Jika Anak Mengalami Jetlag

 

Saat melakukan travelling dengan balita keluar kota atau bahkan keluar negeri, terkadang balita kaget dengan perbedaan yang ada di rumah. Salah satu diantaranya adalah beda waktu yang mencolok. Berikut cara mengatasinya

Perubahan Waktu. Travelling ke kota atau negara yang memiliki perbedaan waktu mencolok, bisa memengaruhi si balita. Perbedaan 1 jam, Jakarta - Singapura misalnya, tidak besar efeknya. Tapi jika lebih dari 3 jam, semisal Jakarta – Sydney, apalagi sampai 12 jam (Jakarta - San Fransisco) jelas berpengaruh pada jam biologis anak, sehingga rutinitas tidur, terjaga, dan makan akan bergeser.

Perjalanan lintas ekuator membuat anak mengalami jetlag saat kedatangan. Gejalanya: mengantuk, lesu, mual, bingung, sakit kepala, insomnia atau pola tidur tidak teratur, dehidrasi, hilang nafsu makan, dan sensitif.

Jika hal ini Anda biarkan, pola tidur anak bisa kacau yang jika berlanjut akan berpengarh pada kesehatannya. Berikut cara mengatasinya:

  1. Pastikan anak cukup tidur pada malam hari sebelum berangkat.
  2. Cukup minum di pesawat agar tidak dehidrasi.
  3. Ajak dia menggerakkan tubuh dengan senam atau jalan-jalan di kabin agar kakinya tidak bengkak akibat terlalu lama duduk.
  4. Setibanya di tujuan, segera sesuaikan jam biologisnya (juga Anda), seperti jam makan dan tidur, dengan waktu setempat. Ini membantu tubuhnya beradaptasi dengan perubahan waktu.
  5. Berjemur. Terpaan sinar matahari merangsang sel tubuh beradaptasi dengan lingkungan baru. Jam biologis tubuh pun cepat beradaptasi.
  6. Istirahat sebelum beraktivitas. Waktu jeda membuat tubuh cepat beradaptasi.
  7. Ajak anak aktif bergerak untuk merangsang kekebalan tubuh, agar tidak sakit.
  8. Berikan makan sesuai porsinya, usahakan sesuai jadwal makannya. Bila anak terlihat menolak makan, jangan dipaksa. Berikan dalam porsi kecil tetapi sering
Pada awalnya mungkin anak Anda akan mengantuk karena masih kena imbas jetlag. Tapi jika Anda sabar melakukan cara diatas, pasti tidak sulit.

 



Artikel Rekomendasi