Cerita Ayah - Dipa Andika Nurprasetyo

 

Dipa Andika Nurprasetyo, social media specialist dan pendiri @ID_AyahASI, ayah dari Aikia Gung Xadika(3).

“To be in your children’s memories tomorrow, You have to be in their lives today. “

Anak saya, Ai saya yakini masuk di Generasi C. Selain dia memang lahir di tahun berkembangnya teknologi, saya pun mendorongnya masuk ke dalam Generasi tersebut.

Sebagai pribadi yang sangat mencintai gadget dan teknologi, saya termasuk yang terlalu cepat mengenalkan hal tersebut kepada Ai. Perkenalan pertamanya pada gadget bahkan saat usianya masih di bawah usia 1 tahun. Dua barang pertama yang dikonsumsinya adalah televisi dan ponsel. Hingga akhirnya Ai terbiasa asik bermain sendiri sampai sulit diganggu. Dari sini lalu timbul pertanyaan dari dalam diri saya, benarkah yang sudah saya lakukan? Jawabannya jelas salah.

Saatnya mencoba belajar dari kesalahan, dan mengambil sisi positifnya. Mari kita kembali ke diri kita, dan mengingat apa yang kita lakukan saat kita masih seusia anak kita. Sudah akrabkah kita dengan teknologi? Atau sudah cukup bahagia dengan permainan-permainan tradisional seperti petak umpet, permainan benteng, kasti, Galah Asin, dll. Kalau dulu kita bisa bahagia dengan permainan tradisional anak-anak, mengapa sekarang kita tidak menularkan hal yang sama pada anak-anak? .

Menghadapi Generasi C, saya memiliki kiat tersendiri yang saya sebut dengan 5C untuk Generasi C yang Cerah.

- Cermat
Saya berusaha memilah-milah jenis permainan apa yang memang sesuai dengan usianya. Selanjutnya, adalah pendampingan. Belajar dari pengalaman, saya mencoba memberi informasi mengenai hal-hal yang perlu diketahuinya. Kesalahan terbesar saya dulu adalah “meninggalkannya” ketika selesai “mengenalkannya”.Ini yang membuat anak asik sendiri dan lupa segalanya.

- Cerdas
Saya ingin melihat anak saya tumbuh cerdas tidak hanya melalui teknologi karena saya tahu kecerdasan bisa dimulai dengan berbagai hal. Maka saya biasakan ia tetap bermain bersama teman sebayanya atau bersama saya.

- Ceria
Jangan sampai kesibukan dan rasa lelah membuat saya jadi tak punya waktu untuk anak adalah prinsip saya. Sesingkat apapun waktu yang saya berikan ternyata selalu berhasil menciptakan senyum ceria di wajahnya.Uang bisa dicari, tapi waktu sulit dibeli.

- Cukup
Karena sangat ingin membuat anak senang, orangtua suka lupa berkata “cukup.” Padahal penting memberikan batasan.Kapan harus memulai, dan kapan harus selesai.Sebelum semuanya “basah kuyup” mari berkata “cukup”.

- Cinta
Jika kita memang mencintai keluarga, berikanlah yang terbaik untuknya. Dampingi atas semua hal yang akan ia terima. Cinta akan membawa kita ke titik yang seharusnya.

Tom Robbins,seorang novelist Amerika pernah berkata “It's never too late to have a happy childhood.” Berubah sekarang, karena masa depan cerah sedang menunggunya. Ayah disini untukmu nak…

 



Artikel Rekomendasi