Cerita Ayah - Prabu Revolusi

 

Prabu Revolusi
Pembaca Berita, ayah dari Fauzi Khaleev Putra Revolusi (1 tahun 2 bulan)

Merayu dokter demi mendampingi istri melahirkan
Kemampuan dalam hal public speaking saya rasakan sangat berguna menjelang kelahiran Khaleev. Saat itu karena cairan ketuban istri tercinta, Zee Zee Shahab, sudah mulai habis, maka di minggu ke-36 anak harus segera dilahirkan dan operasi sesar pun dilakukan.

Di tengah kepanikan dan rasa deg-degan, saya pun sibuk ‘merayu’ dokter hingga akhirnya diizinkan untuk masuk ke ruang operasi hingga mengabadikan proses kelahiran jagoan cilik saya lewat video.

Saya ini ayah yang mellow dan romantis…

Jujur saja, saya ini tergolong ayah yang mellow dan romantis, berbanding terbalik dengan istri yang lebih logis dan disiplin. Karena itu setiap hari saya tak pernah absen untuk memeluk dan membisikkan kata “Daddy love you” ke telinga Khaleev. Hal itu saya lakukan agar ia tahu pasti bahwa ayahnya benar-benar menyayanginya.

Daripada sepanjang hidup dia bertanya-tanya “Sebenarnya bokap gue sayang nggak, sih, sama gue?” akibat saya menjadi ayah yang 'jaim'. Saya juga tak malu untuk menjadi konyol di hadapan Khaleev demi melihat tawa riangnya. Menurut saya menjadi seorang ayah itu nggak harus galak atau kaku, it’s okay to be a lovable father!

Tidak posesif terhadap anak…
Satu hal yang saya dan istri sepakati adalah bahwa kami mengurus, mendidik dan membesarkan anak bukan untuk memiliki dia sepenuhnya, tapi karena rasa tanggung jawab sebagai orangtua kepada buah hatinya. Dari situlah ketulusan sebagai orangtua teruji. Saya berjanji kelak anak bebas meraih cita-cita sesuai passion-nya.

Karena saya sudah berjanji dan berkomiten untuk tidak posesif terhadap anak, maka saya sudah siap jika suatu saat ia memilih profesi yang tidak saya sukai sekalipun. Saya dan istri hanya akan memberi fasilitas yang terbaik untuk bekalnya meraih cita-cita.

Ingin menjadi ayah yang keren…
Salah satu mimpi saya adalah menjadi ayah yang keren di mata anak. Maksudnya tak hanya keren dalam segi penampilan, tapi juga memiliki cara bicara yang asyik, tidak kolot, berwawasan luas, selalu up to date dengan perkembangan zaman dan bisa menjadi tempat berbagi baginya kapanpun dibutuhkan. Saya tak ingin kelak Khaleev bercerita bahwa ayah temannya lebih keren daripada ayahnya sendiri, he…he…he.

Larang istri mengirim foto anak…
Jika ayah lainnya mungkin merasa senang saat dikirimi foto kegiatan anaknya sehari-hari, tak begitu dengan saya. Saya yang mellow ini justru dengan tegas meminta istri untuk tak mengirimi foto Khaleev saat saya sedang bekerja.

Bukan karena tak sayang atau kangen, tapi kalau melihat foto Khaleev saya jadi mudah terharu dan ingin segera pulang ke rumah. Daripada sepanjang hari konsentrasi kerja terganggu, lebih baik saya menanyakan keadaan dan kegiatan sehari-hari anak melalui istri tercinta saja.

 



Artikel Rekomendasi