Pendarahan Trimester Pertama Bisa Akibatkan Keguguran

 

Pendarahan pada kehamilan di trimester pertama (minggu 1-24) terjadi pada 30% kehamilan. Dari jumlah tersebut, separuhnya berakhir dengan keguguran. Untuk itu, penting sekali mengetahui penyebab dan pencetus pendarahan, agar momok ibu hamil ini sebisa mungkin dicegah. Pada setiap kasus pendarahan, ibu diharuskan segera mencari pertolongan medis untuk evaluasi lebih lanjut.

Implantasi embrio.

Penyebab: Pendarahan akibat proses perlekatan embrio di dinding rahim (implantasi embrio).
Kapan terjadi: Sekitar waktu menstruasi, sehingga ibu tidak menyadari bahwa proses kehamilan sudah berlangsung.
Gejala: Pendarahan jauh lebih sedikit dari menstruasi umumnya, hanya berupa bercak, lamanya 1-2 hari.
Perawatan dan Tindakan: Tidak perlu, karena merupakan proses terjadinya kehamilan normal.

Pendarahan yang merupakan ancaman keguguran.
Penyebab: Infeksi, misalnya infeksi saluran kemih, dehidrasi, penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keguguran, trauma fisik berat, atau karena perkembangan janin yang abnormal. Bisa juga penyebab tidak diketahui pasti. Hubungan seks atau stress, yang selama ini sering disebut sebagai salah satu penyebab pendarahan, sesungguhnya tidak benar.
Kapan terjadi: Kehamilan kurang dari 12 minggu. Setelah 12 minggu, kejadian keguguran menurun drastis.
Gejala: Pendarahan, disertai atau tidak disertai kram perut.
Perawatan dan Tindakan:
  • Pemeriksaan dalam (per vagina) untuk mengetahui dan mengatasi penyebab pendarahan akibat kelainan di vagina seperti infeksi mulut rahim, polip di mulut rahim hingga kanker mulut rahim.
  • Pemeriksaan mulut rahim, apakah masih dalam keadaan tertutup atau terbuka.
  • Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi kehamilan. Jika janin masih baik, kehamilan dapat dilanjutkan. Jika ditemukan sisa kehamilan yang menunjukkan keguguran sebagaian, makan dilakukan kuretasi dengan pembiusan. Jika rahim sudah kosong,  karena kehamilan sudah keluar seluruhnya, ibu diberi pengobatan antibiotik.
  • Dari hasil USG juga dapat ditemukan kasus janin tidak berkembang (blighted ovum), umumnya disebabkan keadaan janin yang abnormal sejak awaal, kematian janin (detak jantung janin tidak dapat dideteksi lagi), dan kehamilan mola (hamil anggur) di mana perkembangan janin abnormal, perlu ditangani serius karena dapat berubah menjadi kelainan yang bersifat ganas atau kanker.
Kehamilan Ektopik(Kehamilan di luar rahim)
Penyebab: Merupakan pendarahan pada trimester pertama yang paling berbahaya. Kehamilan ektopik terjadi bila sel telur, yang telah dibuahi, menempel di luar rahim, umumnya di saluran telur atau tuba falopi. Karena sel telur yang sudah dibuahi itu akan tumbuh membesar, maka tempatnya menempel akan robek dan mengakibatkan pendarahan yang mengancam nyawa ibu, dialami sekitar 3% kehamilan.
Kapan terjadi: Sesudah lewat minggu ke-6.
Gejala: Pendarahan disertai nyeri perut.
Perawatan dan Tindakan:
  • Pemeriksaan dilakukan berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG dan pemeriksaan laboratorium.
  • Bila kehamilan di luar kenadungan belum pecah, pemberian obat-obatan hingga tindakan operasi pemotongan saluran telur dan tranfusi darah.


 

 



Artikel Rekomendasi