Pasangan Romantis Sekaligus Bisnis

 

Anda memiliki hubungan multidimensi dengan pasangan, seperti mitra bisnis? Anda dapat membuat suatu kesepakatan atau komitmen tertulis, baik formal ataupun non formal, agar pengambilan berbagai keputusan penting menjadi lebih gampang

Anda memiliki hubungan multidimensi dengan pasangan, seperti menjadi mitra bisnis? Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Yaitu, pembagian tugas untuk urusan rumah dan mengasuh anak-anak, dan mengikuti kaidah-kaidah bisnis agar usaha  terus berkembang dan sukses. Sebaiknya sebagai mitra bisnis, Anda dapat membuat suatu kesepakatan atau komitmen secara tertulis, baik dalam bentuk formal ataupun non formal, agar  pengambilan berbagai keputusan penting menjadi lebih mudah.

Yang harus disepakati sebelum terlibat dalam kegiatan bisnis adalah;  pembagian tugas, pembagian keuntungan, apa saja yang dilakukan jika terjadi kondisi-kondisi khusus, juga membuat beberapa penyesuaian di rumah. Dengan waktu kerja yang lebih longgar, Anda dapat berbagi tugas sebagai ayah, ibu dan suami-istri dengan nyaman.  Keuntungan berbisnis yang didapat; pertama, dari segi penyesuaian derap kerja, Kita dapat memahami pasangan dengan lebih mudah, lebih cepat dan lebih baik. Kedua, bisnis yang berbasis cinta, kinerja yang baik serta komitmen, maka bisnis akan maju dan sukses. Masih banyak lagi keuntungan lainnya.

Sebagian pasangan suami-istri merasa bisnis bersama adalah cara yang pas untuk selalu bisa berkomunikasi, bisa duduk bareng. Mereka merasa “disatukan” dalam sebuah minat yang sama, melalui kegiatan usaha. “Ketika Anda dengan pasangan merasa terlalu lelah untuk melakukan hubungan intim, terlalu marah untuk membawa pulang bunga atau terlalu depresi dan kesepian untuk peduli kepada orang lain, maka hubungan Anda dengan pasangan ada dalam sebuah masalah yang besar,” jelas Barbara Kennedy, konselor perkawinan di Scottsdale, Amerika. “Saat itulah pasangan suami istri perlu mencari sarana untuk rekonsiliasi pendekatan-pendekatan baru dalam mengasuh anak serta stay connected,” lanjutnya.   

Tetapi bisnis bersama juga rentan masalah. Pertama, sulitnya bersikap professional. Kedua, masalah bisnis terbawa sampai ke rumah, bahkan kamar tidur. Ketiga, hancurnya bisnis besar diikuti dengan terancamnya perkawinan. 

Untuk mengatasinya, terletak pada kemampuan switch dari peran yang satu ke yang lain, yang disebut juggling. “Kuncinya, pasangan seperti ini harus dapat mensortir atau memilah-milah masalah, juga konflik, dengan lebih cepat, dibandingkan pasangan pada umumnya. Jangan pula membawanya hingga ke kamar tidur!” jelas Azriela Jaffe, penulis buku “Honey I Want to
Start My Own Business: A Planning Guide for Couples”.

Selain itu dapat juga menjadwalkan liburan bersama. Mungkin melalui liburan dapat menuntaskan masalah yang tidak terselesaikan. Yang penting, jangan mempertaruhkan perkawinan demi ego apalagi keuntungan bisnis semata!

 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more