Andil Ayah di Trimester I Kehamilan

 

Pada awal kehamilan yakni pada trimester pertama, calon ibu akan mengalami berbagai perubahan. Seringkali perubahan emosi mendahului perubahan fisik. Tak mengherankan, bila
tiba-tiba ibu hamil merasa sangat senang, namun dalam sekejap pula merasa sangat kesal sehingga ingin menangis.
 
Tak jarang pula si ibu dilanda perasaan kosong, kehilangan selera makan akibat deraan rasa mual, bahkan diganggu oleh mimpi-mimpi buruk yang mengusik kenyenyakan tidur.
Dalam menghadapi gejala-gejala yang biasanya timbul pada awal masa kehamilan, seperti rasa mual yang menyerang setiap pagi, seorang ibu hamil pasti akan merasa sangat berbahagia bila suaminya memberi cerhatian kecil-kecilan. Misalnya saja, meletakkan secangkir teh hangat dan beberapa potong krekers di sisi tempat tidur begitu sang ibu bangun pagi. Atau, ketika istrinya pusing, dengan sigap dan penuh kasih sayang, suami tercinta memijat pelipis sang istri.

Ya, berbagai perasaan tidak menentu pada awal kehamilan tak jarang muncul dalam bentuk gejala mual dan muntah yang berlebihan. Semua itu berkaitan erat dengan perubahan
hormon yang sedang berlangsung di daam tubuh ibu hamil, serta kecemasannya
terhadap perubahan peran yang akan dijalani kelak. Yakni, menjadi seorang ibu dan seorang ayah dengan segudang tanggung jawab baru yang menantang.

Perlu dilakukan. Untuk mengatasi perubahan tubuh di awal kehamilan, sebaiknya calon ibu
dan calon ayah saling berbagi perasaan. Jangan merasa malu atau segan untuk mengungkapkan perasaan cemas, khawatir, maupun takut yang menghantui.

Keterbukaan dan juga komunikasi yang baik akan memudahkan Anda berdua mengatasi kegalauan hati masing-masing. Sikap saling berbagi tersebut juga akan memudahkan Anda berdua untuk menghadapi dan melewati saat-saat yang menegangkan sekallgus  membahagiakan kelak, yakni pada saat persalinan.

Selama menjalani masa kehamilan, sedapat mungkin Anda berdua berusaha untuk berpikir dan bersikap positif. Kecemasan yang Anda rasakan sebaiknya dibicarakan dengan orang
yang dapat dipercaya, baik orang tua, kerabat dekat, maupun sahabat. Dengan demikian, Anda dan pasangan tidak terus-menerus merasa tertekan akibat rasa cemas dan rasa khawatir yang menumpuk dan tidak tersalurkan.

Bagaimanapun, saling berbagi dengan pasangan merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi ketegangan, sebelum Anda mencurahkan unek-unek pada orang lain.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Keguguran Akibatkan PTSD

Apapun penyebab keguguran, pasti menimbulkan perasaan sedih berkepanjangan. Kesedihan ini tak dapat diukur dari lamanya kehamilan. Walau kehamilan baru berusia beberapa minggu misalnya, rasa kehilanga... read more