Organ Reproduksi Asimetris

 

Idealnya bagian kiri dan kanan tubuh kita simetrsi atau sama ukuran, bentuk, dan struktur. Namun, secara derajat simetrikal, tidak ada manusia yang benar-benar simetris sempurna antara tubuh kanan dengan kirinya. Ketidaksimetrisan bisa timbul akibat faktor bawaan, penyakit, atau cidera, dan pada derajat asimetris tertentu musti diwaspadai sebab bisa mengganggu fungsi dan kerja organ tubuh. Begitu pula pada organ reproduksi.

Dalam proses konsepsi atau pembuahan, organ-organ reproduksi pria dan wanita seharusnya simetris, agar dapat berfungsi dengan baik. Organ reproduksi yang asimetris, pada derajat tertentu dapat mengganggu proses pembuahan dan menyebabkan infertilitas.

Pada Wanita
1. Rahim.
  • Bentuk normal: seperti buah pear dan terletak di panggul, ukuran saat tidak hamil sebesar kacang. Jika rahim dibelah dua, masing-masing potongan seharusnya sama ukuran dan bentuk - seperti kacang dibelah. Bentuk asimetris rahim yang asimetris disebut unicornuate, dan dianggap sebagai kelainan bentuk rahim. Bentuknya tidak seperti buah pear, tetapi mirip pisang. Asimetris lainnya adalah bentuk single horned atau satu tanduk, dialami oleh 65% wanita yang memiliki kelainan bentuk rahim. Pada rahim single horned, sebelah rahim berukuran normal, sebelah lainnya berukuran super kecil sehingga hanya menyembul mirip tanduk.
  • Gejala dan diagnose: tidak ada gejala. Umumnya diketahui saat ibu hamil  melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).
  • Efek terhadap kesuburan: Wanita dengan rahim asimetris masih bisa hamil, tapi berisiko mengalami aborsi spontan, diawali dengan ketuban pecah dini. Penyebabnya, ukuran rahim asimetris tidak bisa mengembang sempurna ketika janin bertumbuh. Wanita dengan rahim asimetris umumnya juga memiliki mulut rahim yang lemah -tidak kuat menahan bayi- sehingga berisiko tinggi bersalin prematur.  Saat hamil, wanita dengan rahim asimetris butuh penanganan khusus guna mencegah aborsi dan prematuritas.
2. Ovum.
  • Bentuk normal: ovum kanan dan kiri sama besar. Bentuk asimetris: salah satu ovum membesar, biasanya disebabkan oleh penyakit seperti Polycystic ovary syndrome (PCOS). Pada wanita dengan PCOS, salah satu ovum bisa membesar 1,5 hingga 3 kali lipat,  akibat kegagalan pematangan sel telur yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Penyebab lain ovum asimetris adalah adanya kista dan miom -tumor jinak- di ovum. Benjolan kista atau miom membuat ovum ikut membesar.
  • Gejala dan pemeriksaan: Gejala PCOS adalah menstruasi tidak teratur, dan kelebihan hormon testosteron ditandai dengan jerawat, kulit berminyak, serta  penambahan berat badan terutama di pinggang. Sedangkan kista dan myom ditandai dengan nyeri menstruasi. Pemeriksaan USG dapat memperlihatkan ovarium asimetris.
  • Efek terhadap kesuburan: Ovum asimetris akan mengurangi kesuburan, hanya bila disebabkan oleh faktor penyakit, yaitu ketika ovum tidak bisa menghasilkan sel telur. Namun, peluang hamil tetap ada, bila ovum satunya normal dan dapat memproduksi sel telur.
Pada pria
1. Skrotum (kantung testis) dan testis.
  • Bentuk normal: sama besar, kanan dan kiri sama tinggi, dan sama warna.
  • Bentuk asimetris: ukuran tidak sama besar, letak tidak sama tinggi, dan warna tidak sama.
  • Perbedaan ukuran skrotum bisa terjadi karena kelainan bawaan -disebut undescended testis. Dalam buku “Scrotal Asymmetry in Man and in Ancient Sculpture”, Chris McManus, penerima nobel bidang medis, menulis, perbedaan ukuran skrotum dianggap normal bila tidak dua kali lipat. Bila perbedaannya dua kali lipat, waspadai adanya penyakit seperti  infeksi, hernia, tumor, dan hydrocele -berkumpulnya cairan di testis atau salurannya.
  • Sebaliknya, beda ukuran juga bisa terjadi karena testis di dalam skrotum menyusut.  Disebut testicular torsion, terjadi karena testis terpelintir sehingga menghambat aliran darah ke testis.
  • Perbedaan tinggi testis terjadi karena salah satu testis tidak turun ke skrotum, melainkan tetap di abdomen.
  • Perbedaan warna -salah satu skrotum berubah warna menjadi lebih merah atau gelap- juga musti diwaspadai karena bisa pertanda masalah.
  • Gejala dan pemeriksaan: asimetris skrotum dan testis dapat diketahui lewat perabaan. Namun diagnosa untuk pengobatan, misalnya pada kasus testicular torsion, harus ditegakkan lewat pemeriksaan USG dan ronsen.
  • Efek terhadap kesuburan: penelitian menunjukkan, 1/3 pasien yang mengalami ukuran testis asimetris hingga dua kali lipat, berisko mengalami penurunan jumlah produksi sperma dan pergerakkan sperma yang kurang lincah. (me)



 



Artikel Rekomendasi

post4

Sariawan Serviks

Sariawan selain muncul di rongga mulut juga bisa hinggap di organ genital yang bisa ganggu kesuburan.... read more