Berapa Lama Menyusui?

 

Sebagian besar bunda ingin menyusui bayinya, dan tentu saja hanya sedikit yang berencana  menyusui bayinya hingga usia masuk prasekolah. Pertanyaannya sekarang, berapa lama mereka akan menyusui bayi dan kapan waktu yang tepat untuk berhenti menyusui?

Pertanyaan itu simpel, tapi bersifat pribadi, emosional dan sulit sekali dijawab. Kita semua tahu bahwa kebaikan dari pemberian ASI Eksklusif mulai usia bayi 0-6 bulan, dilanjutkan dengan tetap memberi ASI berserta makanan tambahan hingga usia 2 tahun, adalah yang paling ideal, sudah berlaku umum, dan tanpa perdebatan. Namun,  faktanya, aturan itu tidak serta merta membuat para ibu dengan mudahnya memutuskan berapa lama ia akan menyusui bayinya.  Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan seorang ibu menyusui bayinya.  

Misalnya, faktor budaya.  Secara umum di seluruh dunia, bayi-bayi disusui selama setidaknya 30 minggu atau 6 bulan. Namun, pada suku-suku asli di Afrika, sangat lumrah untuk menyusui anak hingga usia 4 tahun. Tentu ini berbeda dengan kebiasaan ibu-ibu di Perancis yang hanya menyusui hingga 6 minggu. Di Jerman, dari sebuah jejak pendapat yang dibuat situs Majalah Eltern, www.eltern.de, terlihat bahwa sebagian besar ibu di Jerman menyusui anaknya lebih dari 6 bulan.  Jejak pendapat di Jerman itu disambut gembira oleh para aktivis ASI, sebab sebuah penelitian yang mendasari jejak pendapat itu mengungkapkan bahwa waktu menyusui yang panjang, akan memberikan keuntungan maksikmal bagi kesehatan bayi, juga ibunya.

Organisasi kesehatan dunia atau  WHO, secara eksplisit pernah menyarankan pada dunia industri yang berhubungan dengan makanan bayi agar turut mengampanyekan pemberian ASI sebagai makanan alami, hingga usia anak 2 tahun. Namun, masukan untuk tetap menyusui selama 2 tahun tersebut, tidak dipandang mendesak oleh ibu-ibu di banyak negara. Sebab, di atas berbagai manfaat yang akan diberikan melalui pemberian ASI hingga usia bayi 2 tahun, setiap ibu memiliki previledge atau hak istimewa untuk memutuskan pilihan-pilihan terbaik bagi anaknya, maupun bagi dirinya sendiri. (me)

Baca juga:
Dengan ASI, Bayi Kebal Infeksi
ASI Cegah Anak dari Perilaku Sulit
Menyusui Cegah Kehamilan Sundulan
Menyusui, Meningkatkan Kualitas Hidup
Bayi ASI “Kebal” Sakit




 



Artikel Rekomendasi