Hubungan dengan Suami Pasca Kelahirkan Bayi

 

Usia bayi 0-1 bulan

Kondisi Anda… Setelah beberapa hari di rumah sakit, kini Anda pulang ke rumah.  Meski  lelah, tapi Anda merasa excited pada bayi dalam buaian. Psikolog asal Australia Cliff Arnall berujar, inilah awal masa adaptasi kembali hubungan suami-istri. Saat ini bayi akan menyita 90% energi  dan kasih sayang Anda, sehingga relasi suami-isteri harus “menunggu” atau “ditunda”.  Namun, saran Cliff, cobalah tetap berdekatan dan bekerja sama sebagai tim, berbagi tugas dan menjadi supporter satu sama lain.

Kondisi Suami Anda…  Meski hanya menonton Anda merawat bayi, sebetulnya suami tengah berusaha melindungi Anda dan bayi, orang-orang terpenting dalam hidupnya kini. “Menyaksikan bagaimana beratnya Anda melahirkan, membuatnya ingin menolong  Anda, tapi banyak laki-laki tidak tahu bagaimana caranya, ”  ujar Cliff. Jadi, sampaikan pada suami apa yang bisa ia lakukan. Kemungkinan  suami pun akan merasa sedikit tersisih. Karena itu, coba sisakan sedikit waktu Anda sebagai keluarga, dan waktu untuk berduaan.


Usia bayi 1-3


Kondisi Anda… Suami Anda sudah kembali ke ritme kesibukan normalnya, orangtua atau mertua yang berkunjung sudah pulang,  Anda kini sendirian. Cathy O’Neil, penulis buku “Babyproofing Your Mariage” berkata, ada kemungkinan Anda merasa suami tidak memahami betapa sulitnya hari-hari yang Anda jalani saat ini.  Untuk itu Cathy menyarankan,  pastikan suami tetap up date dengan mengirimnya SMS atau BBM di siang hari tentang aktivitas Anda. Dengan begitu, dia paham apa yang musti dilakukan saat pulang ke rumah. Bagi ibu bekerja, kembali bekerja setelah cuti melahirkan selesai akan mendatangkan tekanan dan beban tersendiri. Komunikaskan pada suami konsep 50:50 parenting atau pengasuhan bersama, dan bangun support system yang kuat.  

Kondisi Suami Anda… Andrew G. Marshall, terapis kejiwaan dan penulis  buku “Have The Sex You Want” menulis, kebanyakan pria merasa peran utama mereka sebagai ayah adalah mencari nafkah agar bisa menyejahterakan Anda dan bayi.  Karena keyakinan mereka itu, bisa jadi  Anda merasa kesenangan pribadi Anda bukanlah prioritasnya. Namun coba pahami bahwa itulah yang menjadi “aturan sosial” yang diyakini kaum pria.  Bicarakan untuk menemukan kompromi, jika Anda merasa suami kurang hands on terhadap tugas pengasuhan bayi.


Usia bayi 3-6 bulan

Kondisi Anda… Pada usia ini bayi sudah menemukan ritme tidur lebih tetap sehingga Anda sudah hapal jam-jam malam yang senggang (hore!). Tapi jangan khawatir bila hal tersebut tidak serta merta membuat Anda tertarik berhubungan seks.  Menurut Andrew, butuh 18 bulan untuk mengembalikan hormon-hormon  wanita pascabersalin ke level normal,  sehingga ia kembali tertarik pada sukacita hubungan seksual.  “Anda bisa menikmati hubungan seksual, tapi saat ini bagi kebanyakan ibu baru, kualitas lebih penting daripada kuantitas,” terang Andrew.

Kondisi Suami Anda…
Berbeda dengan Anda, justru saat ini, ketika bayi mulai tidur teratur, kebanyakan  suami memprioritaskan  keintiman fisik yang meredup sejak  beberapa bulan terakhir. Namun jangan khawatir, Andrew menegaskan, bagi pria, keintiman fisik tak musti selalu berupa intercourse. “Berpelukan atau berciuman juga sama penting.  Ini mengingatkan diinya bahwa Anda berdua tetaplah sepasang kekasih, bukan melulu sepasang orangtua.

Usia bayi 6-9 bulan


Kondisi Anda… Pemberian ASI eksklusif selesai, Anda merasa agak bebas dan tidak terlalu “dirantai” pada bayi. Dunia gaul memanggil-manggil, membuat Anda ingin kembali  arisan, reuni, nyalon, ngeteh atau ngopi cantik,  bahkan clubbing.  Inilah momen penting bagi Anda untuk kembali menemukan jati diri sebagai individu, tak hanya “bunda” semata.  Momen ini membantu Anda untuk kembali merasa sebagai wanita seutuhnya, termasuk sebagai kekasih dari suami tersayang.  

Kondisi Suami Anda… Setelah sekian lama “tiarap” akibat kehadiran bayi, saat ini suami ingin kembali dilihat dan diperhatikan seutuhnya sebagai pasangan. “Tapi, dalam realitanya, dia masih bersedia berbagi Anda dengan bayi, kok,” tegas Andrew.  Pada saat inilah, Andrew menyarankan, agar suami-isteri sesekali melakukan kencan atau liburan berdua jauh dari bayi, agar bisa fokus pada pasangan – kecuali ketika membaca SMS/BBM dari babysitter di rumah.

Usia bayi 9-12 bulan

Kondisi Anda… Saat ini Anda sudah lebih cekatan dan  mantap menjalankan peran bunda dan mungkin sudah punya lebih banyak waktu istirahat. Inilah saatnya memprioritaskan kembali hubungan suami-isteri. “Kembali temukan seni merayu, menggoda, dan bercinta,” ujar Andew. Misalnya dengan mengirim SMS mesra, atau ciuman di pagi dan malam hari. Bahasa tubuh semacam itu menunjukan  betapa berharganya Anda bagi satu sama lain.

Kondisi Suami Anda… Meski pun tak diakui, saat ini suami lega sebab Anda kembali memiliki waktu dan memprioritaskan dirinya dalam hidup Anda. Namun ia musti diingatkan bahwa selain bayi dan dirinya, Anda pun butuh me time.  Kekompakan Anda berdua sebagai teamwork, akan terus diuji; bagaimana suami bisa mendukung Anda sebagai pasangan, sebagai ibu, dan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan target-target pribadi.



 



Artikel Rekomendasi