Bayi: Bermain dengan Tangan & Kaki

 

Upaya merangsang motorik bayi memang bukan perkara mudah, terutama bagi orang tua baru. Bisa jadi, mereka terpengaruh paradigma lama, bahwa bayi adalah makhluk mungil yang lemah. Padahal, dia lebih kuat dari yang kita duga selama ini, lho!
Jadi, yuk atasi rasa takut itu. Jangan lewatkan  kesempatan emas untuk mengasah melatih motorik kaki dan tangan bayi.  
   
1. Bermain sepeda di udara. 
  • Usia bayi: sejak lahir. Ya, bayi yang masih sangat muda pun biasanya senang melakukannya. Selain berguna melatih otot kaki, aktivitas ini juga merupakan cara ampuh mengatasi sembelit pada bayi.
  • Yang dilatih: koordinasi mata – kaki, kekuatan otot kaki, tulang belakang hingga leher dan kepala.
  • Alat yang dibutuhkan: alas empuk, agar bayi dapat berbaring dengan nyaman.
Caranya:
Baringkan bayi dengan posisi telentang di atas alas yang empuk (playmat atau kasur). Angkat kedua kakinya, lalu katakan, “Ayo, bersepeda. Kring... kring... kring... ada sepeda, sepedaku roda tiga...,” dan seterusnya. Dengan lembut, tekan salah satu kaki (seolah sedang mengayuh pedal sepeda naik), dan kaki lainnya luruskan (seolah mengayuh pedal sepeda turun). Lakukan gerakan mengayuh sepeda secara bergantian, sambil bernyanyi dan berinteraksi dengan bayi.

Apabila baru pertama kali dilakukan, dan dilakukan bersama si kecil yang masih berumur 1 bulan, lakukanlah secara bertahap, yakni cukup selama 3 menit, lalu hentikan. Biarkan si kecil melakukan peregangan sejenak (1–2 menit). Setelah itu, lakukan lagi 3–5 menit, dan seterusnya. Hentikan ketika si kecil tampak lelah dan bosan.

2. Berguling bersama bola
  • Usia bayi: 3 bulan ke atas.
  • Yang dilatih: keseimbangan bayi, kekuatan tubuh bagian atas (seperti leher dan tangan), dan koordinasi kaki-tangan.
  • Alat yang dibutuhkan: bola senam dari karet dengan permukaan lembut.
Caranya:
Baringkan si kecil dengan posisi tengkurap di atas bola senam. Dalam posisi tersebut, biarkan si kecil mengangkat kepala dan mengamati sekelilingnya. Sambil menahan bayi agar tidak merosot, gerakkan bola secara perlahan dan lembut, ke kiri dan kanan.  

Amati respons bayi. Biasanya, saat bola digerakkan, si kecil secara refleks akan menggerakkan kaki dan tangan sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan. Apabila dia ingin lagi, lakukan gerakan yang sama beberapa kali. Lalu, coba gerakkan bola dengan arah yang berbeda, ke depan dan belakang. Lakukan beberapa kali sambil bernyanyi, atau sambil mengenalkan kosa kata “maju-mundur”, “kiri-kanan”, dan seterusnya.  

3.Yuk, raih kerincingan!
  • Usia bayi:  sejak lahir.
  • Yang dilatih: seluruh otot dan yang menunjang gerak (tangan dan kaki).
  • Alat yang dibutuhkan: mainan rattle aneka warna dan bentuk menarik, atau kerincingan berbagai bentuk.
Caranya:
Tengkurapkan si kecil, biarkan kepalanya tegak dan memandang sekeliling. Gerakkan mainan rattle atau kerincingan dekat telinga si kecil, dan biarkan si kecil berupaya meraihnya. Lalu, jauhkan mainan dari bayi. Lakukan berulang-ulang dari berbagai arah. Si 5 bulan biasanya akan langsung berusaha menggapai dengan cara merangkak atau membalikkan tubuh, dari posisi tengkurap atau telentang.

