Trik Menenangkan Bayi Menangis

 



Sebuah hari yang tipikal bagi orangtua baru: baru saja bayi Anda disusui, setengah jam kemudian tangisnya kembali pecah. Dicek, popoknya kering. Disusui lagi, tak mau. Bingung, ya? Simak berbagai tip kilat untuk menghentikan tangisan bayi berikut:

1. Beri pelukan hangat
Selama sembilan bulan, bayi berada di dalam “ruang sempit” dan hangat (rahim Bunda!). Ia pun merasa nyaman saat mendengar detak jantung Anda. Jadi, saat bayi berumur kurang dari empat bulan tak henti-hentinya menangis, kemungkinan besar ia merindukan masa-masa tersebut. Jadi, ayo peluk dia! Saat Anda memeluknya, bayi kembali merasakan suasana seperti di dalam kandungan, sehingga ia akan lebih tenang. Skin-to-skin contact akan menghasilkan hormon oksitosin (love hormone) yang menenangkan perasaan bayi.

2. Pastikan bayi menyusu optimal
Bayi baru biasanya diberi ASI setiap tiga jam sekali, namun tak perlu khawatir jika bayi meminta lebih. Dalam enam hingga delapan minggu pertama, pemberian ASI sesering mungkin justeru dibutuhkan untuk menstabilkan jumlah produksi ASI. Bayi pun masih perlu belajar menyusu dengan benar. Jika Anda sudah menyusui setiap dua jam sekali namun bayi masih sering menangis, cek perlekatan bayi saat menyusu. Jika ragu, boleh kok, konsultasi ke klinik laktasi terdekat.



3. Perdengarkan ‘white noise’
Salah satu penyebab bayi menangis adalah mengantuk, namun tak bisa tidur. Biasanya, kita menganggap bayi harus tidur dalam keadaan tenang. Padahal, bayi baru tak selalu suka tidur dalam keadaan hening. Ketika bayi masih berada di dalam rahim, ia dikelilingi oleh cairan ketuban. Suara-suara yang berasal dari luar rahim, detak jantung ibu, suara ibu berdendang, membuatnya terbiasa mendengar berbagai ‘tetabuhan’ di dalam rahim Bunda! Karena suara yang ditimbulkan oleh alat pengering rambut atau penyedot debu mirip dengan suara yang ia dengar ketika masih berada di dalam rahim, maka secara ‘ajaib’ dapat menghentikan tangisnya dalam sekejap. Agar memudahkan, Anda cukup merekam atau mengunduh suara alat pengering rambut, penyedot debu, atau lagu bernada lembut yang tergolong sebagai white-noise—kombinasi dari berbagai macam suara dengan frekuensi yang beraneka ragam—menggunakan  ponsel Anda.

4. Tak mandi melulu

Tak semua bayi baru  senang saat dimandikan, sebagian akan akan menangis dengan kencang saat Anda mulai melepaskan bajunya. Hal itu terjadi akibat anak merasa tak nyaman dan juga tidak menyukai perubahan temperatur saat tubuhnya tak terbalut pakaian. Sesungguhnya bayi baru tak perlu dimandikan setiap hari, apalagi hingga dua-tiga kali sehari. Sebagai gantinya, bersihkan tubuh bayi menggunakan waslap dan air hangat dua kali sehari untuk membuatnya nyaman. Jangan lupa untuk membersihkan area genital dan pantat bayi secara rutin. Pastikan bayi tidak dalam keadaan lapar saat dimandikan agar ia tak semakin ‘be-te’.



5. Terapkan rutinitas
Salah satu penyebab bayi menangis adalah karena ia merasa cemas akibat tidak tahu apa yang akan dihadapi atau ditemuinya. Bayi baru butuh lebih banyak kepastian dibandingkan kita, ia tak suka menebak-nebak. Oleh sebab itu, terapkanlah rutinitas bagi bayi Anda. Pada enam hingga delapan minggu pertama kehidupannya, bayi akan merasa lebih tenang menjalani aktivitas yang familiar atau yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Anda tak akan sering mendengar tangisnya pecah saat bayi sudah terbiasa menjalani rutinitas yang diterapkan sehari-hari, karena ia menjalaninya dengan rasa aman dan nyaman.

6. Suara yang menenangkan
Rasa lelah dan bosan tak hanya dialami oleh orang dewasa, bayi pun merasakan hal tersebut. Dan tentu saja reaksi pertamanya adalah menangis. Saat bayi mengalami kedua hal itu, Anda dapat membantu menenangkannya. Gendong dan ajak ia masuk ke dalam kamar, lalu matikan lampu utama dan gunakan lampu tidur yang temaram. Dekap bayi Anda dengan mantap, lalu ayunkan secara perlahan dengan gerakan ke arah kiri dan ke kanan badan bayi (jiggling). Lakukan sambil menyanyikan lagu dengan lembut hingga bayi tenang dan tertidur.

