Kebiasaan Bayi 6 Minggu

 

Kebiasaan bayi usia 6 minggu akan mencengangkan dan mencemaskan. Ini cara menanganinya!
 
Lapar terus. Perut bayi  memang masih kecil. Itulah sebabnya ia sering menyusu, sedikit tapi sering. Tak heran jika ia terlihat lapar terus menerus. Growth spurt  biasanya terjadi di hari pertama, 3 minggu, 6 minggu dan 6 bulan. Masa ini umumnya akan kembali normal setelah beberapa hari.  Yang perlu Anda lakukan: menyusuinya sesering mungkin setiap kali bayi membutuhkan.  Memberi ASI juga akan menstimulasi payudara menghasilkan lebih banyak ASI. Pastikan bahwa Anda mengonsumsi air minum dan istirahat cukup untuk membantu produksi ASI.

Bangun lagi dan lagi. Sama seperti rasa laparnya, bayi baru memang hanya butuh beberapa jam dalam satu kali waktu tidur tapi sering. Sekali lagi, masalah tidur bisa terjadi karena growth spurt, yang membuat bayi bangun terus karena lapar. Keadaan ini biasanya  berlangsung  beberapa hari. Yang perlu Anda lakukan: bersabar mengikuti irama tidurnya dan beradaptasi dengan rutinitas baru.  

Kepala gepeng. Bunda tak perlu cemas, itu akibat dari lama dan seringnya ia berbaring dan hanya bertumpu pada satu sisi kepala. Saat lahir kepala bayi masih lunak. Ini  untuk memberi ruang pada otak  berkembang. Berat badan yang bertumpu pada bagian kepala itu membuat kepala yang lembut berubah bentuk.  Kepala gepeng biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah 4 –6 bulan.  Sebab di usia itu bayi mulai tidur dalam berbagai posisi dan mulai banyak bergerak.   Yang perlu Anda lakukan: sering memindahkan posisi kepalanya saat tidur. Selain itu sering mengajaknya tummy time, dengan menidurkan bayi bertumpu pada perutnya. Selain mencegah kepala gepeng, tummy time akan membuat bayi belajar mengangkat kepala dan berguling-guling.

Sering gumoh. Tak perlu panik, otot perut di bagian atas bayi belum bisa mencerna susu secara sempurna. Pencernaaanya masih sangat kecil sehingga cepat penuh jika diisi. Namun jika bayi rewel, kemungkinan dia membawa asam di dalam perutnya yang membuat perutnya sakit. Tanda-tandanya bayi menangis ketika dibaringkan dan menolak ketika minum susu. Yang perlu Anda lakukan: segera bersihkan mulutnya dan sendawakan bayi. Selain itu, saat menyusui pastikan seluruh bibirnya menutup aerola.

Menangis terus dengan irama tangis seperti kesakitan, kakinya di angkat ke atas perut, kepalanya bergerak-gerak seolah menggambarkan rasa sakit dan wajahnya kemerahan.  Penyebabnya adalah kolik, biasanya terjadi sepanjang 3 bulan pertama. Jika bayi sering  kolik, konsultasi dengan dokter. Yang perlu Anda lakukan: menggedong dan mengelus-elus punggungnya agar ia bersendawa. Dekap di dada dan Bunda harus bersikap tenang.

BAB tak menentu. Setiap bayi punya frekuensi buang air besar yang berbeda. Yang penting, perhatikan bentuk dari kotorannya. Feses bayi sebaiknya lembut dan basah, tidak keras. Bayi ASI kemungkinan akan berkurang jadwal BAB-nya di usia 6 minggu. Yang kadang membuat ibu khawatir adalah saat bayi terkena konstipasi. Padahal ini tanda bahwa sistem pencernaan bayi mulai meningkat dan ia mulai bisa menyerap susu. Jika ia mengalami konstipasi perutnya akan terasa keras dan sering buang angin. Yang perlu Anda lakukan: cobalah memijat perutnya dengan lembut. Atau baringkan dia dan angkat kedua kakinya lalu ayunkan pelan-pelan. (me)



 



Artikel Rekomendasi

post4

Cara Tepat Bergawai pada Anak

Data riset brand smartphone Huawei tahun ini, 87% orang tua Indonesia memberi gawai ke anak. Dan anak-anak usia 5 hingga 8 tahun di negeri ini, sudah memakai gawai. ... read more