Belajar Nafas Lagi Si Ibu Hamil

 

Stres yang dialami ibu hamil dapat berpengaruh pada janin. Oleh sebab itu, penting untuk ibu hamil tetap tenang dan rileks. Napas yang tenang dan berirama akan membuat kehamilan nyaman dan janin sehat.

Bernapas memang merupakan kegiatan yang selalu dilakukan tanpa putus. Namun, bagi ibu hamil, bernapas bukan hanya kegiatan rutin hidup. Bernapas dengan baik dan benar, akan sangat membantu ibu hamil, baik ketika menjalani masa kehamilan maupun ketika proses melahirkan.

Dalam “Breathing Techniques for Pregnancy, Labour, and Delivery”  Dr. Hazel Lynn, MD, FCFP, MHSc  memaparkan teknik bernapas yang baik dan benar. Caranya, panjang tarikan napas harus sama dengan hembusan. Bernapaslah teratur dan berirama. Idealnya,  tersenyum di akhir hembusan napas. ''Bernapas baik dan benar juga perlu dilakukan  saat bersalin. Setiap kali kontraksi datang, usahakan bernapas satu kali dengan lengkap di akhir setiap kontraksi,'' tulis Dr. Hazel.

Mulai Berlatih. Kebanyakan ibu hamil baru belajar teknik bernapas, baik  di kelas prenatal rumah sakit atau di tempat khusus, pada usia kehamilan trimester ke-3. Padahal, menurut Lanny Kuswandi, pakar dan praktisi hypnobirthing, “Persiapan lebih awal lebih baik. Belajar teknis bernapas sejak awal kehamilan.”

Larissa Hirsch, M.D., dokter kandungan dari The International Childbirth Education Associaton, AS, juga mengatakan, “Kelas teknik napas dapat diikuti pada usia kehamilan 5-8 minggu. Sehingga, saat mengalami kontraksi palsu Braxton-Hicks di trimester ke-2, Anda sudah tahu cara melewatinya.”

Manfaatnya. Bernapas ketika masa kehamilan ternyata memiliki banyak manfaat.  
  • Meningkatkan kesadaran diri ibu untuk menerima perubahan tubuh, emosi, dan nyeri kontraksi dengan tenang dan rileks.
  • Membantu ibu rileks dan tenang menghadapi kontraksi “palsu” (Braxton-Hicks) maupun asli.
  • Menjaga kelancaran aliran oksigen ke tubuh janin agar tumbuh kembangnya optimal. Juga agar ibu bertenaga, baik saat hamil maupun bersalin/mengejan.
  • Mengurangi tenaga ibu untuk mengejan serta frekuensi mengejan, dengan menjaga ibu tetap rileks  sehingga otot-otot vagina lemas (tidak tegang) dan menyesuaikan diri dengan gerakan janin “turun “ke jalan lahir. Akibatnya, janin terdorong alamiah ke luar.
Tahukah Anda menurut Rachel Ballon, Ph.D. Dalam bukunya Breathing Life into Your Characters, bernapas baik dan benar akan mempengaruhi suasana hati  dan karakter. Bernapas 9-12 kali/menit akan  memiliki kontrol emosi dan fisik  bugar, 18-22 kali/menit  membangun karakter tidak stabil, 28-33 kali/menit memiliki karakter keras dan emosi mudah meledak.

 



Artikel Rekomendasi