Ibu-Ibu Kompetitif

 

“Anak saya sudah bisa mengingat angka sampai 50, lho,” kata seorang ibu. “ Anak saya lebih hebat lagi. Dia sudah bisa memainkan lagu anak di piano,” ibu lain menambahkan. Perkataan tersebut membuat kuping Anda panas?

Tidak hanya remaja yang mengalami peer pressure, ibu juga! Malu rasanya bila terus-menerus mendengar perkataan ibu-ibu yang membanggakan anaknya yang sudah mampu melakukan ini-itu, sementara anak Anda belum mampu melakukannya dengan baik. Akibatnya, Anda memacu anak agar tidak kalah dengan anak lain dengan segala cara yang sering kali membebaninya.

Padahal, sebagai orangtua, Anda haruslah:
  • Paham bahwa setiap anak itu unik. Merasa kecil hati anak tidak bisa menggambar dengan baik atau tak jago berhitung, Anda bisa melihat kemampuannya yang lain. Dia pasti punya satu kemampuan lebih daripada yang lain.
  • Setiap orang memiliki kekurangan, termasuk Anda. Kekurangan itu dapat menjadi tantangan bagi Anda untuk mengasah bakat anak dan menemukan cara menguatkan sisi lemah balita.
  • Kelak -ketika anak dewasa- pilihan tidak hanya seputar menjadi dokter, insinyur, atau manager di perusahaan berskala internasional. Balita bisa menjadi atlet, pelukis atau berwiraswasta serta terbaik di bidangnya. Yang penting anak bahagia menjalaninya.

Baca juga:
Balita Tumbuh Jadi Anak Bahagia
Cita-Cita Balita
Mengajarkan Balita Membaca, Menulis dan Berhitung

 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more