ASI Tekan Risiko Kematian Bayi

 

Tak hanya membuat proses menyusui eksklusif lebih lancar, tapi menyusui sedini mungkin juga menurunkan risiko kematian bayi

Proses menyusu memang alami. Buktinya, letakkan bayi setelah lahir di dada ibunya, maka kurang lebih 30 menit  kemudian ia akan menemukan puting payudara sang ibu dan mengisapnya. Syaratnya, kondisi bayi normal dan belum dimandikan.

Pemberian ASI sedini mungkin ternyata banyak manfaatnya, bukan saja bagi bayi tetapi juga ibunya. Penelitian  di Kintampo Health Research Centre, Ghana, maupun  di Abu Homos, Mesir, menunjukkan bahwa pemberian ASI sedini mungkin setelah bayi lahir dapat menurunkan risiko kematian bayi.

Cegah kematian bayi. Berbagai penelitian membuktikan bahwa bayi baru lahir yang langsung kontak dengan ibunya untuk menyusui, akan lebih pintar menyusu secara efisien dibandingkan dengan bayi yang sudah dipisahkan dari ibunya  terlebih dulu.  Jadi, tak heran jika kondisi ini memudahkan si bayi untuk lebih lancar  mendapatkan ASI. Artinya, pemberian ASI secara dini juga membantu memperlancar pemberian ASI eksklusif.  

Bukan itu saja.  Penelitian di Ghana terhadap  10.947 bayi yang lahir antara bulan Juli 2003 sampai Juni 2004 menunjukkan risiko kematian bayi dapat dicegah sekitar 22% jika disusui sebelum lewat satu jam pertama usianya. Jika pemberian ASI diberikan terlambat, tapi masih kurang dari 24 jam, maka sekitar 16% risiko kematian bayi juga dapat dicegah.
 
Itu sebabnya, program promosi pemberian ASI di beberapa negara di Afrika tak hanya agar bayi mendapatkan ASI yang eksklusif (ASI saja tanpa tambahan makanan/minuman apa pun sampai bayi berusia 6 bulan), tapi juga menganjurkan pemberian ASI sedini mungkin.  

Diare? No way! Menyusui bayi sedini mungkin juga melindungi bayi dari infeksi penyebab diare.  Kolostrum dari ibu yang keluar pada hari-hari awal menyusui sangat kaya berbagai komponen kekebalan tubuh, termasuk melindungi bayi dari kemungkinan diare.
 
Seperti diketahui, sampai saat ini diare masih merupakan penyebab kematian bayi tertinggi. Sementara pemberian ASI sedini mungkin, akan mencegah infeksi penyebab diare pada usia yang masih sangat dini.  

Kalau bayi sudah telanjur terinfeksi dan mengalami diare, biasanya berisiko mengalami kembali diare beberapa waktu kemudian.  Padahal, dengan pemberian ASI saja, risiko itu dapat dicegah.  Dengan begitu, risiko kematian bayi yang disebabkan diare pun bisa ditekan.

Ibu cepat langsing. Pemberian ASI sedini mungkin tidak hanya melindungi bayi, tapi juga menguntungkan ibu. Isapan bayi pada puting payudara ibu, akan menyebabkan kontraksi di rahim ibu. Tak heran jika ketika bayi mengisap ASI maka perut ibu akan terasa sakit seperti kontraksi.
 
Kontraksi semacam ini menyebabkan pembuluh darah halus yang tadinya terbuka ketika proses persalinan berlangsung, menjadi menyempit dan pulih.  Hal ini membantu menghindarkan ibu dari kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan.  

Bahkan, dengan kontraksi tersebut, rahim yang semula “melar” selama proses kehamilan berlangsung, akan ikut mengecil. Selain itu, seperti diketahui, sebagian ASI dibentuk dari lemak yang sudah ditimbun ibu selama hamil. Jadi, menyusui eksklusif akan membantu ibu untuk segera langsing kembali. Seperti Anda? 


 



Artikel Rekomendasi