Mitos Salah Tentang Kehamilan

 

Ibu hamil sering 'dikepung' berbagai anjuran, pantangan dan banyak kata 'konon.' Jangan bingung, apalagi mudah terpengaruh karena semua belum tentu benar.

Mitos: Jangan pengumuman hamil sebelum lewat 3 bulan.
Anda justru harus segera mengabarkan berita gembira ini. Sebab bisa saja di tengah meeting pagi hari, Anda tiba-tiba diserang rasa mual dan harus berkali-kali ke toilet. Apabila orang-orang di sekeliling mengetahui kondisi Anda, mereka dapat memberi dukungan mental serta bantuan. Nasihat untuk merahasiakan kehamilan tersebut bisa jadi mengingat pada rentang 3 bulan pertama, kemungkinan untuk terjadi keguguran masih cukup besar.

Mitos: Jenis kelamin dapat ditentukan dari bentuk perut dan ‘sinar’ ibu.
Jenis kelamin janin hanya ditentukan lewat pemeriksaan USG. Dan denyut jantung janin tidak dapat dijadikan ‘alat bantu’ menentukan jenis kelamin. Anggapan denyut hantung janin cepat berarti laki-laki perempuan dan jika lama artinya laki-laki, adalah salah. Denyut jantung janin berfluktuasi setiap saat sejalan dengan usia kehamilan. Tentang penampilan yang ‘bersinar’ saat hamil bukan tanda janin perempuan. Meski bayi laki-laki, Anda tetap akan terlihat cantik dan ‘bersinar’ begitu masuk trimester ke-2. Itu karena Anda sudah mulai menikmati kehamilan. Kadar hormon yang mulai stabil akan membuat nafsu makan kembali. Sirkulasi darah ke arah janin pun lancar.

Mitos: Anda harus makan dengan porsi untuk 2 orang.
Untuk tetap sehat dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi janin, tubuh Anda hanya butuh tambahan 300 kalori setiap hari. Atau tambahan makan sebanyak seperempat porsi makan Anda dalam keadaan normal. Cukup itu saja.

Mitos: Makanan ikut menentukan warna kulit janin.
Konon, ibu hamil yang mengonsumsi makanan mengandung zat besi, warna kulit bayinya akan gelap. Padahal, Anda sangat membutuhkan zat besi, karena produksi sel-sel darah meningkat. Kekurangan zat besi akan berisiko mengalami anemia. Warna kulit bayi ditentukan oleh factor genetik yang Anda dan pasangan wariskan, bukan oleh makanan.

Mitos: Kalau mengangkat tangan di atas kepala, janin bisa terlilit tali pusat.
Sekitar 20-25% bayi memang memiliki kemungkinan lahir terlilit tali pusat. Ada yang terlilit di leher, ada juga yang di kaki. Kemungkinan ini sama sekali tidak berkaitan dengan gerakan tangan ibu. Janin dengan tali pusat lebih dari 1 meter, beresiko lebih besar terlilit dibanding yang hanya 32-80 cm. Apalagi, kalau janin aktif bergerak di dalam kantung ketuban.

Mitos: Posisi tidur menentukan cara bersalin.
Apapun posisi tidur Anda, selama itu nyaman, sah-sah saja dilakukan. Hanya saja, ketika usia kandungan memasuki trimester akhir, dokter akan menyarankan tidur dengan posisi miring ke kiri paling tidak selama 10 menit, 2 kali sehari agar pembuluh darah utama tidak tertekan oleh janin yang sudah besar, sehingga mengganggu aliran darah. Sesederhana itu saja alasannya.

Mitos: Supaya bayi cepat lahir, makan yang pedas-pedas.
Saluran pencernaan dan saluran untk melahirkan tentu saja berbeda. Terlalu banyak makanan pedas akan membuat perut teras mulas. Namun, bukan mulas yang muncul jelang persalinan. Mulas kerena kepedasan hanya akan mendorong untuk buang air besar. Mitos ini serupa dengan mitos yang menyarankan untuk minum minyak kelapa supaya cepat melahirkan.

Mitos: Lebih baik episiotomi dari pada robek sendiri.
Ini berkaitan dengan perobekan perinemun (daerah antara vagina dan anus) pada saat bersalin secara alami. Bisa dilakukan penguntingan (episiotomi), bisa juga dibiarkan robek sendiri secara alami. Apabila perineum robek secara alami biasanya robekannya hanya sedikit dan tidak mencapai lapisan otot. Robekan ini umumnya sembuh lebih cepat daripada digunting. Karena kadang episiotomi dapat mencapai lapisan otot, sehingga lukanya lebih lama sembuh. (me)


 



 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more