Kakek-Nenek Ikut Mengasuh

 

Konflik pola asuh yang seringkali terjadi antara orangtua muda dengan kakek-nenek bisa dicegah melalui kompromi dalam suasana komunikasi yang efektif.

Dalam keluarga di Indonesia, figur kakek dan nenek punya ’tempat’ khusus. Itu sebabnya para orangtua muda merasa aman mempercayakan perawatan dan pengasuhan anak di tangan mereka. Tapi, ada sesuatu yang tersembunyi dan bisa muncul menjadi masalah antara kakek-nenek di satu pihak dan orangtua di sisi lain.
  1. Membuat aturan sendiri. Meski sudah dewasa dan berkeluarga, di mata kakek dan nenek, umumnya anak tetap dianggap anak. Keluarga muda ini dipandang belum berpengalaman merawat dan mengasuh anak. Akibatnya orangtua kerap kali tidak bertanya lebih dulu apa saja aturan yang dibuat oleh putra-putri mereka terhadap cucu-cucu yang masih kecil itu. Kakek dan nenek lalu membuat aturan sendiri. Atau, ada juga yang menanyakan aturan yang dibuat oleh anak, namun tidak diterapkan pada sang cucu karena dirasa terlalu rumit dan sulit. Inisiatif membuat aturan sendiri inilah yang rentan memercikkan api konflik antara kakek-nenek dengan anak.
  2. Konflik nilai. Setiap generasi punya pandangan dan cara pengasuhan yang berbeda. Perbedaan nilai-nilai yang diyakini, menjadi latar belakang timbilnya konflik.  Anda yakin dan ingin disiplin dimulai sejak dini. Bagi nenek, disiplin bisa diajarkan kelak bila anak sudah betul-betul paham. Bagi Anda, makan sambil nonton TV itu tidak mengajarkan disiplin. Sedangkan bagi nenek dan kakek, yang penting cucu makan dengan gembira dan kenyang. Soal disiplin untuk tertib makan di meja makan bisa diajarkan kelak, karena kesadaran itu akan tumbuh dengan sendirinya.
  3. Toleransi tanpa batas. Di mata sebagian kakek-nenek, mengasuh cucu merupakan kesempatan menebus kesalahan yang dulu pernah mereka lakukan selama mengasuh putra putri mereka. Ada juga perasaan lebih bebas dalam mengasuh cucu-cucunya, karena tak lagi dibebani tanggung jawab. Sehingga mereka lebih permisif dan memanjakan para cucu yang lucu-lucu dan pintar itu  
Konflik bisa dicegah jangan sampai merebak lewat kompromi dalam suasana komunikasi yang efektif.
  • Santun membicarakan secara terbuka, harapan Anda terhadap kakek-nenek dalam merawat dan menerapkan pola asuh. Jelaskan Anda dan pasangan sudah sepakat tentang cara pengasuhan anak.
  • Hargai pendapat kakek nenek bila ia punya cara pandang yang berbeda dengan Anda. Tapi tegaskan, bahwa Anda punya tujuan mulia dari cara Anda mengasuh anak.
  • Ajak kakek-nenek untuk menambah pengetahuan tentang cara mengasuh anak, misalnya dengan mengajaknya mengikuti seminar  perawatan dan pengasuhan anak, atau membaca majalah dan buku-buku serupa.
  • Ajak kakek dan nenek berbagi peran dalam merawat dan mengasuh anak. Misalnya Anda yang membuat aturan dalam merawat dan mendisiplin balita, sedangkan kakek dan nenek ikut mengawasi penerapannya.
  • Jelaskan pada orangtua bahwa perbedaan pola asuh akan menimbulkan kebingungan pada anak. Penerapan disiplin akan sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
  • Jalin keakraban dengan kakek dan nenek agar tidak terjadi perselisihan. Misalnya dengan mengajaknya makan di luar atau rekreasi.
  • Hindari perselisihan secara terbuka di depan anak.



 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more