Gunakan sabun yang kelembapannya cocok untuk kulit bayi, lebih disarankan memakai sabun yang mengandung minyak alami. Agar kelembapan kulit bayi tetap terjaga, gunakan baby oil atau baby lotion. Tak perlu tindakan pengobatan apa pun karena keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

(CA/ERN)

 



Artikel Rekomendasi