Kafein Vs Kehamilan

 



Sebelum hamil, setiap pagi Anda minum kopi, cokelat panas atau teh agar tubuh lebih bersemangat. Tak ada masalah apa pun yang timbul, termasuk merasa ketergantungan. Anda hanya suka rasanya, bukan adiksinya. Namun, karena sudah terbiasa, jadi tak mudah bagi ibu hamil untuk meninggalkan gaya hidup tersebut.

Sementara itu, perdebatan mengenai boleh atau tidak wanita hamil mengonsumsi kafein masih berlanjut. Hal yang juga  tak banyak diketahui adalah kafein tak hanya terdapat pada kopi, namun juga pada teh, minuman bersoda, bahkan cokelat! Yuk, simak pembahasannya lebih lanjut.

1. Apa dampak kafein terhadap kehamilan? Berbedakah di tiap trimester?

Kafein merupakan stimulan, sehingga dapat meningkatkan detak jantung, insomnia hingga heartburn dengan merangsang sekresi asam lambung. Efek ini akan lebih terasa ketika memasuki kehamilan trimester pertama karena kemampuan tubuh untuk memecah kafein melambat. Selama trimester kedua, dibutuhkan hampir dua kali lebih lama untuk membersihkan kafein dari tubuh dibanding ketika Anda tidak hamil. Dan selama trimester ketiga, dibutuhkan hampir tiga kali lebih lama. Hal ini dapat memengaruhi jumlah kafein yang melintasi plasenta hingga akhirnya mencapai janin, yang belum mampu untuk memproses racun yang terdapat dalam minuman berkafein.




2. Bolehkah wanita hamil mengonsumsi kafein maksimal 2 cangkir per hari?

WHO menyarankan agar ibu hamil tidak mengonsumsi kafein lebih dari 300 mg sehari. Sementara beberapa lembaga kesehatan lainnya menyarankan agar ibu hamil mengonsumsi kafein maksimal 200 mg sehari. Kopi yang dibuat sendiri di rumah biasanya mengandung 95-200 mg kafein, sedangkan kopi yang dijual di coffee shop memiliki kadar kafein yang lebih tinggi. Karenanya, disarankan Anda membuat kopi, teh atau minuman cokelat sendiri.

3. Apakah mengonsumsi kafein dapat menyebabkan ibu hamil dehidrasi?


Konsumsi kafein memang dapat menyebabkan dehidrasi, namun jika Anda mengosumsinya dalam jumlah berlebihan yaitu lebih dari 4 cangkir kopi per hari atau sebanyak 500 mg. Jumlah inilah yang dapat mengakibatkan meningkatnya risiko dehidrasi karena kafein memiliki sifat diuretik yang meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil.
Dehidrasi selama kehamilan juga menyebabkan berkurangnya cairan ketuban yang menjaga posisi bayi di dalam rahim. Kurangnya cairan ketuban mengakibatkan janin bersentuhan langsung dengan rahim dan bisa menimbulkan kecacatan pada anggota tubuh janin. Kekurangan cairan dapat menyebabkan terjadinya penurunan volume darah dalam tubuh atau anemia.




4. Benarkah dapat memicu terjadinya kelahiran prematur?


Hal ini belum terbukti secara ilmiah, namun disinyalir konsumsi kafein dalam batas wajar justru membuat usia kehamilan semakin panjang. Mengapa demikian? Karena setiap 100 miligram kafein yang Anda konsumsi akan menambah waktu kehamilan selama 5 jam. Khusus untuk konsumsi kopi, akan lebih lama lagi, yaitu sekitar 8 jam per 100 miligramnya.

5. Konon konsumsi kafein berlebih dapat memengaruhi detak jantung wanita hamil?

Benar, konsumsi kafein secara berlebihan akan membuat jantung Anda berdetak lebih kencang. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih berat dan lebih cepat untuk memompa darah. Meningkatnya volume darah yang lebih besar dari peningkatan massa sel darah merah, akibatnya, timbul anemia pada ibu hamil. Konsumsi kafein saat hamil juga dapat menimbulkan perasaan gelisah, cemas atau stres akibat meningkatnya hormon epinephrine dan norepinephrine dalam tubuh akibat asupan kafein. Padahal, ketika emosi ibu tidak stabil, anak dalam kandungan akan tumbuh menjadi anak yang tidak tangguh, emosinya pun buruk.





