Fakta Tentang Masalah Kehamilan

 

Ibu hamil rentan mengalami kecemasan yang terkait dengan masalah kesehatan janin dan dirinya sendiri. Berikut ini beberapa  fakta tentang keadaan yang dapat terjadi selama kehamilan.
  • Flek. Kehamilan yang normal tidak boleh mengalami perdarahan, meskipun hanya flek coklat. Perdarahan yang dialami harus dicari penyebabnya. Semua kemungkinan penyebab  harus dicari dengan teliti menggunakan USG transvaginal. Selama mengalami perdarahan, ibu hamil dilarang melakukan hubungan intim.
  • Bayi terlilit tali pusat terjadi pada sekitar 20% persalinan normal dan  sebenarnya tidak selalu membahayakan janin. Namun dalam proses persalinan ketika mulai timbul kontraksi dan kepala janin mulai turun memasuki rongga panggul, maka lilitan tali pusat menjadi makin erat dan menyebabkan penekanan pembuluh darah tali pusat. Sehingga harus segera ambil keputusan tepat untuk tetap melanjutkan proses persalinan yaitu dengan memberi oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila persalinan masih  lama dan detak jantung janin makin lambat, persalinan harus segera diakhiri dengan operasi cesar.
  • Diabetes Gestasional. Sekitar 2-5% ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional dengan peningkatan hingga 7-9% pada ibu yang memiliki faktor risiko seperti berusia di atas 35 tahun, berat badan berlebih, atau memiliki riwayat diabetes dalam keluarga. Karena itu, sebaiknya periksa lebih awal dan lebih sering. Diabetes gestasional adalah keadaan sementara pada ibu hamil dimana tubuh tidak memproduksi cukup banyak insulin untuk zat gula dalam tubuh selama kehamilan. Keadaan ini disebut juga intoleransi glukosa atau intoleransi karbohidrat.
  • Bayi lahir dengan Sindroma Down terjadi karena adanya kelainan pembelahan sel di seluruh tubuh anak yang disebut non disjunction. Hal ini menghasilkan embrio (janin) dengan 3 copy kromosom, bukan 2 copy sebagaimana normalnya. Hingga kini penyebab non disjunction belum diketahui. Sebesar 80% penyandang sindroma down dilahirkan oleh ibu muda usia, bukan ibu di atas 35 tahun yang sebelumnya menjadi fokus penyebab anak terlahir dengan sindroma down. Jadi, faktor usia bukan  penyebab utama keadaan ini.
  • Bayi Lahir Prematur. Premature Rupture of Membrane (PROM) atau pecahnya membran prematur adalah penyebab kelahiran prematur yang paling umum. Ini bisa terjadi ketika kantung yang berisi bayi dan cairan amniotik pecah atau menyembur sebelum waktunya lahir. Dokter belum dapat memastikan penyebab PROM, namun diduga infeksi vagina, terlalu banyak cairan amniotic, dan kehamilan kembar bisa menjadi  pemicu. Faktor pemicu kelahiran prematur lainnya adalah ibu memiliki mulut rahim yang lemah, bentuk rahim  tidak normal, stress, hamil di usia di atas 32 .  
  • Plasenta Previa. Plasenta biasanya terbentuk di sepanjang bagian atas rahim. Pada plasenta previa, melekat di dekat atau menutupi serviks. Sehingga mengganggu proses kelahiran bayi karena menutupi jalan lahir. Bila posisi plasenta tetap menghalangi jalan lahir sampai saat kelahiran, perlu persalinan cesar. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi risikonya meningkat pada wanita dengan sel telur yang melekat sangat rendah di dalam rahim, memiliki endometrium, pernah kuretase, operasi rahim, bedah caesar, kehamilan kembar, merokok atau menggunakan kokain, kehamilan di bawah usia 20 tahun dan hamil di atas 30 tahun dan memiliki riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.
  • Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Secara umum bayi BBLR berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau dismaturitas yakni bayi lahir cukup bulan tapi BB saat lahir lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, tidak mencapai 2.500 gram. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan kerena penyakit ibu seperti  kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan kondisi lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
  • Pre-eklampsia adalah keadaan meningkatnya tekanan darah dan terjadinya kelebihan kadar protein dalam urin yang hanya bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini dialami  1 dari 14 ibu dan jarang menjadi lebih serius. Bila Pre-eklampsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, dokter akan mengambil tindakan untuk segera mengeluarkan bayi. Tapi bila pre-eklamsi terjadi di awal kehamilan, maka dokter akan berusaha memperpanjang kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup kuat untuk lahir.
  • Postpartum Eklampsia ditandai dengan gejala mirip dengan pre-eklampsia pada masa hamil. Di antaranya, tekanan darah meningkat (hipertensi), pusing dan kejang, penglihatan terganggu, perut nyeri, pembengkakan kaki, cepat lelah, nyeri otot atau persendian. Penyebabnya belum diketahui pasti. Namun, beberapa ahli menduga sejumlah faktor pemicu, antara lain penurunan volume cairan intravaskuler, faktor genetik, pola makan kurang baik, defisiensi  vitamin A dan penolakan sistem imun dari plasenta oleh tubuh ibu. (me)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more