Pendarahan, khususnya bagi Anda yang baru pertama kali hamil, tentu menimbulkan kekuatiran, bahkan kepanikan. Pada kenyataannya, pendarahan pada trimester pertama sekalipun, tidak selalu merupakan ancaman bagi kehamilan Anda.

Pendarahan termasuk hal yang biasa, khususnya pada trimester pertama. Hanya saja, bila pendarahan ini terjadi pada trimester ke 2 dan ke 3, Anda perlu waspada. Sekitar 20 - 30% ibu hamil mengalaminya dan 70 - 80% diantaranya tetap menjalani kehamilannya dengan lancar hingga tiba saat persalinan. Hanya 3% yang kemudian berakhir dengan keguguran.

Pendarahan yang terjadi pada trimester ke-2 atau ke-3, bisa jadi merupakan gejala-gejala:

• Plasenta previa, yakni posisi plasenta menutupi jalan lahir. Sekitar 70% ibu hamil mengalami pendarahan dari vagina tanpa disertai rasa sakit atau nyeri, 20% ibu hamil mengalaminya dengan keluhan kram perut dan 10% sisanya terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala apa pun termasuk tanpa pendarahan
• Plasenta lepas (solution placenta), yakni sebagian pelekatannya robek atau terlepas. Diantara yang mengalaminya, 80% ibu hamil mengalami pendarahan dari vagina, berupa bercak darah berwarna merah gelap. Tapi 20% ibu hamil mengalaminya tanpa disertai pendarahan
• Rahim robek. Gejalanya sangat beragam. Kebanyakan terjadi pada bekas operasi caesar. Gejala yang paling sering selagi hamil berupa nyeri perut yang terus menerus, pendarahan vagina mulai dari hanya berupa bercak sampai pendarahan hebat
• Ancaman persalinan prematur, biasanya pendarahan terjadi beberapa minggu sebelum hari persalinan yang sudah diperkirakan dokter. Ini merupakan proses pelepasan “sumbat” kehamilan dan akan terlihat sebagai bercak drah yang keluar bersamaan dengan lendir kental.
• Infeksi akibat jamur pada saluran kemih, kerap menyebabkan pendarahan berwarna merah mudah dan biasanya disertai gatal
• Varises yang pecah pada pembuluh darah di vagina, juga ditandai dengan gejala pendarahan.

Baca juga:
Perdarahan Saat Hamil
Perdarahan dan Ancaman Keguguran

9 Bulan yang Menakjubkan