6. Jika sering mengonsumsi kafein kelak bayi terlahir dengan berat badan rendah, benarkah?

Penelitian dari Norwegian Institute for Public Health memberikan jawaban ya untuk pertanyaan di atas. Pasalnya, kafein dapat mengurangi aliran darah dalam plasenta, dan karena janin mendapatkan nutrisi dan bernapas menggunakan oksigen yang terkandung dalam darah ibunya yang mengaliri plasenta, maka kafein dapat membuat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Setiap 100 mg kafein yang dikonsumsi per hari bisa menurunkan 21-28 gram berat bayi, dengan acuan berat badan rata-rata normal bayi baru sebesar 3,6 kg. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi 200-300 mg kafein per hari bisa menimbulkan masalah bagi janinnya.

7. Bagaimana kafein berdampak pada janin?

Kafein yang dikonsumsi ibu hamil akan sangat mudah melewati plasenta yang dikenal sebagai ‘jembatan’ pemberi nutrisi ke janin, sehingga saat janin terpapar zat-zat yang ada di dalam kafein ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan sel-sel bayi. Kafein juga memiliki sifat sebagai simultan yang dapat meningkatkan denyut jantung, sedikit meningkatkan tekanan darah, membuat ibu hamil merasa gelisah dan insomnia serta merangsang sekresi asam lambung. Kondisi-kondisi tersebut tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan janin yang dikandung. Faktor lainnya adalah senyawa fenol di dalam kopi dapat mempersulit tubuh untuk menyerap zat besi, sehingga ibu hamil rentan terkena anemia sehingga ada kemungkinan bayi yang dilahirkan nanti memiliki risiko terkena anemia.
Risiko bayi lahir dalam keadaan meninggal juga dua kali lebih tinggi jika ibu hamil mengonsumsi kafein lebih dari 8 cangkir setiap harinya serta berpotensi melahirkan bayi laki-laki dengan kondisi salah satu testisnya tidak turun ke skrotum.




8. Bagaimana jika ibu hamil ‘ketergantungan’ terhadap minuman yang mengandung kafein?

Jika Anda ingin mengonsumsi minuman berkafein seperti teh dan kopi, sebaiknya di antara waktu makan sehingga akan memiliki lebih sedikit efek pada penyerapan zat besi. Jika sulit menghentikan kebiasaan ini sama sekali, cobalah untuk mengurangi jumlah asupannya. Anda juga bisa mengurangi takaran kopi dengan mencampurnya dengan susu atau ganti kopi dengan minuman cokelat atau olahan cokelat lainnya karena cokelat mengandung antioksidan. Sebaiknya cermatlah saat memilih produk untuk dikonsumsi, misalnya Anda merasa aman dengan mengonsumsi teh herbal karena tidak mengandung kafein, pastikan untuk jeli membaca daftar bahan pembuatnya terlebih dahulu dan konsultasikan ke dokter kandungan Anda.

10. Apakah aman bagi ibu hamil untuk mengonsumsi kopi decaf (kopi tak berkafein)?

Konsumsi kopi jenis ini memang jauh lebih aman dibandingkan dengan kopi lainnya. Namun perlu diketahui bahwa kopi decaf tidak 100 persen bebas kafein. Kopi decaf tetap mengandung kafein, meskipun jumlahnya sangat sedikit. Jika kopi pada umumnya mengandung sekitar 135 mg kafein per 236 ml, maka kopi decaf hanya mengandung sekitar 5 mg kafein. Karena itu, kopi jenis ini tidak memberi pengaruh kafein untuk kebanyakan orang dan lebih aman dikonsumsi saat hamil.

Penting untuk Bunda!
Berapa Kandungan Kafeinnya?
1 gelas kopi instan: 100 mg
1 cangkir kopi instan: 75 mg
1 cangkir teh: 50 mg
1 kaleng minuman bersoda: 40 mg
1 kaleng minuman energi: 80 mg
50 gr cokelat: 50 mg
50 gr cokelat susu: 25 mg

KONSULTASI dr. Fakriantini Jaya Putri, SpOG, RS Zahirah, Jakarta.

 



Artikel Rekomendasi