Tips Mengenal Alat Periksa Kehamilan

 

Saat hamil, bunda harus rajin memeriksakan diri ke dokter kandungan agar kesehatan diri dan janin selalu terjaga. Mungkin Anda bertanya-tanya, apa guna dari serangkaian alat periksa kehamilan di ruang dokter? 

Timbang badan. Gunanya: mencatat pertambahan Berat Badan (BB) setiap bulan, mengikuti pertumbuhan janin, menjelaskan status gizi, dan mendeteksi adanya gejala penyakit. Misalnya, BB kurang pertanda kekurangan nutrisi, BB melonjak drastis mungkin pertanda pre-eklampsia.

Periksa tekanan darah, di lengan kiri. Gunanya: mengukur tekanan darah atau kekuatan jantung memompa darah ke seluruh tubuh, dalam keadaan normal atau tidak. Hasil pengukuran ditulis dalam 2 angka, misalnya 120/70.

Angka 120 adalah tekanan sistolik: jantung berkontraksi mendorong darah keluar dan berdenyut. Angka 70 adalah tekanan diastolik atau masa istirahat di antara 2 denyutan. Angka 120/70 termasuk tekanan darah normal. Disebut tekanan darah tinggi jika angkanya lebih dari 140/90. Ini bisa merupakan pertanda gangguan penyakit, seperti pre-eklampsia, eklampsia, atau hipertensi dalam kehamilan.

Doppler. Gunanya: memeriksa bunyi denyut jantung janin. Frekuensi normal 120 – 160 kali per menit. Bila kurang dari 120 kali, atau lebih dari 160 kali, kemungkinan terjadi kegawatan janin, harus segera diambil tindakan sesuai usia kehamilan dan faktor penyebab. Bila tidak ditemukan bunyi detak jantung janin, kemungkinan ia meninggal. Harus dipastikan lewat pemeriksaan USG.

Ultrasonografi (USG). Gunanya: alat pencitraan, bebas radiasi sebab memanfaatkan pantulan gelombang suara frekuensi tinggi (di atas 20 kilohertz) untuk menghasilkan gambar. Terdiri dari bagian yang ditempelkan ke tubuh dan monitor penunjuk gambar. Meski dianggap aman, jika kehamilan Anda normal dan sehat, gunakan USG secukupnya atau sekitar 4 kali: di awal setiap trimester dan menjelang persalinan. Penggunaannya pun harus selalu di bawah pengawasan dokter.

Cardiotocography (CTG). Gunanya: memantau kesejahteraan janin dengan cara merekam pola denyut jantung, dihubungkan dengan gerakan janin atau kontraksi rahim. Perut Anda ditempeli 2 alat, yaitu alat deteksi denyut jantung janin dan alat deteksi kontraksi, selama 10-15 menit. Bila terdeteksi perlambatan denyut jantung janin, bisa menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang tidak baik dan harus segera diberi pertolongan.

CTG yang dikerjakan di Indonesia adalah jenis ulangan, tidak terus-menerus. Dalam persalinan, ibu yang berisiko tinggi memerlukan pemeriksaan ulangan setiap 4-8 jam sekali.

Pemeriksaan CTG penting pada kondisi:
  • Komplikasi kehamilan: darah tinggi, kencing manis (diabetes), hipo atau hiper tiroid, dan penyakit infeksi kronis.
  • Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Restriction) atau Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT).
  • Air ketuban sedikit (oligohidramnion).
  • Air ketuban berlebih (polihidramnion).

 



Artikel Rekomendasi