Menyalakan Hasrat Bercinta Setelah Bayi Lahir

 

Berbagai kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru terkadang membuat gairah bercinta suami-istri surut. Situasi demikian tentu tak bisa didiamkan. Perlu diupayakan jalan keluarnya..

Makin hari, setelah melahirkan, Anda terlihat makin cantik dan segar. Hasrat suami yang tiba-tiba timbul, dengan cepat bisa hilang ketika suami melihat istrinya seakan tidak mempedulikan isyaratnya.

Anda sendiri bukannya tidak tanggap isyarat yang dilontarkan suami. Hanya belum ingin bermesraan dengan suami. Akhir-akhir ini mungkin Anda merasa mudah letih. Mungkin karena tiap malam aku harus bergadang menunggui bayi yang baru lahir.

Berbagai penghalang


Keengganan itu merupakan hal wajar yang dialami setiap ibu yang baru bersalin. Pada umumnya keengganan untuk berhubungan badan dengan pasangan berkisar antara satu hingga tiga bulan setelah melahirkan. Tentu saja berbagai alasan dikemukakan oleh para ibu yang selayaknya diketahui para suami, yaitu:

Gangguan fisik. Rasa sakit akibat episiotomy atau jahitan di sekitar vagina yang biasa didapat seorang ibu yang melahirkan normal, atau rasa sakit di sekitar jahitan caesar untuk ibu yang melahirkan secara bedah Caesar, biasanya merupakan alasan utama menolak bermesraan dengan suami. Kembali merasa nyaman setelah operasi biasanya baru benar-benar dirasakan setelah si kecil kurang-lebih berusia enam minggu. Namun, perkiraan ini tidak berlaku jika si ibu mengalami komplikasi setelah persalinan.

Kelelahan. Kehadiran bayi baru, selain menyenangkan juga sangat melelahkan. Si bayi membutuhkan banyak sekali perhatian dari kedua orang tuanya. Apalagi, biasanya, bayi-bayi yang masih amat muda ini memiliki jadwal mengkonsumsi ASI satu sampai dua jam sekali. Ini memaksa para ibu untuk bergadang semalaman demi terpenuhinya kebutuhan si buah hati akan ASI.

Ketidakseimbangan hormon. Seorang ibu biasanya mengalami ketidakseimbangan hormon setelah bayi lahir, sebelum kembali pada kondisi hormonal seperti sebelum terjadi kehamilan. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengakibatkan perubahan emosi yang tidak seimbang pula. Para ibu muda ini akan sering merasa kesal, malas, ingin marah, namun juga senang berlebihan. Selain itu, ketidakseimbangan hormon biasanya membuat ibu tidak mudah tanggap secara seksual, sehingga ia kehilangan spontanitas untuk bercinta.

Kecemasan berlebihan. Ibu yang baru melahirkan kerap cemas akan keadaan tubuh yang tidak menarik, cemas akan kurangnya produksi ASI, cemas akan kesehatan si kecil, cemas akan kemungkinan hamil kembali sebelum waktu yang diinginkan, cemas akan kesehatan diri sendiri dan berbagai kecemasan lain yang sulit diungkapkan para ibu ini. Kecemasan-kecemasan ini membuat kondisi emosi ibu tidak stabil. Pada akhirnya, ini menjadi penghalang timbulnya hasrat untuk bercinta.

Butuh pemahaman. Berbagai halangan bagi pasangan yang baru memiliki anak memang seakan menjauhkan jarak antara suami dan istri. Untuk itu dibutuhkan kebesaran hati suami untuk memahami penyebab padamnya hasrat sang istri. Juga, kesabaran untuk menunggu istrinya kembali siap. Namun, para suami tak perlu berkecil hati. Berikut ini beberapa cara yang dapat dicoba untuk mengembalikan kemesraan diantara suami dan istri:

Hindari saling panggil dengan sebutan ayah-ibu. Terkadang panggilan ayah atau ibu saat berdua dapat memadamkan hasrat seorang suami atau istri untuk bercinta. Panggilan ini mengingatkan peran baru sebagai ayah atau ibu. Beban peran baru ini membuat seorang suami atau istri merasa tidak pantas untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peran mereka yang baru. Jadi, sebaiknya tidak diucapkan pada saat-saat intim berdua.

Solusi

Mencari pengasuh bayi. Ada baiknya mencari pengasuh bayi, terutama untuk membantu Anda berdua merawat si kecil di saat kesehatan istri belum kembali prima. Bantuan seorang pengasuh bayi juga dapat mengurangi kelelahan istri. Karena, istri bisa cukup istirahat dalam upaya mengembalikan kondisi fisik. Dengan semakin bugar keadaan fisik istri, niscaya semua penghalang yang merintangi kemesraan dengan pasangan akan lenyap.

Membantu kesibukan istri. Jika pengasuh bayi sulit ditemukan, suami dan istri dapat bersama-sama mengasuh bayil. Misalnya, ketika istri terpaksa harus bergadang karena kewajiban memberikan ASI, maka suami dapat membantu menyendawakan bayil. Kerja sama yang kompak antara suami dan istri dalam menghadapi kerepotan dan kesulitan dapat menebalkan ikatan diantara keduanya. Ketulusan suami membantu meringankan beban istri membawa rasa nyaman yang semakin mendekatkan diri istri secara fisik dan mental pada pasangan.


 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more