Kehamilan yang terjadi akibat kegagalan alat atau metode KB dapat menjadi kehamilan yang tak tepat waktu
(mistimed) atau tidak direncanakan
(unintended pregnancy), yang dapat memberi efek psikologis kepada calon bunda dan ayah, seperti perasaan kaget, cemas, frustasi, stress, hingga depresi ringan. Kehamilan jenis ini juga berpotensi memunculkan konflik internal antara suami isteri, misalnya perilaku saling menyalahkan.
Kondisi ini harus segera diatasi. Pasangan dianjurkan untuk membicarakan masalahnya secara terbuka, mencari solusi-solusi realistis, dan membuat komitmen baru untuk menerima kehamilan dengan sepenuh hati, sambil berserah diri kepada Tuhan. Dibutuhkan juga dukungan
support system, misalnya dari keluarga besar, untuk memberi penguatan kepada pasangan yang mengalami kehamilan tak tepat waktu atau tak direncanakan. Pada beberapa kasus, adakalanya suami isteri juga butuh bantuan konseling dari tenaga profesional, misalnya dari bidan.
Upaya di atas dibutuhkan agar kehamilan tak tepat waktu dan tak direncanakan tidak berubah menjadi Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),
unwanted pregnancy, atau kehamilan yang keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi, yang bisa bermuara pada perilaku menolak atau menelantarkan kehamilan hingga keinginan untuk menggugurkan kandungan.
(BDH/ERN)Baca Juga:4 Risiko Kegagalan KBMemilih Alat KontrasepsiMiom dan Alat Kontrasepsi