Pro Kontra Bedong Bayi

 

Tradisi membedong bayi adalah tradisi turun temurun masyarakat di Asia. Bayi-bayi di Eropa atau Amerika, sejak lahir dibiarkan bebas tanpa bedong tidak seperti bayi di Asia pada umumnya.

Banyak orangtua (generasi kakek nenek)  kemudian menurunkan kebiasaan ini kepada para orangtua baru. Namun tidak sedikit para orangtua baru ini menolak. Alasannya bervariasi, dari sekadar tren mengikuti gaya bayi ala barat sampai alasan keamanan. Ternyata selain membawa manfaat, membedong bayi pun ada risiko nya.

Plusnya:

Menghangatkan tubuh
Menurut DR. dr. Rini Sekartini, SpA(K), membedong adalah salah satu cara untuk membuat bayi merasa hangat. Sewaktu di dalam rahim, bayi terbiasa tidur meringkuk dalam ruang yang ketat. Membedong bayi baru dapat memberikan suasana yang sama seperti dalam rahim sehingga membuat mereka tidur lebih nyaman. Selain itu juga dengan dibedong membantu bayi terhindar dari hipotermi atau kedinginan. Bedong biasanya dipakai dalam minggu pertama sampai kedua kehidupan bayi.

Menghindari luka cakaran kuku
Kuku bayi tumbuh dengan cepat dan seringkali mereka menggaruk wajah tanpa sengaja akibat gerakan yang tiba-tiba. Saat bayi di bedong, tangan mereka tentunya tidak dapat bergerak bebas sampai menggaruk dan melukai wajah.

Minusnya:
Dislokasi pinggul
Ternyata, disamping memiliki manfaat, membedong juga memiliki risiko. Menurut dr. Margareta Komalasari, SpA, membedong bayi terlalu kencang dapat menghambat pertumbuhan tulang dan mengakibatkan dislokasi pinggul. Ketika bayi sedang belajar bergerak, tubuhnya dibalut terlalu erat dengan bedong sehingga menyebabkan ruang geraknya terbatas. Pendapat yang mengatakan bahwa bedong justru bermanfaat membantu meluruskan kaki bayi itu adalah pendapat keliru. Sejak lahir, bentuk kaki bayi memang membentuk huruf O. Namun, memasuki usia 6 bulan kaki bayi baru akan mengalami pertumbuhan dan akan lurus dengan sendirinya.

Kepanasan
Betul jika dikatakan membedong bayi dapat membantu menghangatkan tubuh anak. Sebaiknya tidak membedong terlalu ketat, apalagi dengan menggunakan kain yang tebal. Ini mengakibatkan ia kepanasan. Namun bila dilakukan terlalu ketat ditambah suhu yang cukup panas, membedong dapat mengakibatkan bayi kepanasan. Hal ini dapat menyebabkan hipertermia atau kepanasan pada bayi Anda.
 
SIDS – Sudden Infant Death Syndrome
Sebaiknya hentikan membedong jika bayi Anda bergerak sangat aktif karena berisiko ia akan terguling dan terperangkap dalam bedongnya sendiri. Selain itu, bedong yang terlalu ketat juga membuat bayi kesulitan bernapas dan ini bisa meningkatkan risiko SIDS.

Bunda boleh saja membedong bayi, namun perhatikan hal-hal berikut ini:
• Hindari membedong bayi terlalu kencang
• Pilih jenis kain bedong yang terbuat dari katun, elastis dan lembut di kulit bayi
• Bedong bagian tubuh bayi saja. Hindari menutup kepalanya
• Jika sudah memasuk usia 2-3 bulan sebaiknya bayi tidak lagi dibedong, karena bayi sudah aktif bergerak dan dapat membuka bedongnya sendiri. Kain bedong dapat menutupi wajah dan hidung bayi sehingga menghambat pernapasan mereka.

Jadi, dibedong atau tidak tak jadi masalah selama dilakukan dengan tepat.


 



Artikel Rekomendasi