12 Cara Menjadi Ibu “Hijau”

 

Bayi memang mungil, namun dia luar biasa ‘konsumtif’. Coba Anda hitung betapa banyak jenis barang yang Anda beli untuknya. Namun, ketika bumi terserang global warming, menjadi eco-mama adalah suatu keniscayaan. Saatnya Bunda menempuh jalur hidup 'hijau' buat bayi.
  1. Popok sekali pakai. Diapers memang praktis, tapi tahukah Anda, tanah di bumi kita ini butuh waktu 200-250 tahun untuk menguraikan popok sekali pakai yang telah menjadi sampah? Masalahnya, popok kain tak juga berarti masalah selesai. Soalnya, mencuci popok kain perlu air, energi listrik, dan bahan-bahan kimia seperti sabun, pewangi, dan pelembut cucian yang juga bisa mencemari tanah dan air. Untungnya, limbah akibat pencucian popok kain hanya 53% dari sampah yang dihasilkan diapers.
  2. ASI is the best. Mari berhitung, dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, berapa bujet Anda untuk membeli susu formula, botol, dot, dan sabun untuk membersihkan botol susu? Berapa banyak sampahnya? Sementara proses produksi susu formula, ternyata membuat bumi kita 'berkorban' lumayan besar. Seekor sapi perah memerlukan 10 ribu meter persegi tanah yang diambil rumputnya. Coba bayangkan bila tanah seluas itu dijadikan hutan lindung untuk menyimpan air tanah dan mengurangi hawa panas yang dihasilkan pemanasan global! Itu belum termasuk industri pengolahan susu formula yang membutuhkan banyak sekali kertas, plastik dan kaleng.
  3. Cukup, boks bekas. Tak ada salahnya belanja second-hand furniture untuk boks bayi, lemari, serta meja tempat mengganti popok. Bukankah semua barang itu hanya digunakan beberapa bulan dan setelahnya Anda mesti membeli perabot yang sesuai dengan usia balita? Yang penting, pilih furniture yang masih baik sehingga tahan lama dan tidak membahayakan balita. Sebelum dipakai, cuci bersih dengan antiseptik untuk memastikannya bebas kuman penyakit. Tak perlu gengsi memakai barang bekas karena tindakan Anda dilandasi tujuan mulia.   
  4. Mainan aman. Tak semua mainan aman buat bayi dan lingkungan. Ada baiknya bila Anda back to basic dengan permainan ‘jadul’ yang terbuat dari kayu. Atau, pilih mainan dari bahan katun organik. Mainan memang harus terbuat dari bahan sealami mungkin karena bayi suka memasukkan sesuatu ke mulut, dan secara tak langsung Anda mengajarkan anak untuk dekat dengan alam. Kelak, kalau ia besar, tak masalah bila menyewa atau membeli mainan second-hand.
  5. Masak. Selain lebih sehat bagi bayi bila Anda mengolah sendiri makanan untuknya, Anda juga bisa sekaligus belajar tentang porsi makanan dan kombinasi makanan bayi yang ideal. Selain itu Anda bisa sekaligus memelihara bumi karena tidak menggunakan makanan siap saji dalam kemasan. Terlebih jika Anda menggunakan sayur lokal dan buah-buahan sesuai musimnya. Karena, jarak transportasinya pasti lebih dekat sehingga emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan pengangkut pun lebih sedikit ketimbang bila Anda membeli sayur dan buah-buahan impor.
  6. Fashion 'hijau'. Pilih baju balitadari bahan yang nyaman dan ramah lingkungan, seperti katun organik yang sudah banyak ditawarkan lewat online shopping. Pilih juga baju produksi penjahit lokal ketimbang busana bermerek buatan luar negeri. Tak ada salahnya menyimpan baju lungsuran si kakak yang masih layak pakai. Bagaimana dengan baju yang tidak terpakai lagi? Sumbangkan kepada panti asuhan atau adakan garage sale.  
  7. Produk perawatan seperlunya. Aneka produk mulai dari bedak, baby oil, baby cream, baby cologne, minyak telon, sampo, sabun, kini bisa didapat dengan mudah. Benarkah bayil membutuhkan semua itu? Jadi, cermatlah memilih produk, karena semakin sedikit produk yang Anda beli, semakin sedikit pula limbah berupa zat kimia yang berpotensi mencemari lingkungan.  
  8. Pembersih alternatif. Kuman memang harus diperangi. Namun, membersihkan rumah tak perlu sampai membuat seluruh sudutnya steril seperti di rumah sakit. Lebih baik lagi bila Anda gunakan bahan pembersih dari bahan alami, misalnya baking soda untuk membersihkan toilet dan bak mandi, dan cuka vinegar yang dicampur air dengan komposisi 1:2  untuk membersihkan semua barang, terutama untuk yang berbahan gelas.
  9. Kamar nyaman. Kamar bayi sebaiknya bersirkulasi udara bagus, jendela lebar sehingga sinar matahari leluasa masuk. Berarti Anda bisa mengirit pemakaian lampu dan AC. Lalu, untuk melindungi bayi dari gangguan nyamuk, gunakan kelambu, tanaman pengusir nyamuk (lavender), atau minyak atsiri ketimbang menyemprotkan obat anti nyamuk. Selain lebih aman digunakan, bahan aerosol pada alat semprotan nyamuk juga bisa merusak lapisan ozon bumi kita.
  10. Smart shopper. Di supermarket, ambil produk keperluan bayi yang ramah lingkungan. Usahakan pula membeli produk dalam kemasan isi ulang, dan dalam jumlah banyak sekaligus. Barang yang dibeli dalam jumlah banyak akan menghasilkan lebih sedikit sampah ketimbang Anda membeli dalam ukuran kecil, apalagi dalam kemasan sachet. Jangan lupa, bawa sendiri tas belanja Anda setiap kali shopping untuk mengurangi sampah plastik.  
  11. Jalan kaki saja. Ketika Anda mesti pergi ke suatu tempat yang letaknya tak jauh dari rumah,  misalnya ke apotek, daripada langsung mengeluarkan mobil dari garasi, usahakan untuk jalan kaki atau naik sepeda saja. Atau kalau memang jaraknya lebih dari 3 kilometer, tak ada salahnya sesekali naik angkutan umum. Dengan mengurangi pemakaian mobil pribadi, Anda telah mengurangi emisi karbondioksida di udara.   
  12. Bertukar barang. Punya sahabat yang juga memiliki bayi? Tak ada salahnya saling bertukar barang-barang bayi, seperti mainan atau aksesori yang sudah bosan dipakai. Pastikan sebelum saling dibarter, barang-barang tersebut sudah dicuci bersih. Selain lebih hemat, Anda juga bisa ikut mengurangi sampah karena tidak mengonsumsi produk baru buatan pabrik.

 



Artikel Rekomendasi