Bunda Bebas Korupsi

 

Pernahkah Anda menghadapi anak Anda yang bertanya tentang korupsi? bagaimana sikap Anda saat menjawabnya? Kini anak balita saja sudah bisa mendefinisikan secara fundamental arti kata korupsi, bahwa itu adalah perbuatan tidak jujur, curang dan tidak baik.

Adalah peran bunda untuk  menanamkan perilaku antikorupsi dalam keluarga. Judhi Kristantini, seorang bunda 2 anak, melembagakan peran ini dalam  gerakan Saya, Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Dibentuk 22 April 2014, “SPAK adalah gerakan milik wanita, para ibu,  termasuk Anda,” ujarnya.

SPAK  tidak hanya bergerak di kota besar, saat ini tengah melebarkan sayap untuk mencari agen antikorupsi di berbagai pelosok Indonesia. Saat ini agen SPAK 235 orang dan tersebar di 13 provinsi. Judhi optimis angka itu akan terus bertambah, sebab menurutnya, perempuan memiliki kemampuan sosial dan kesempatan bersosialisasi yang besar.

Judhi mengutip penelitian KPK di Yogya dan Solo tahun 2012-2013. “Ada fakta bahwa hanya 4% orang tua menerapkan kejujuran pada anaknya. Fakta lain menyebutkan,  dibandingkan figur ayah, figur ibu menjadi tokoh sentral pengajar nilai-nilai moral pada anak. Dengan begitu, cara menerapkan kejujuran harus dimulai dari keluarga dengan melakukan intervensi lewat perempuan, yaitu lewat sosok ibu yang selama ini tidak terlalu tersentuh,” jelas Judhi.

Dalam gerakan SPAK, isu korupsi dianggap sebagai isu moral yang menjadi bagian hidup para ibu untuk melindungi keluarga. Isu korupsi bukan lagi masalah negara dan bangsa, tetapi sudah menjadi masalah di keluarga. Ini karena,  dilatarbelakangi ketidakmengertian, tidak sedikit ibu justeru mengajarkan tindak koruptif. “Korupsi dalam keseharian di rumah misalnya membiarkan anak datang terlambat ke sekolah (korupsi waktu),  memberi hadiah kepada guru atau juri agar  anak menjadi juara  (penyuapan), atau merayu anak dengan hadiah untuk melakukan sesuatu (menyuap).

Pembiasaan korupsi lama-lama dapat mengantarkan seseorang menjadi pelaku tindak pidana korupsi. “Dilatarabelakangi keserakahan, tidak merasa cukup dengan apa yang dimiliki, sehingga mereka memanfaatkan hal-hal yang ada, salah satunya kekuasaan,” jelas Judhi, mengajak kita mengingat sejumlah kasus korupsi di tanah air yang dilakukan sosok ibu; Angelina Sondakh,  Ratu Atut Chosiyah, Miranda Gultom.

Bagi bunda bekerja, agar terhindar dari perilaku koruptif, menurut Judhi adalah menegakkan nilai-nilai antikorupsi secara konsisten lewat perilaku keseharian. “Hal terpenting adalah anak-anak. Sebagai ibu, kita harus memastikan anak-anak kita menikmati rezeki yang bersih dan halal, bukan hasil korupsi. Kedua, kita meninggalkan nama baik untuk anak. Kasihan kalau mereka menanggung malu karena orang tuanya korupsi.”

Bertindak jujur dan menjauhkan diri dari perilaku koruptif yang secara tak sadar dilakoni setiap hari adalah salah satu misi Judhi dan para agen SPAK sekarang dan seterusnya. “Ini investasi buat kita semua. Investasi untuk anak-anak dan keluarga,” tutup Judhi.

(DIN/KAT/ERN)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Kiat Memerah ASI

Ketika kita jauh dari bayi, ASI harus tetap dikeluarkan untuk persediaan bayi Anda jika sewaktu-waktu Anda pergi keluar rumah. Juga, agar produksi ASI tidak berkurang. Berikut kiat memerah ASI... read more