Cara Aman Menghias Kamar Bayi

 

Mendekorasi atau menghias kamar bayi bukan hal yang mudah. Selain harus menjaga kenyamanannya, keamanan bayi pun harus diperhatikan. Ini dia beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum mendekor kamar bayi Anda.

1. Pilih cat anti toksin.
Gunakan cat tembok ramah lingkungan berlabel free lead and mercury, low volatile organic compound atau green label, yang aman untuk kesehatan karena bebas toksik. Untuk mendeteksi kandungan cat caranya cukup mudah, yaitu colek cat dengan ujung jari lalu gesek cairan cat dengan satu jari lainnya. Cat berkualitas terasa lembut dan tidak lengket.

Cat yang ramah lingkungan tidak mengandung tambahan timah hitam atau timbal (Pb) dan logam merkuri (Hg) yang berbahaya serta baunya tak menusuk hidung. Hindari pula cat yang mengandung ppAC (sejenis lem putih) karena bahan lem mudah larut bila terkena air sehingga cat gampang terkikis atau terkelupas dan jika diusap akan meninggalkan bekas pada tangan. Pilih pula yang berformula daya sebar luas karena hemat dalam pemakaian, bisa dibersihkan (sehingga awet, tidak perlu sering cat ulang), anti jamur, dan beraroma segar.

2. Pilih bahan gorden yang tidak menimbulkan alergi.
Penutup jendela atau gorden dibagi dalam dua jenis, yaitu curtain dan blind. Curtain adalah gorden yang terbuat dari bahan kain, termasuk kain gorden tipis atau transparan. Sedangkan blind adalah tirai (penutup jendela) yang terbuat dari bahan-bahan aluminium, PVC, bambu, kayu solid atau fiber dan sejenisnya. Jika Anda memilih curtain, pilihlah yang terbuat dari bahan katun agar dapat menyerap panas dengan baik dan tak menimbulkan alergi pada bayi.

Ganti dan cuci curtain seminggu hingga dua minggu sekali. Siapkan air di dalam ember atau baskom kemudian larutkan 2 hingga 4 genggam garam ke dalamnya. Lalu rendam curtain ke dalam larutan air dan garam dan diamkan selama kurang lebih satu jam. Setelah itu bilas dengan air bersih, kemudian cuci kembali menggunakan deterjen yang aman untuk bayi. Jika Anda memilih untuk menggunakan tirai (blind) maka berharti-hatilah dengan tali yang berfungsi menggeser blind ke atas dan ke bawah ataupun ke kiri dan kanan. Jauhkan tali dari jangkauan bayi Anda. Setiap 3 hari sekali atau maksimal seminggu sekali bersihkan blind dengan lap basah atau tisu basah. Paling tidak sebulan sekali Anda dapat membersihkan blind dengan cara merendamnya ke dalam bak atau ember besar yang berisi air hangat selama 10 hingga 15 menit. Dan dengan menggunakan kain yang telah dicelupkan ke dalam air sabun, mulailah bersihkan satu per satu bilah blind lalu bilas hingga bersih dan keringkan menggunakan kain.

3. Pilih lampu yang hemat energi.
Tepat jika Anda memilih lampu LED (Light Emitting Diode). Didukung oleh perkembangan terbaru dalam teknologi, lampu LED mampu memancarkan cahaya sebanyak bola lampu biasa tanpa kehilangan energi dalam bentuk panas. Selain hemat energi, lampu ini pun tak membahayakan kesehatan bayi.

Sementara lampu neon, meski hemat energi namun bekerja dengan mengalirkan arus listrik melalui uap merkuri yang kemudian menghasilkan cahaya ultraviolet, dan diserap dalam cahaya oleh lapisan fosfor kemudian barulah cahaya lampu berpendar. Di dalam sebuah lampu neon terdapat hingga 5 miligram merkuri. Jika lampu mengalami kebocoran atau pecah maka uap merkuri yang tersebar akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Bayi yang terpapar akan mengalami gangguan metabolisme tubuh, gangguan otak dang injal, hingga rusaknya sistem saraf.

4. Tidak meletakkan karpet di kamar bayi karena dapat menimbulkan alergi.
Penyebab reaksi alergi pada penggunaan karpet di kamar bayi adalah adanya tungau debu (organisme mikroskopis yang terdapat pada debu dan kotoran). Meniadakan karpet adalah cara yang paling tepat untuk meminimalisir munculnya reaksi alergi yang diakibatkan oleh tungau debu seperti mata berair, bersin, hidung gatal, dan batuk.

Usahakan untuk menggunakan lantai jenis kayu atau keramik di kamar bayi. Jika terpaksa harus mengalasi lantai dengan karpet, jangan lupa untuk membersihkannya secara berkala dengan menggunakan pembersih vakum berfilter HEPA yang mampu menyedot pertikel-partikel kecil yang tidak terlihat mata. Setelah itu, bersihkan kembali dengan pembersih uap. Cara ini memastikan Anda membersihkan karpet dengan temperatur yang tepat.

5. Tidak meletakkan banyak boneka berbulu dan bantal berukuran besar di tampat tidur bayi.
Minimalkan jumlahnya untuk mencegah paparan debu yang kemudian akan menjadi tempat hidup tungau debu pemicu timbulnya alergi. Selain itu, boneka atau bantal yang berukuran besar juga berisiko jatuh menimpa wajah bayi Anda saat ia mulai aktif menggerak-gerakkan tubuhnya. Selain akan menyebabkan bayi sulit bernapas hingga kemungkinan terburuk bayi mengalami SIDS, ia juga akan merasa tidak nyaman aibat kegerahan dan sulit bergerak akibat terlalu banyak barang yang memadati tempat tidur mungilnya.

6. Tidak meletakkan tempat tidur di dekat jendela.
Bahaya yang mengintai jika tempat tidur bayi terletak dekat dengan jendela adalah anak terjatuh atau diculik, terutama pada jendela yang tak berteralis dan menghadap langsung ke bagian luar rumah. Selain itu, berdekatan dengan jendela berarti berdekatan pula dengan gorden. Jangan menyepelekan kemungkinan bayi tertimpa rollet atau batang curtain atau bahkan tercekik akibat terlilit tali blind yang dipasang sebagai penutup jendela.

Meletakkan boks bayi dekat dengan jendela pun dapat membuat cahaya matahari yang masuk melalui jendela langsung mengenai bayi yang berada di dalam boks. Hal tersebut membuat anak tidak nyaman karena silau dan kepanasan. Terlalu lama terpapar sinar matahari di atas pukul 08:00 dapat membuat kulit bayi terbakar dan membuatnya dehidrasi. Sebaiknya letakkan tempat tidur bayi agak jauh dari jendela dan mudah Anda awasi.

Ingin tahu bagaimana gaya kamar bayi para selebriti? Lihat di sini Klik http://www.fem.gp/3r9HgK

 



Artikel Rekomendasi