Alternatif lain, bayi berada dalam posisi telentang. Lakukan gerakan rattle yang sama, dan biarkan bayi berupaya meraihnya. Latihan ini tak hanya menantang untuk si kecil, melainkan juga cara efektif bagi orang tua menguji tumbuh kembang anak.

4. Sit Up ala bayi
  • Usia bayi: 3–4 bulan ke atas.
  • Yang dilatih: seluruh otot dan persendian, terutama tubuh bagian atas (leher, bahu, tangan).
  • Alat yang dibutuhkan: alas empuk untuk bayi berbaring.
Caranya:
Baringkan si kecil dalam posisi telentang. Duduklah di hadapannya dan genggam lembut kedua pergelangan tangannya, lalu tariklah sampai dia ada di posisi duduk. Biarkan dia dalam posisi tersebut selama beberapa detik, lalu biarkan berbaring lagi. Lakukan berulang-ulang sambil bernyanyi lagu gembira. Bisa juga melagukan syair tentang anggota tubuh, misalnya “Ibu tarik tanganmu, kamu pun duduk. Ibu baringkan dirimu, kamu pun berbaring,” dan seterusnya.

5. Senam bersama
  • Usia bayi: 3–4 bulan.
  • Yang dilatih: kemampuan menjaga keseimbangan serta memperkuat seluruh otot dan kekuatan alat gerak (tangan dan kaki).
  • Alat yang dibutuhkan: alas empuk untuk ibu berbaring.
Caranya:
Berbaringlah telentang dan biarkan bayi berbaring berhadapan di atas dada Anda. Setelah posisinya nyaman, angkatlah bayi, lalu biarkan lutut dan tulang kering Anda menjadi tumpuan yang menahan beban tubuh si kecil.

Jika si kecil sudah mampu menjaga keseimbangan, peganglah kedua pergelangan tangannya, lalu gerakkan kaki Anda mendekat dan menjauh dari wajah Anda. Tetapi, jika si kecil belum mampu menjaga keseimbangan, atau   Anda kurang percaya diri, tahan tubuh si kecil dengan memegang sisi samping tubuh si kecil. Saat menjauh, katakan “Ci luk...,” dan ketika kaki Anda mendekatkan si kecil ke wajah Anda, katakan  “Baaaa...!”

Berhentilah setelah Anda melakukan beberapa set gerakan mendekat dan menjauh. Lalu, dekap si kecil sambil mengatur napas. Ini sekaligus latihan otot perut ibu agar kencang kembali setelah punya bayi.

6. Merangkak dan merayap mengikuti irama musik
  • Usia bayi:   sejak lahir.
  • Yang dilatih: seluruh otot dan alat gerak.
  • Alat yang dibutuhkan: alas untuk bayi merangkak  dan tape plus kaset.
Caranya:
Putar lagu gembira, dan biarkan si kecil merangkak atau merayap ke arah Anda. Biarkan ia menggerakkan tangan dan kakinya mengikuti irama dan ritme musik. Dengan semangat dan senyum ibu, si kecil pasti antusias melakukan latihan ini.
Pada bayi yang baru lahir, Anda bisa membaringkan si kecil dengan posisi tengkurap. Biarkan dia menggerakkan anggota tubuhnya mengikuti iringan musik.

7. Asyiknya terbang
  • Usia bayi: 5-6 bulan ke atas.
  • Yang dilatih: seluruh otot, terutama alat gerak dan keseimbangan.
Caranya:
Gendong bayi dalam posisi tengkurap, lalu bergeraklah sambil  “menerbangkannya”, ngeng… ngeng… ngeng…, naik-turun, maju-mundur. Gerakan ini merangsang koordinasi mata-kepala-tangan-kaki, agar si kecil mampu menjaga keseimbangannya. Gerakan ini sangat menyenangkan bayi, karena dia bisa memiliki perspektif berbeda jika melihat dunia dari atas.
 

 



Artikel Rekomendasi