Kontraksi Tanda Persalinan

 

Kontraksi yang lebih kuat akan terjadi ketika usia kehamilan cukup bulan, pada minggu ke 37 hingga 40,  sebagai kontraksi tanda persalinan.
  • Dalam minggu-minggu ke 37-40 , rahim akan menjadi sangat peka terhadap rangsangan dan semakin aktif.  Leher rahim menjadi lembut, sedikit memendek dan mulutnya mulai membuka. Bila dokter melakukan pemeriksaan dalam, maka ia akan merasakan ujung kantong ketuban dan meraba kepala bayi yang memang sudah turun di rongga panggul ibunya.
  • Pada awalnya, kontraksi rahim tidak terlalu kuat dan terjadi dengan jarak cukup lama. Namun, semakin lama kian kuat dan sering. Fase ini belum terlalu dirasakan oleh calon ibu dan disebut fase tenang. Rata-rata berlangsung selama 9 jam pada kelahiran anak pertama dan 4 jam pada kehamilan berikutnya.
  • Setiap kali berkontraksi, serabut otot rahim akan memendek sedikit. Akibatnya, leher rahim tertarik ke atas. Penarikan demi penarikan akan memaksa leher rahim membuka mulutnya semakin lama semakin lebar. Inilah yang disebut dilatasi leher rahim atau lebih dikenal dengan istilah pembukaan. Fase tenang biasanya berlangsung hingga mulut rahim membuka selebar 2-3 jari atau 4-5 cm. Pembukaan 3 jari atau 5 cm berati sudah separuh dari pembukaan sempurna.
  • Kontraksi tanpa sakit kini menjadi lebih sering muncul. Pada sebagian ibu hamil, mungkin juga terjadi kontraksi yang disertai rasa sakit, biasanya menyerang pada malam hari dengan jarak waktu yang tidak teratur. Ini disebut kontraksi palsu (kontraksi Braxton Hicks), namun sering dikira saat persalinan yang sebenarnya sudah tiba. Oleh karena itu, tidak jarang calon ibu sudah pergi ke rumah sakit, lalu pulang kembali keesokan harinya.
  • Akhir dari fase tenang didahului dengan adanya perubahan sifat kontraksi rahim, yakni menjadi lebih kuat dan sering. Ketika pembukaan mulut rahim mendekati sempurna, kontraksi rahiim semakin kuat pula. Namun, perasaan sakit ini tergantung pada kesiapan calon ibu dalam menghadapi proses persalinan, termasuk kesiapan mentalnya.
  • Ketika leher rahim telah terbuka sempurna, rahim dan saluran vagina akan membentuk lintasan melengkung yang akan dilalui oleh bayi dengan bantuan dorongan kontraksi rahim dan otot-otot perut ibunya.  Sejak saat itulah proses persalinan dimulai, dan pembukaan sempurna mulut rahim itu  disebut tahap pertama persalinan.
  • Selanjutnya, sejak mulut rahim membuka sempurna sampai saat bayi lahir disebut tahap kedua persalinan. Sedangkan tahap ketiga persalinan adalah proses kelahiran ari-ari yang dapat dipercepat dengan pemberi suntikan perangsang kontraksi rahim.
Tanda Kontraksi Asli: 
  • Di awal proses persalinan, kontraksi berlangsung 30-60 detik. Pada fase persalinan paling aktif, sekitar 75 detik. 
  • Kontraksi tidak hilang meski Anda berubah posisi.
  • Kontraksi kian lama kian sering  - awalnya setiap 10 menit sekali -  dan semakin kuat, disertai sensasi “sesuatu akan keluar dari vagina”. Bila kontraksi sudah terjadi setiap 5 menit, segeralah ke rumah sakit,  apalagi bila disertai tanda:
  1. keluarnya lendir dari vagina yang agak kental bercampur sedikit darah.
  2. kantung ketuban pecah diikuti dengan keluarnya air ketuban. 
  3. rasa nyeri dan pegal di daerah panggul dan menjalar ke pangkal paha dan perut bagian bawah. 
  4. leher rahim panas dan sakit. 
Tanda Kontraksi Palsu
  • Mulas - tanpa rasa nyeri  - dari bagian atas rahim hingga ke bawah.
  • Muncul di trimester kedua atau di atas 20 minggu, meski terkadang bisa juga muncul di awal dan akhir kehamilan.
  • Kontraksi berlangsung sekitar 20 detik, terkadang dua menit atau lebih.
  • Hanya 1-2 kali sehari dan tidak semakin sering seiring bertambahnya waktu.
  • Bila Anda berubah posisi, kontraksi hilang
Untuk mendapat kepastian tentang kontraksi yang Anda alami, periksakan diri ke dokter kandungan. (me)





 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more