7. Temukan pose favoritnya
Saat bayi masuk angin, ia akan menjadi lebih rewel dan mudah menangis. Untuk meredakannya, cobalah menggendong bayi dengan teknik “tiger in tree”. Caranya mudah, dekap anak menggunakan salah satu tangan Anda, posisikan wajahnya membelakangi Anda, dan rebahkan kepala bayi di perbatasan lengan dan siku yang ditekuk membentuk sudut. Lalu sangga dada dan perut bayi menggunakan lengan dan telapak tangan Anda, sementara telapak tangan yang lainnya menopang bagian bokong bayi, biarkan kedua kakinya dalam posisi terbuka lebar dan menjuntai.



8. Cegah ruam popok
Popok yang basah atau kotor tak serta-merta membuat bayi menangis. Namun saat mengalami ruam popok, wah, jangan ditanya sepanjang apa tangisnya. Ruam popok biasa ditandai dengan munculnya bulatan-bulatan merah di sekitar bokong bayi. pada kasus yang lebih parah, bahkan terjadi pembengkakan pada kulit yang teriritasi. Bebaskan bayi dari ruam popok dengan rutin mengganti popoknya, jika perlu gunakan krim antiruam yang mengandung zinc setelah bayi mandi atau setiap berganti popok. Beri kesempatan pantatnya “bernapas” sekitar 20 menit saat Anda mengganti popoknya.

9. Beri latihan pada giginya
Ketika gigi bayi mulai tumbuh, ia akan merasa tidak nyaman terutama pada bagian gusi. Hal tersebut dapat memicu tangis bayi, namun Anda dapat meredakan ketidaknyamanannya. Salah satu cara adalah dengan memberikan bayi teether yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam kulkas. Sensasi rasa dingin saat bayi menggigit teether tersebut akan meredakan rasa sakit atau tidak nyaman pada gusinya.

10. Fleksibel saat menyusui
Perubahan fisik yang pesat di tahun pertama dapat membuat bayi tak nyaman sehingga ia akan lebih sering menangis. Pada saat bayi Anda berusia 2 hingga 6 minggu, mereka cenderung memerlukan lebih banyak asupan ASI. Mereka dapat minum 8 sampai 12 kali dalam sehari. Lambat laun, jarak antar minum ini akan bertambah jarang seiring pertumbuhan bayi Saat menginjak usia 3 hingga 6 bulan, mereka tidak akan menyusu sesering sebelumnya. Tetaplah fleksibel, dan jangan terlalu terpaku pada aturan saat menyusui.



11.  Teknik “mengayuh sepeda”
Saat bayi terus-menerus menangis tanpa alasan yang jelas, bisa jadi ia mengalami kolik. Salah satu cara yang mudah dan cepat untuk meredakan rasa sakitnya adalah dengan menggunakan teknik mengayuh sepeda. Baringkan bayi dengan posisi wajah menghadap Anda. Genggam telapak kaki bayi menggunakan kedua telapak tangan Anda. Luruskan kaki bayi, lalu secara perlahan dorong hingga lututnya tertekuk, lakukan hal yang sama dengan kaki bayi yang lainnya hingga menyeruapai gerakan mengayuh sepeda.

12. Ci...Luk...Ba!
Jika bayi Anda kerap menangis saat Anda menghilang dari pandangannya, itu artinya ia mengalami kecemasan akan perpisahan (separation anxiety). Hal ini wajar terjadi dalam fase perkembangan sosial bayi saat memasuki usia lima hingga enam bulan. Ia hanya perlu tahu bahwa saat Anda menghilang dari pandangannya, bukan berarti Anda tak akan kembali. Ajak bayi bermain ci-luk-ba agar ia terbiasa melihat Anda ‘hilang’ dan kembali lagi ke pandangannya.

13. Bermain bayangan
Bayi belum dapat mendeteksi cahaya dengan baik, oleh karena itu, ia senang melihat obyek atau gambar dengan warna yang kontras. Ajak bayi bermain-main dengan bayangan untuk menghentikan tangisnya. Bayangan yang berwarna kontras dan tampak bergerak di dinding dapat menarik perhatian bayi. Anak akan penasaran melihat pergerakan bayangan tersebut dan berusaha menggapai dengan kedua tangannya. Aktivitas ini ampuh untuk mengalihkan tangisannya. Lihat, ia jadi lupa akan tangisnya, kan?



14. Bisikan penangkal tangis
Berada di lingkungan yang asing dan dikelilingi oleh orang-orang yang baru dikenalnya akan memicu tangis bayi mungil Anda. Jika hal tersebut terjadi, bisikkan dengan lembut di telinga bayi, “Bunda sayang kamu” atau “I love you my little baby” secara berulang hingga tangisnya reda. Saat ia merasa takut dan cemas akibat “terkepung” atau “terjebak” dalam lingkungan yang asing, maka suara Anda lah yang dapat menenangkannya.

15. Tunjukkan kepedulian Anda
Terkadang bayi membuat sebuah “tangisan palsu” untuk mendapat perhatian Anda, dan begitu Anda menghampirinya ia akan mengubah tangisannya menjadi sebuah senyum lebar. Saat itu terjadi, ayo, peluk dan ciumi dia! Pada dasarnya, saat menangis, bayi hanya berusaha berkomunikasi dengan Anda. Dan rasanya pasti menyenangkan saat mendapat pelukan dan perhatian dari orang yang paling dicintainya.

(CA/PAS)

 



Artikel Rekomendasi