Ajari Anak Kata "Maaf" Itu Bertahap ya Bun!
Pada momen Hari Raya Idulfitri, para orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar akan saling memaafkan. Lalu bagaimana dengan anak yang masih kecil?... read more
Mengasuh anak itu kewajiban bersama suami dan istri. Kadang suami mendadak harus sendirian mengasuh anak saat istri sedang tugas luar kota atau sedang sakit. Tak usah bingung menghadapi anak!
Takut tidak bisa menghadapi anak ? Takut pekerjaan kantor jadi terganggu gara-gara harus mengurusi anak ? Takut ini, takut itu bingung mau bertanya kemana? Bagaimana caranya kita sebagai suami bisa “sementara” mengambil alih tugas itu ?. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan suami untuk tugas mendadak ini ? .
Mau tidak mau kita sebagai suami memang harus berkompromi dengan situasi ini. Aturlah jam kerja kita sehingga bisa menemani anak tidur malam, misalnya. Berdamailah dulu sementara dengan pola rutin kepadatan kerja setiap harinya. Sisihkan dulu waktu buat anak buah hati kita.
Pakailah momen mengasuh anak sendirian ini sebagai saat untuk lebih mendekatkan diri kepada anak. Kalau selama ini kita tidak tahu apa lagu kesukaan anak, kalau selama ini ktia tidak pernah menyiapkan makan malam buat anak, maka saat inilah saat yang tepat untuk mulai “masuk” ke dunia anak kita. Pilihlah kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong jalinan kasih bersama anak lebih erat.
Bicarakanlah menu makanan anak bersama istri. Kebanyakan istri khawatir suaminya tidak bisa meng”handle” hal ini. Tidak ada salah nya kita sebagai suami memahami betul hal ini dan berusaha sekuat tenaga untuk menyiapkan menu makanan anak sesuai dengan kebiasaan makannya sehari-hari.
Jangan ubah pola kehidupan anak kita. Kalau selama ini istri kita sudah mengajari beberapa aturan kepada anak, misalnya tidak boleh terlambat ke sekolah, tidur siang setiap hari, maka teruskanlah kebiasaan disiplin ini saat kita sedang mengasuh anak. Hargailah usaha istri selama ini untuk mendidik anak kita demi kebaikannya kelak. Kompaklah dnegan istri dalam hal ini.
Sadari benar bahwa dukungan dan bantuan ktia untuk ‘sementara” mengasuh anak adalah tanda kasih dan cinta kita kepada keluarga kita. Dengan ikut kompak mengasuh anak, kita bisa belajar memahami bagaimana upaya istri selama ini untuk selalu “menyeimbangkan” kehidupan rumah tangga dan pekerjaannya di kantor.
Takut tidak bisa menghadapi anak ? Takut pekerjaan kantor jadi terganggu gara-gara harus mengurusi anak ? Takut ini, takut itu bingung mau bertanya kemana? Bagaimana caranya kita sebagai suami bisa “sementara” mengambil alih tugas itu ?. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan suami untuk tugas mendadak ini ? .
Mau tidak mau kita sebagai suami memang harus berkompromi dengan situasi ini. Aturlah jam kerja kita sehingga bisa menemani anak tidur malam, misalnya. Berdamailah dulu sementara dengan pola rutin kepadatan kerja setiap harinya. Sisihkan dulu waktu buat anak buah hati kita.
Pakailah momen mengasuh anak sendirian ini sebagai saat untuk lebih mendekatkan diri kepada anak. Kalau selama ini kita tidak tahu apa lagu kesukaan anak, kalau selama ini ktia tidak pernah menyiapkan makan malam buat anak, maka saat inilah saat yang tepat untuk mulai “masuk” ke dunia anak kita. Pilihlah kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong jalinan kasih bersama anak lebih erat.
Bicarakanlah menu makanan anak bersama istri. Kebanyakan istri khawatir suaminya tidak bisa meng”handle” hal ini. Tidak ada salah nya kita sebagai suami memahami betul hal ini dan berusaha sekuat tenaga untuk menyiapkan menu makanan anak sesuai dengan kebiasaan makannya sehari-hari.
Jangan ubah pola kehidupan anak kita. Kalau selama ini istri kita sudah mengajari beberapa aturan kepada anak, misalnya tidak boleh terlambat ke sekolah, tidur siang setiap hari, maka teruskanlah kebiasaan disiplin ini saat kita sedang mengasuh anak. Hargailah usaha istri selama ini untuk mendidik anak kita demi kebaikannya kelak. Kompaklah dnegan istri dalam hal ini.
Sadari benar bahwa dukungan dan bantuan ktia untuk ‘sementara” mengasuh anak adalah tanda kasih dan cinta kita kepada keluarga kita. Dengan ikut kompak mengasuh anak, kita bisa belajar memahami bagaimana upaya istri selama ini untuk selalu “menyeimbangkan” kehidupan rumah tangga dan pekerjaannya di kantor.
