Pengobatan Flek Paru Saat Hamil

 

Tanya: Ketika hamil 4 bulan, saya didiagnosa terkena flek paru dengan hasil pemeriksaan darah LED 40 (normalnya 0-20). Saya diberi obat Pehadoxin 400, Rifampicin 450 dan Pyrazynamide 500 untuk diminum setiap hari selama 6 bulan. Mana lebih aman, terus minum obat atau menunda pengobatan hingga bayi lahir?

Jawab: Tampaknya Anda didiagnosis mengidap proses spesifik paru atau yang dikenal dengan TB atau Tuberkulosis paru (dulu TBC). TB pada kehamilan membahayakan ibu dan janin, karena infeksi dapat mengakibatkan radang paru-paru hebat dan menyebar ke organ lain di luar paru. Sedangkan pada janin, dapat mengganggu pertumbuhan, menular ke janin (meski jarang), mencetus persalinan prematur dan kematian janin. Pada masa menyusui, Anda pun berisiko menularkan penyakit TB ke bayi.
    
Gejala penyakit TB sangat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan sama sekali hingga batuk-batuk ringan, turunnya berat badan, batuk darah sampai kondisi sakit berat. Mengingat sulitnya diagnosis dan risiko beratnya penyakit, maka TB harus diobati segera. Prinsip ini juga berlaku pada kehamilan. Beruntung sebagian besar obat anti TB (termasuk yang Anda sebut) aman dikonsumsi pada semua usia kehamilan, kecuali golongan aminoglikosid seperti streptomisin.

WHO menganjurkan penggunakan obat TB lebih dari 1 jenis (multiple drugs), yang jika dikonsumsi secara benar lebih dari 2 minggu, maka risiko penularan (baik ke janin, bayi yang disusui atau orang sekitar) akan minimal. Namun efektivitas penyembuhan baru tercapai sesuai waktu yang dianjurkan (6-9 bulan).

Jadi, obat-obatan tersebut selain mencegah komplikasi lebih buruk terhadap kehamilan dan persalinan, Anda juga aman menyusui nantinya. Yang juga penting dalam pengobatan tuntas adalah mencari faktor penunjang penularan dan infeksi. Misalnya, adakah pengidap TB di sekitar Anda dan apakah ada faktor lain yang menurunkan daya tahan tubuh Anda?

 



Artikel Rekomendasi