Cerita Ayah: Audy Joinaldy

 

Menjadi seorang pebisnis tentu tak mudah untuk membagi waktu bersama anak. Namun, Audy  Joinaldy (29), S.Pt, M.Sc, MM tetap berusaha membahagiakan anaknya, Jannaisya Aufilia
Joinaldy (4
tahun).

Saya di mata anak…
Sosok pelindung!  Terus terang, saya amat susah untuk marah kepada Naisya. Saya nyaris hampir tidak pernah memarahinya. Kalau bundanya memarahi dia, Naisya akan “lari” ke saya. Hahaha…

 
Gaya pengasuhan saya dalam 3 kata…
Bebas, fleksibel, santai. Saya memang orang yang tidak mau memaksakan sesuatu kepada anak. Meskipun saya memberikan kebebasan kepada anak, tapi Naisya tetap harus memiliki tanggung jawab sejak usia dini. Ini saya ajarkan dan tanamkan kepada Naisya sejak dini, seperti yang dahulu diterapkan oleh kedua orang tua saya kepada saya.
 

Saat bersama Naisya…
Kalau kebetulan istri saya Fitria Amalia (29) sedang tugas ke luar kota –meski pun hanya sesekali-  saya biasanya memanfaatkan waktu untuk pergi ke mal berdua Naisya, membelikan sesuatu yang dia inginkan. Tapi, tak jarang saya dan Naisya hanya menghabiskan waktu bersama di rumah dengan menonton DVD atau bermain iPad, bertukar cerita, serta membacakan cerita untuk dia.


Jika rindu datang…
Laptop, Blackberry, dan smartphone saya akan penuh dengan foto-foto Naisya! Selain menelepon, biasanya saya juga mengobati rasa rindu dengan memandangi foto-foto Naisya. Dan yang paling sering dilakukan adalah mendengarkan kumpulan voice note Naisya yang berupa suara dia menyanyikan berbagai lagu anak-anak.
 

Jika Naisya mengikuti jejak karir…
Terserah Naisya mau menjadi apa nantinya. Yang pasti, saya tidak pernah mau memaksakan keinginan saya. Tapi, kalau ditanya, “Naisya nanti kalau sudah besar mau jadi apa? Jadi pengusaha seperti ayah? Atau, jadi dokter seperti bunda?” Dia selalu menjawab, “Aku mau jadi dokter!” Dan dia memang senang bermain dengan alat-alat kedokteran milik ibunya.

Pengalaman terberat menjadi ayah…
Saya sangat menikmati menjadi seorang ayah. Karena itu, saya tidak pernah merasa berat dalam kondisi apa pun. Ketika harus berjauhan dengan Naisya itu adalah risiko dari pekerjaan yang saya miliki. Bagi saya menjadi seorang ayah adalah anugrah terindah yang saya peroleh di dalam hidup saya.
 

Paling membahagiakan…
Ketika Naisya tersenyum atau tertawa riang! Itulah momen paling membahagiakan bagi saya!

 
Harapan untuk Naisya…
Dalam setiap doa saya, saya selalu meminta agar Naisya selalu taat kepada Allah SWT, hormat dan berbakti kepada kedua orangtua dan berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Terdengar klise memang, tapi itulah harapan saya.


Ingin dikenang sebagai ayah yang…
Mampu membimbing Nasya setiap saat. Seperti apa yang telah orangtua saya lakukan kepada saya dulu. Saya berharap meskipun tidak selalu bisa berada di dekatnya, tetapi ketika saya berada di dekatnya, saya dapat memberikan sesuatu yang akan dia kenang.


Tip untuk ayah super sibuk…
Sebagai seorang pengusaha yang mengelola unit usaha di empat pulau utama Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi), saya banyak sekali menghabiskan waktu di luar rumah. Dengan kesibukan saya seperti ini, saya selalu berusaha untuk bisa berakhir pekan di Jakarta sehingga dapat berkumpul bersama keluarga. Naisya sudah hapal betul kalau saya sudah siap-siap untuk pergi ke luar kota. Biasanya dia akan bertanya, “Ayah mau ke ke mana? Makassar? Atau, Banjarmasin? Kalau ayah pulang kita jalan-jalan, ya…” I’ll always try to spend quality time with her!  Sederhana. Sekadar belanja di supermarket kesukaannya atau nonton film kartun di bioskop. Dan… Eating outside either lunch or dinner is a must when I’m around. Family holiday at least twice a year is also a must!

 



Artikel Rekomendasi