Baby On Board

 

Sebagian besar orangtua sudah kecil hati duluan saat ingin mengajak bayi berlibur menggunakan pesawat udara. Rasanya akan lebih banyak ribetnya, daripada nyamannya.

Bagaimana nanti dengan perubahan tekanan udara saat lepas landas, atau mendarat? Telinganya pasti sakit. Bagaimana dengan susunya? Apa harus bawa termos air panas ke pesawat? Apakah nyaman menyusui di kabin?

Padahal, membawa serta bayi kecil di perjalanan udara bisa tetap menyenangkan, kok. Anak pun akan memiliki pengalaman yang sama sekali baru. Ini dia persiapan-persiapan yang harus Anda lakukan dengan teliti:

Teliti tiket.
Memesan tiket pesawat kini semakin mudah berkat fasilitas pemesanan dari beberapa maskapai penerbangan di Indonesia. Pastikan Anda mencentang boks pilihan jumlah penumpang bayi.

Biasanya, anak berusia di bawah 2 tahun dikategorikan sebagai infant, dan akan dikenakan tarif lebih murah. Tentu saja tarif tersebut tergantung dari kebijakan yang ditetapkan oleh masing-masing maskapai penerbangan. Misalnya saja, Air Asia sebagai pelopor maskapai penerbangan berbiaya rendah, menetapkan tarif sebesar Rp 150 ribu per satu kali perjalanan.

Sementara maskapai lain, ada yang menetapkan tarif 10% dari tarif dewasa.  Yang penting Anda ingat, bahwa semua bayi tidak mendapat kursi, sehingga harus dipangku oleh orang tuanya.

Pilih-pilih fasilitas.
Setiap maskapai memiliki standar keamanan, dan kenyamanan di setiap tempat duduknya. Namun Anda bisa meminta fasilitas bassinet, yaitu keranjang bayi yang dipasang di depan tempat duduk dewasa untuk long haul (perjalanan lebih dari 5 jam).

Air Asia adalah salah satu penerbangan yang menyediakan layanan tersebut, dan hanya dapat digunakan untuk bayi dengan berat badan maksimal 11 kg. Jumlah bassinet dalam setiap penerbangan sangat terbatas. Sebaiknya setelah tiket terpesan, segeralah menghubungi customer service untuk  menambahkan fasilitas bassinet dalam pesanan Anda. Jika membeli tiket melalui agen travel, selalu tanyakan apakah bassinet sudah terkonfirmasi.

Sebelum berangkat.
Sekitar 3-7 hari sebelum berangkat, periksa kondisi kesehatan bayi Anda. Bila perlu konsultasikan pada dokter. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan, dan kebugarannya, karena bayi rentan tertular airborne infection, terutama penyakit yang mudah menular seperti flu dan batuk.

Untuk bayi dengan usia di atas 6 bulan sampai 2 tahun, Anda sudah bisa menceritakan rencana liburan keluarga menggunakan pesawat. Sebelumnya, ajak anak bermain, atau simulasikan kegiatan dari mulai check-in di bandara, sampai pura-pura lepas landas dan mendarat. Diskusikan juga dengan anakkegiatan yang akan Anda sekeluarga lakukan, serta indahnya destinasi liburan, agar anak lebih bersemangat dalam perjalanan.

Saat di bandara.
Usahakan Anda dan bayi dalam kondisi yang aman, nyaman dan menyenangkan. Datanglah lebih awal untuk check-in, apalagi bila destinasi Anda ke luar negeri. Butuh waktu lebih lama untuk mengantre di bagian imigrasi. Kalau tidak ada tempat menunggu yang nyaman di bandara, Anda boleh merogoh kocek sedikit lebih mahal untuk membayar executive lounge.

Saat check-in
Umumnya maskapai penerbangan tidak memberlakukan online check-in untuk penumpang bayi, karena itu Anda dan bayi Anda harus check-in di counter begitu tiba di bandara.

Stroller bisa diberi tag, dan dimasukkan ke dalam bagasi. Jika fasilitas bassinet sudah termasuk dalam pesanan dari Anda, jangan lupa mengonfirmasikannya kembali, dan memastikannya telah tersedia ketika terbang nanti.

Saat terbang.
Perbedaan tekanan udara saat lepas landas, dan mendarat dapat mengakibatkan bayi Anda mengalami nyeri telinga. Siasati dengan meminta bayi mengunyah, atau menelan sesuatu. Cara terbaik adalah susui, atau beri camilan pada bayi. Sementara, untuk mengatasi masalah volume suara melengking yang dapat menganggu tidurnya, ear plug dapat digunakan untuk bayi usia 7 hari – 6 bulan, atau ear muff, untuk bayi usia 6 bulan ke atas.

Saat mendarat.
Tunggu hingga pesawat benar-benar berhenti, dan parkir di tempat yang disediakan. Tak ada gunanya terburu-buru, dan berebut keluar dengan penumpang lain. Hindari berdesak-desakan, serta utamakan kenyamanan Anda dan bayi. Sesampainya di bandara, segera cari fasilitas istirahat di ruang menyusui untuk mengecek popok, memberi ASI atau susu pada bayi, serta memeriksa barang bawaan Anda.

Saat di dalam pesawat, jika perlu air panas, Anda bisa minta ke petugas di atas kabin. ASI dalam botol diperbolehkan dengan jumlah maksimal 100 ml dalam penerbangan internasional, dan tidak terbatas dalam penerbangan domestik. Namun bila bayi masih ASI, sebaiknya susui langsung daripada membawa ASI dalam botol.

Selain itu, hindari membawa terlalu banyak membawa barang di dalam tas jinjing. Cukup isi dengan:
- 1 baju ganti untuk bayi dan ibu, antisipasi jika si kecil muntah.
- mainan dan selimut kesayangan.
- snack bayi.
- susu formula jika bayi tidak ASI.
- botol susu.
- kain sebagai penutup ketika menyusui.

Anda juga harus pintar memilih fasilitas di hotel. Hotel yang ramah anak biasanya punya tempat tidur khusus, kolam renang khusus anak yang tidak dalam, layanan baby sitting, bahkan kids club.

Namun, tanpa fasilitas tersebut, bayi tetap bisa nyaman, kok, di hotel. Asalkan fasilitas dasarnya memenuhi syarat. Jika bayi minum susu formula, atau ASI dari botol, pastikan ada fasilitas kulkas mini, dan ketel air panas di kamar. Hindari untuk menginap di hostel, karena sering ada larangan membawa anak di bawah 2 tahun untuk menginap. Hal tersebut bisa Anda antisipasi ketika memesan penginapan secara online di situs-situs travel langganan.

KONSULTASI:
ADE KUMALASARI, Penulis dan Travel Blogger di www.travellingprecils.com
AUDREY PROGASTAMA PETRINY, Head of Corporate Secretary & Communications AirAsia Indonesia

 



Artikel Rekomendasi