Mengasuh Anak Laki-laki dan Perempuan Itu Berbeda

 

Lelaki memang berbeda daripada perempuan, baik biologis, perkembangan motorik dan kognitif, maupun perilaku sosial dan kepribadiannya. Itu sebabnya, anak laki-laki tak bisa dibesarkan sebagai perempuan, begitu sebaliknya.

Namun perbedaan itu indah, seperti yang diungkapkan oleh John Gray dalam bukunya Man Are from Mars and Women Are from Venus. Sama halnya dalam mengasuh antara anak laki-laki dan  perempuan, jadikan perbedaan yang ada sebagai satu hal unik dan
indah, yang akan merangsang kita, para orang tua, untuk terus belajar tentang pola asuh yang tepat bagi mereka.

Anna Surti Ariani, Psi, Psikolog Keluarga dalam Smart Parent Conference Optimizing the Golden Years bersama Ayahbunda dan Frisian Flag di Yogyakarta, Sabtu-Minggu (17-18/7) mengungkapkan, sensitifitas pola asuh dalam perbedaan gender akan berpengaruh pada perkembangan anak. Kurang sensitif atau terlalu sensitif dapat berdampak tidak baik pada psikologis anak. Seperti, ketidaknyamanan perilaku, kebingungan peran gender, kebingungan orientasi seksual, depresi, merasa diperlakukan kurang adil, konsep diri terbatas, kurang fleksibel, kurang empati dan lainnya. Untuk itu, diperlukan sensitifitas orang tua dalam memahami pola asuh yang tepat, sesuai karakter dan sifat gender anak.

Menurut Anna, pola asuh yang sensitif memiliki unsur pikiran yang terbuka, fleksibel, mudah beradaptasi, terampil, ekspresif dan bahagia. Anna menyarankan untuk semua orang tua baik bunda maupun ayah berperan aktif mengasuh anak sesuai setiap tahapan usia perkembangan dan gender anak. Caranya? Temukan jawaban dan ulasan lengkapnya langsung bersama Anna Surti Ariani dalam Smart Parent Conference Optimizing the Golden Years bersama Ayahbunda dan Frisian Flag berikutnya, yang akan hadir di Surabaya!


 

 



Artikel Rekomendasi